Happy reading
***
Sampai keesokan paginya, wajah Arlin masih merah. Sebegitu besarnya efek yang ditimbulkan olah Daniel karena semalam.
"Gue—"
Tidak, Arlin tidak membayangkannya. Sama sekali bukan begitu. Tapi, wajahnya sudah kembali memanas.
Gadis itu baru saja sampai di sekolahnya dengan ojek online. Dan sekarang dia berjalan di koridor kelasnya yang berada di lantai tiga.
"Oh my gosh!" pekiknya tertahan.
Nyatanya Arlin tidak bisa untuk tidak membayangkan kembali kejadian kemarin malam.
"Arlin."
Jika saja pundaknya tidak tepuk oleh si pemanggil, ia tidak menyadari jika dialah yang dipanggil.
"Eh, Viola. Kenapa?" tanya Arlin.
Gadis itu — Viola — tersenyum, "Nggak kok. Eh, kemarin gue ada ketemu sama toko kue yang baru buka. Mau ke sama sama gue?" kata Viola sambil merangkul Arlin dengan akrab dan menggiringnya masuk ke kelas.
"Kapan?"
Viola menghentikan langkahnya, lalu menoleh, "Pulang sekolah."
"Tapi kok tumben."
"Why? Kita udah dua tahun sekelas dan nggak pernah jalan bareng, ini tahun terakhir. Gue nggak yakin kita bisa punya waktu kayak gini lagi. Bener, 'kan?"
Arlin meletakan tasnya di kursinya, kemudian menyandarkan tubuhnya di sisi mejanya sendiri dengan ditumpu tangannya di atas mejanya. Ia berdiri menghadap Viola, "Maksudnya, tumben ngajakin gue."
"Curigaan banget sih!" Didorongnya lengan Arlin gemas. Berikutnya Viola mendekatkan tubuhnya pada Arlin. "Kepo aja sama Arlin yang kayaknya suka makan."
"La!" Arlin menarik tangan Viola yang menarik gemas pipinya. "Sakit, njing!"
"Lagian elu juga. Oh iya," Viola membalikan tubuhnya, mengambil tasnya di kursi dua baris dari kursi Arlin. "Nih, ajakin Daniel sekalian juga, ya."
Arlin menerima dua buah undangan berwarna merah muda sebagai warna utamanya bergambar es krim. Kening Arlin berkerut, "Undangan apa? Bukan ulang tahun."
Viola tertawa kecil mendengarnya, "Pesta kecil-kecilan aja, cuma yang seangatan kok. Dateng, ya?"
Mau tak mau Arlin mambalas senyum Viola, "Iya."
"Ikut gue!"
Menit berikutnya, tangan Arlin yang masih memegang kedua undangan dari Viola itu langsung ditarik oleh Daniel secara tiba-tiba.
"E-eh?! Arlin!"
Bukan hanya Arlin saja yang kaget tangannya tiba-tiba diseret oleh Daniel keluar kelas. Tapi juga Viola dan teman sekelas mereka yang beberapa berada di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI, BOY! [END]
Teen Fiction⚠YOUNG ADULT⚠ "Daniel!" Jangan harap laki-laki tampan itu akan menyahut, menoleh pun dia malas. Jika tidak ada urusan dengannya jangan coba-coba memanggilnya. Dan lebih baik jangan berurusan dengannya. Karena itu percuma, hanya membuang waktumu d...