•••
Dahulu kala, bayi yang cantik terlahir di keluarga yang kaya raya.
Sang Ibu sangat mencintai anaknya yang berkulit putih bagai bunga magnolia.
Sang Ibu bahkan bersumpah dan menjanjikannya matahari dan bulan.
Sang Ibu sangat senang ketika anaknya mulai makan.
“Anakku, mulai sekarang Ibu akan menyuapimu, buka mulutmu lebih lebar. Coba buka mulutmu.”
Sang Ibu berlari menghampiri anaknya ketika melihatnya mulai berjalan.
“Anakku, Ibu akan menggendongmu. Ayo cepat naik ke punggungku.”
Sang Ibu melakukan semua yang diperlukan untuk membesarkan anaknya.
Lalu ia berkata, “Anakku yang kucintai, Ibu harus beristirahat. Mulai sekarang, tolong sediakan aku makanan.”
Lalu anak itu berkata, “Ibu, aku tak punya tangan. Tanganku menghilang karena tak pernah digunakan.”
“Kalau begitu anakku, tolong gendong aku. Kakiku sakit.”
Lalu anak itu berkata, “Ibu, aku tak punya kaki. Aku tak pernah menginjak tanah karena kau terus menggendongku. Namun aku memiliki mulut yang sangat besar.”
Kemudian dia membuka mulutnya sangat lebar.
Sang Ibu sangat marah dan membentak, “Setelah kupikirkan, kau bukan anakku yang sempurna. Kau hanya ikan sungut ganda bermulut besar dan tak berguna.”
“Kau adalah kegagalan yang hanya bisa diterima dan tak bisa berikan apapun.”
Sang Ibu membuang anaknya ke laut.
Setelah hari itu, saat cuaca buruk dan angin laut berembus kencang, para pelaut sering mendengar suara tangisan anak itu.
“Ibu. Ibu. Ibu. Apa salahku? Tolong bawa aku kembali. Tolong bawa aku dan kembalilah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng
Short Storyby : korean drama it's okay not be to okay (kim soohyun x seo yee ji)