SAD (Prolog)

17 7 1
                                    

"Lantas, bagaimana aku bisa membedakan mereka berdua?" tanya pria tampan itu menunduk menatap sepatunya. Sepertinya masalah ini masalah cukup serius.

"Cukup mudah ..." jawab pria paruh baya itu melipat kedua tangannya didepan dada dengan punggung menyender pada kursi yang ada di cafee tersebut. Lalu melanjutkan perkataanya kembali, "mungkin Rain lebih melakukan untuk mengancammu untuk melukai Arin. Tapi percaya, ia tak akan berani untuk menyakiti Arin. Kau perlu ingat-ingat, mata Arin berwarna biru, sedangkan mata Rain berwarna abu-abu. Disaat Rain sedang marah mata Rain akan berwarna hitam pekat. Kau berhati-hatilah, jangan sampai kau menyakiti Arin karena kau kesal dengan sifat Rain. Sekali saja kau sakiti Arin, ada saya yang akan membalas sakitnya untukmu." Panjang sekali ucapan pria paruh baya itu, ucapan panjang dari pria paruh baya itu hanya dibalas anggukan ragu oleh pemuda tampan didepannya ini.

"Izinkan aku menjaga dan melindungi putrimu," ucap pria tampan itu mantap. Tidak ada sama sekali jiwa keraguan didalam dirinya.

Sab, 16 Jan 20

Setelah Ada DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang