Hapus, Blok

187 2 0
                                        

Bukan kelakuanku. Itu kelakuan beberapa orang di dunia begini.

Namanya E, ngaku tinggal di Bogor. Ngajak ketemuan dan bilangnya "Santai saja, ga usah mikir biaya, asal jangan minta ketemu di Sari Pasific saja."

Yaudah. Oke.

Blablabla ngobrol, ceritanya dia cocok. Ngajak ketemu tapi di tempat yang bisa peluk. Ngajak ke hotel.

"Share cost ya?" Chat dia.

"Ogah. Aku paling ogah keluar uang buat begituan." Jawabku. Emang aku paling engga suka nemuin orang yang bukan mauku, tapi harus keluar biaya.

Lengang. Kututup wa, sibuk yang lain.

Beberapa saat kemudian kubuka lagi... semua pic yang dia kirim lewat wa sudah deleted, chat awal di aplikasi juga tiba-tiba ilang.

Bukan sekali sih ketemu yang begini. Kalau ngomong selangit, giliran masuk ke riil maunya share. Ini masih mending, banyak lagi yang maunya dibayarin. Plus minta ongkos. Padahal bukan alu yang pengen.

Wajar kalau aku jadi makin males meladeni para gay di aplikasi.

Iya, aku juga gay dan aku bikin akun di aplikasi. Tapi aku kan ga pernah buka chat lebih dulu, ngajak kenalan lebih dulu.

Aku cuman menyalurkan sisa energi, iseng, sambil beramal melayani yang perlu teman chat.

Mau pukul rata, menganggap semua gay seperti si Ee, kok gak tega juga. Jadi tiap ada yang ngajak chat ya tetap kujawab baik-baik.

Toh aku juga engga rugi.

Gay NanggungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang