5 • Strategi Ngobrol sama Alea

169 32 0
                                    


Kalian pikir strategi itu cuma tercipta untuk pemasaran? Menurut Arditto 'sih, big no. Nyatanya cowok bersurai lumayan gondrong itu berani mendeklarasikan sebuah strategi yang didedikasikan untuk Alea dengan permainan halus.

Kalau Rachel bisa menjadi rubah betina dengan segala kelicikan mendarah daging. Maka Arditto pun juga bisa melangkah santai namun tetap was-was seperti sekarang ini. Katakanlah Ditto rajanya di dalam permaian Mafia.

Setelah kelas selesai, Arditto sempat mendengar bahwa Alea akan mendatangi perpustakaan selagi menunggu Pak Wildan yang tengah rapat bersama para petinggi dan dosen-dosen Fakultas.

Sebuah kebetulan yang membantu Arditto melancarkan strategi 'Ngobrol Bareng sama Alea", nampaknya disetujui oleh Yang Maha Kuasa.

Setelah beberapa menit berjalan menuju perpustakaan, ruangan yang sangat asing baginya ia telusuri dengan langkah pelan namun memaksa kedua netra untuk tetap fokus mendapat target.

Kacamata milik Budi ia ambil secara paksa untuk dipakai, konon katanya kacamata tersebut sangatlah membawa hoki. Maka dari itu Budi selalu memakainya walau kedua mata itu sama sekali tidak bermasalah.

Hoki yang telah Budi dapatkan adalah mendapat IPK baik walau isi otaknya tidak memungkinkan. Bikin teman-teman sekelas berspekulasi bahwa Budi menggunakan jampi - jampi Mbah Dukun.

Tapi sayangnya tidak benar-benar semua temannya berpikir seperti itu. Karena keberuntungan sudah ada yang mengatur.

Arditto kini bagaikan robot yang mendeteksi target sasaran. Sosok Alea yang anggun tengah membaca buku di sudut perpustakaan lantai 2, tepat di bilik ujung bagian buku-buku sastra dan filosofi.

Arditto berjalan tanpa mencurigakan siapa pun akhirnya berdiri di bilik tersebut.

Dilihat Alea membaca buku filosofi dengan keseriusan yang membuatnya semakin, cantik.

Ditto tersenyum memandangnya alih-alih membaca, hingga pada akhirnya ia dibuat kaget oleh dirinya sendiri. Karena saat ia akan berjalan dan berniat duduk di sebelah Alea, dengan segala kesialannya ia menginjak tali sepatunya sendiri.

Bruk

Perpustakaan memang selalu sepi, namun bila ada satu kebisingan akan menghasilkan suara yang sangat menganggu.

Langkah kaki terlapis flat shoes berwarna soft pink membuat detak jantung Arditto nyaris berteriak akan meledak. Ternyata Alea menghampirinya.

"Mas-nya nggak apa?"

Suara pelan yang disengajakan semakin membuatnya terdengar lembut, berbeda jauh dengan suara lantang tegasnya Alea saat berbicara di depan kelas.

"I-iya saya nggak apa."

Ditto berusaha berdiri hingga tangan Alea membantunya, bertengger di lengan cowok itu. Bukan rasa sakit yang mendominasi, tapi malu.

"Oh, kamu?"

Wajah terkejutnya membuat Ditto terpana, lalu tanpa membuang waktu beserta kesempatan strategi 'Ngobrol Bareng sama Alea' pun langsung diimplementasikan.

Asisten Dosen | Jisoo x Christian YuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang