Kantata

27 1 0
                                    

Jangan lupa sambil denger lagunya biar makin menyatu xixixixi.

Jangan lupa sambil denger lagunya biar makin menyatu xixixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

2017
Mei, 19

Be still my heart
Lately its mind is all its own
It would go far and wide
Just to be near you

Tenanglah hatiku
Akhir-akhir ini pikiranku tak terkendali
Ia akan pergi begitu jauh
Hanya demi berada di dekatmu

Lantunan vokal feminim Lea Salonga menyelaraskan suasana romantis ruang café yang berhias cahaya kekuningan disepenghujung mata memandang. Ruangnya penuh oleh cahaya led lantern bergaya klasik. Bergantung di langit-langit, dinding, bahkan di setiap meja. Tempat dan musik yang tepat untuk sepasang manusia yang tengah dipadu romansa. Di dinding café, banyak terdapat lukisan warna langit dari biru terang ke ungu magenta dengan corak yang berbeda-beda.

Even the stars
Shining up bright
I've noticed when you're close to me
Still it remains a mystery

Bahkan bintang-bintang pun
Bersinar sedikit lebih terang
Kusadari itu saat berada di dekatmu
Masih tetap menjadi misteri

Kali ini suara Brad Kane mengalir di telinga para pengunjung, menyambut suara feminim si lawan duet dengan vokal menentramkan hati.

"Kau ingin mencobanya?" Jungkook menyodorkan gelas miliknya, membuat embun air yang berasal dari gelas dingin ikut tergeser menyebar basah disepanjang dorongan gelas. Minuman mereka berbeda, milik Jungkook adalah caramel macchiato sedangkan Em memilih strawberry milk ice.

"Ah, aku terlalu kentara memandangimu, ya?" Tertangkap basah tengah menatap puai tampan dihadapannya yang sedang minum, pipi Em tersipu. Pasti pria itu mengira ia mengiler.

"Coba saja," Jungkook terkekeh dengan tangan yang masih menyodorkan minuman. Meskipun ragu, Em tetap meminum milik Jungkook, melalui sedotan yang sama. Meskipun dalam hati ia mengutuk karena sama saja ia mengakui bahwa ingin mencicipi minuman Jungkook. Padahal, kan sebenarnya tidak begitu. Ia memang ingin mencicipi, tapi bukan minumannya. Melainkan muara tempat Jungkook memasukkan sedotannya.

Birai merahnya menyentuh sedotan Jungkook. Em terlihat sangat jelita malam ini, rambutnya terurai rapi dan sekarang pipinya memerah malu sambil menatap apa saja selain wajah Jungkook dan sejemang, hal itu membuat Jungkook bertarung pikiran di dalam hati. Entah mengapa terbersit suatu pemikiran nakal dalam otaknya. Mengapa itu seperti ciuman tidak langsung?

Ternyata, tidak senakal yang kalian pikirkan. Itu namanya bukan nakal, melainkan manis. Berdebar juga ia melihat Em meneguk miliknya. Maksudnya, minuman miliknya.

Mencecap sesaat rasa liquid kental tersebut, Em memberikan dua ibu jari sambil menyengir lebar. "Aku menyukainya!" Tanpa menyadari pandangan Jungkook masih mengarah ke sedotan itu.

Sedikit bingung dengan Jungkook yang lebih memilih untuk menatap sedotan ketimbang dirinya, Em turut mengarahkan mata ke arah Jungkook memandang. Dan disaat itu pula ia ingin membuang wajah ke tempat sampah di sebelahnya.

Sial, bekas lipstikku menempel di sedotan!

Segera saja, dengan gerakan tergesa Em mengambil sedotan Jungkook dan membuangnya asal lalu mengganti sedotan itu dengan sedotan miliknya sendiri.

Jungkook terpaku dan kembali mengulas tawa, dan sekarang Em semakin ingin menghilang dari penglihatan pria tersebut.

Batin Em mengutuk. Bekas lipstik juga menempel di sedotan miliknya, bahkan lebih parah!

Tanpa ia tahu sebenarnya Jungkook tertawa karena memikirkan hal lain.

Itu makin terasa seperti ciuman tidak langsung karena ada bekas lipstik Em di sedotannya.

Lagi-lagi Em ingin membuang sedotan sialan itu, namun Jungkook segera menahan pergelangan tangannya.

Tangan Jungkook kembali menggeser gelas mendekat kearahnya, membuat embun gelas kembali terbentuk di meja. Mendekatkan kepala ke sedotan, berniat ingin meminum.

Anyone who's seen us
Knows what's goin' on between us
It doesn't take a genius
To read between the lines

Siapapun yang melihat kita
Tahu apa yang terjadi di antara kita
Tak butuh orang jenius
Untuk mengetahui arti yang tersembunyi

Matanya melirik tepat kearah si gadis sambil menyeruput caramel macchiato-nya lewat sedotan Em tanpa rasa jijik. Membuat Em merasa bersalah, malu, dan tersipu disaat yang bersamaan.

"Ini, namanya ciuman tidak langsung."

And it's not just wishful thinking
Or only me who's dreaming
I know what these are symptoms of
We could be in love

Bukan angan penuh harapan belaka
Maupun hanya diriku yang bermimpi

Aku tahu tanda-tanda apa ini
Bisa jadi kita jatuh cinta

"Ciuman langsungnya, setelah kita resmi."

"Ingin resmi sekarang, tidak?" Sambil memangku wajah dengan tangan kiri, kalimat itu muncul begitu saja dari mulut Em. Tak disangka, kalimat yang Jungkook gadang-gadangkan di setiap penghujung malam, justru terlontar asal dari labium sang wanita.

Ia merasa gagal sebagai pria, namun merasa bahagia disaat bersamaan. Bingung juga harus bersikap seperti apa. Harus marahkah karena perannya diambil alih, atau berteriak karena cintanya terbalaskan?

Namun ada satu hal yang ia tahu pasti. Kali ini, tanpa ragu Jungkook meraih tangan lentik Em. Hal yang ia inginkan sejak dua waktu bertemu namun tak terealisasikan. Sekarang, ia mendapatkannya.

Sebuah genggaman tangan.

Dan sejak malam itu, lantunan We Could Be In Love dari Lea Salonga dan Brad Kane telah menyatu menjadi puing dari kisah roman mereka. Menjadi penaut aktivitas dua jemari yang saling menaut manis.

"I think we could be in love, Em..."

Kali ini tak hanya jemari yang bertaut, sepasang birai pun juga telah bertaut sebagai latar lagu cinta disepenghujung ruang gemerlap yang menyelimuti keduanya.

Spring Day isn't Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang