5. Friendship

76 55 38
                                    

Hembus angin mengibaskan gorden kamarku. Terik mentari pagi langsung menyengat wajahku. Aku pun tersadar dari tidur lelap. Lalu duduk untuk mengumpulkan nyawa. Tak sadar kini sudah jam 07.00. Aku rasa aku tidur terlalu nyenyak sehingga kesiangan. Buru buru mandi dan mengambil tas lalu turun ke bawah. Aku lihat tidak ada Emola di meja makan. Bahkan ayah dan ibu sudah selesai sarapan.

“Emola sudah berangkat sekolah Yura, kamu bareng ayah aja.” Jelas ayah.

Buru buru ku teguk segelas susu lalu menyusul ayah yang menuju mobil.

***


“ Bagaimana hari pertama sekolah? Sudah dapat banyak teman?” Ucap ayah membuka obrolan. Ku anggukan kepala sambil tersenyum.

“ Ada cowo yang menarik perhatian kamu gak?” Ledek ayah.

“ Ayah adalah laki laki yang paling menarik perhatian Yura☺️.” Ujar ku.

Andai ayah tahu perasaanku, andai ayah bisa memberiku kasih sayang yang lebih.

Ayah tertawa lebar lalu mengelus kepalaku.

“Yura suka liat ayah senyum.”  Hah? Satu alis Ayah terangkat.

Akhirnya aku sampai di sekolah tepat saat bel masuk berbunyi. Siswa siswi sudah berbaris di lapangan sesuai kelas masing masing. Astaga, bagaimana aku bisa lupa kalau ini hari Senin.

“Yura, cepet !” kata Raya.

Ku taroh tas ku di pinggir lapangan dan berlari ke barisan kelas.

“Topi kamu mana?” Tanya Raya.

Ku periksa kepalaku dan ternyata aku tidak membawa topi.

“Bagi siswa siswi yang merasa atributnya tidak lengkap segera memisahkan diri!” Suara Kepala Sekolah dengan toa.

Raya mencopot topi nya dan memakaikannya padaku.
“Kok dikasih ke aku? Terus kamu gimana?”

“Santai, aku dah biasa dihukum, kebetulan aja hari ini aku bawa topi, biasanya mah enggak.” Raya pun berbaris di barisan siswa yang atributnya tidak lengkap.


***


Setelah upacara selesai
Raya masih berada di barisan dan hormat ke tiang bendera bersama siswa lainnya. Aku dan Astrid menghampirinya.

“Nih.” Ku julurkan sebotol es teh manis yang ku beli di kantin.

“Widih... Seger nih, thanks ya.” Ucap Raya (buru buru meminumnya)

“Ini buat Astrid.” Kujulurkan sebotol es teh manis pada Astrid.

“Jadi aku juga dapet nih.” Kata Astrid

“Raya ini terakhir kalinya ya! Lain kali kamu harus pentingin diri kamu dulu baru orang lain.” Tegasku.

“Kamu kan bukan orang lain Ra.(masih asik meneguk es teh)" Jawab Raya.

Aku gak nyangka Raya segininya sama aku. Padahal kita baru aja kenal. Dia juga belum tau betul bagaiman aku.

“Itu Arkan?” tak sengaja Aku melihat Arkan ada di barisan ini juga.

“Kamu kenal Arkan Ra?” tanya Astrid.

“Bentar ya.” Ku langkahkan kakiku ke tempat dia berdiri. Dari arah yang berlawanan ada Emola yang juga mengarah pada Arkan. Ku julurkan sebotol es teh milikku berbarengan dengan Emola yang membawa sebotol air mineral. Aku dan Emola saling tatap.

Never Regret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang