4 • Asupan Semangat dari Kawan

198 30 1
                                    


"Anjay banget 'nih seorang Arditto dinotice asdosnya Wildan." Seperti biasa, sebelum pulang Ditto selalu menghabiskan sisa waktunya di kampus bersama teman-teman tongkrongannya.

Tongkrongan mereka berada di parkiran motor kampus, sesekali di kafe sederhana yang tidak terlalu kekinian. Karena yang terpenting adalah kebersamaan mereka saat bercanda bareng, dan pastinya nyebat bareng.

Di mulai dari Budi, Juan, Faro, Romi, dan beberapa teman cowok satu angkatannya. Lalu juga ada Meira, Wanda, Nina, dan Rachel, tiga cewek yang lebih sering bergabung dengan cowok - cowok. Katanya 'sih lebih nyaman nongkrong sama cowok.

Meira dan Nina, mereka berdua bukan tipikal pick me girl. Tapi, memang keduanya sudah berteman lama dengan beberapa teman cowok seangkatan dan sejurusannya.

Kalau Wanda, dia jadi cewek yang ditunjuk senior buat jadi ketua angkatan para cewek. Jadi, ya harus sering-sering nongkrong sama cowok-cowok si parkiran.

Berbeda dengan Rachel.

"Serius, Alea langsung masuk perangkap Arditto? Gampangan banget jadi cewek." Timpal Rachel yang awalnya asyik merokok secara diam-diam, mendadak gerah karena informasi tersebut.

"Kalo Alea murahan, trus lo apaan sayang?" Goda Juan.

Rachel hanya mendecih, lalu menghampiri Arditto seperti biasa, Arditto yang terlihat biasa saja membuat Rachel mendesis.

"Gimana, lo tertarik tawaran gue yang waktu itu nggak?" Tanya Rachel.

Ditto sedikit mendorong dahi Rachel karena menahan kesal, "Pikirin 'tuh Raka, kurang - kurangin mabok makanya Chel, otak lo jadi tambah halu. Kayak artis kurang prestasi, tapi cari panggung."

"Lagian gue juga nggak ngasih perangkap ke Alea, gue main alus, nggak sinting kayak lo." Lanjut Arditto menatap cewek di hadapannya jengkel.

Rachel membenarkan rambut panjangnya, setelahnya menjatuhkan rokok ke aspal lalu menginjaknya, takut ketahuan bila satpam keliling yang menangkap basah.

"Emang bangga 'sih gue sama Ditto. Mainnya sehat banget, baru kali ini gue liat keseriusan lo sama cewek, Dit." Celetuk Budi.

"Eits, jangan lupa, si berandal ini 'kan anak Ibu, jadi anti banget mainin hati cewek, ya nggak Dit?" Mendengar ocehan Meira membuat Ditto tersenyum kalem.

Arditto merupakan anak semata wayang yang tinggal bersama sang Ibu di rumah sederhana yang letaknya ada di perkampungan warga. Mereka hanya tinggal berdua, jadi Ditto punya prinsip kalau ia harus jaga Ibunya. Begitupun dengan menjaga hati perempuan lainnya.

Sosok Ditto yang kelewat ganteng, nggak mungkin rasanya kalo nggak ada yang kecantol, mulai dari junior sampai senior, bahkan anak SMA pun rela mematahkan harga dirinya untuk menyatakan perasaan sukanya pada Ditto. Baik secara langsung, atau lewat surat dan chat.

Memang tidak Arditto terima, dengan alasan dirinya masih nyaman sendiri. Toh, dengan alasan seperti itu dengan penyampaian yang sopan dan baik, tidak akan menyakiti hati perempuan 'kan? Walau ditolak.

Semua orang di tongkrongan itu pun tau bagaimana kehidupan Ditto. Makanya cukup dibuat kaget oleh rasa tertarik Ditto sebagai lelaki sejati pada cewek serupa Alea. Satu-satunya cewek yang bikin seorang Arditto berubah pada pandangan pertama, walau belum sepenuhnya.

Asisten Dosen | Jisoo x Christian YuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang