Bio anak itu singkat. Fotonya juga setengah, atau bahkan sepertiga wajah. Memperlihatkan wajah yang sendu dan rapuh dengan mata sipit. Chinese? Yang jelas aku langsung tertarik sehingga kukirim message.
"Bio dan pic kamu menarik" tulisku. Tidak ada harapan apa-apa sih. Anak seperti itu pasti followernya banyak dan diantara sekian banyak yang chat, sekedar dibaca pun chatku mungkin tidak.
Aku juga sudah melupakannya setelah beberapa hari, sampai sore tadi aku terkejut. Ada message masuk, dari si Not Talkative!
Buru-buru kubuka.
"Thanks" ujarnya singkat. Okay. Kan dia sudah bilang di bio singkatnya: "I am not talkative". Jadi aku juga tidak kaget.
"Bagiku kamu seperti bunga yang indah sekaligus misterius. Indah sekali." Tulisku.
Lama tidak ada jawaban, kemudian notif muncul.
"Thanks."
Aku makin penasaran. Meskipun aku tahu dia tak mungkin mengabulkan permintaanku, aku tetap menulis juga:
"Kalau kamu berbaik hati, kirimkan pic kamu ya... buat aku simpan."
Kubayangkan anak ini galau, antara memenuhi keinginanku atau bertahan tidak membuka identitasnya. Sehingga kulanjutkan...:
"Kalau tidak juga tidak apa-apa."
Duh gembelnya aku. Sampai mengemis-ngemis begitu. Tapi tidak apalah. Sebentar juga dia akan mengabaikannya, dan aku juga akan menghapus chat ini. Simpel. Dunia ini luas, meskipun dia seperti bunga yang langka, bunga lain banyak yang lebih menarik....
"Sorry I can't."
Jawabannya seperti yang kuduga, jadi aku tidak kaget.
"Ya." Tulisku singkat. Waktunya delete chat.... Tapi.... tiba-tiba jawaban terakhirnya berubah menjadi deleted.
"Kenapa dihapus?" Aku bertanya.
"Fotomu dulu sini"
"Tar aku kasih"
Hahaa bahasanya kasar banget. Mungkin di keluarganya biasa begitu kali ya. Atau akunya yang kelihatan mengemis, sampai dia besar kepala?
Tapi Okay. Ga masalah. The show must go on...
Kukirim satu pic saat aku kondangan ke walimah sebelum pandemi. Yang tidak pakai masker.
"U?" Aku menagih.
Sepi.
Tik... tik... tik....
Setengah jam tidak dibalas, aku tahu dia tidak menepati janji. Kecewa? Sedikit. Ya, hanya sedikit kecewa, karena untuk perkenalan melalui aplikasi gay, kejadian seperti ini sangat biasa terjadi.
Orang-orang di aplikasi ini memang banyak yang sakit. Aku juga tidak marah kalau dituduh serupa. Tetapi minimal aku berusaha untuk selalu menepati janji dan tidak bohong... makanya aku juga sangat sedikit memberi janji.
Kalau anak ini...?
Sudah berjanji, mengecewakan pula. Lebih mengecewakan lagi karena beberapa saat kemudian ternyata dia mengirimkan foto yang tidak senonoh. Foto perempuan dalam size dan pose yang pasti menyakiti mata semua gay.
Senang sekali dia membuat orang marah.
Sayang, aku tidak mau marah. Kesal iya, marah tidak sampai. Mungkin karena aku sudah tidak berharap di awal, mungkin juga karena kelakuan seperti apapun di aplikasi ini sudah kuanggap lumrah. Wajar.
Jadi ya sudah....
Hanya memperkuat kesimpulanku: aplikasi ini memang sebagian besarnya sampah.
![](https://img.wattpad.com/cover/255438677-288-k940815.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay Nanggung
Short StoryNamanya Faraby, mungkin keturunan Arab mungkin juga tidak. Orang-orang bilang itunya gede dan panjang. Tapi cerita ini lebih banyak berisi dialogku dan Faraby. Meski kadang kubuat cerita untuk latarnya juga, tapi tema sentralnya adalah tentang Farab...