Namanya Latifa, aku sudah kenal dia sejak kecil. Ayah kami berteman dan kami jadinya sering ketemu, sering main bareng.
Singkat cerita pada usia 25, dia 22, kami dijodohkan. Aku mau saja, begitu juga dia. Kami menikah dan kemudian berumah tangga.
Kalau ada yang kurang, itu adalah karena kami belum dikaruniai anak sampai sekarang. Padahal hubungan malam kami baik-baik saja.
Ketika kami anniversary tahun ke-5, aku bertanya ke Latifa, apakah dia tidak ingin mencari laki-laki lain untuk menjadi suaminya? Kalau dia mau, aku akan menceraikannya dan dia bisa menikah dengan laki-laki yang membuatnya punya momongan.
Tapi dia hanya menangis sambil memelukku erat. Tanpa memberi jawaban. Wanita!
Aku pun tidak berani menanyakannya lagi di tahun-tahun berikutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gay Nanggung
Cerita PendekNamanya Faraby, mungkin keturunan Arab mungkin juga tidak. Orang-orang bilang itunya gede dan panjang. Tapi cerita ini lebih banyak berisi dialogku dan Faraby. Meski kadang kubuat cerita untuk latarnya juga, tapi tema sentralnya adalah tentang Farab...