4. Campground

229 97 93
                                    

Demi kamu, aku rela jadi debu. Aku ada untuk kamu, Sha.

***

"Yuk-yuk jangan pada malas, ayo buat tenda sekarang juga!" ujar Rizal. Tak ku sangka ia juga menjadi panitia di perkemahan ini.

"Iya-iya. Sabar odong-odong!" sentak Zahra ketus.

"Eh siapa yang bicara? Ayo maju, dapat hukuman dari saya."

Zahra pun maju dengan memasang muka seperti tak berdosa.

"Zahra ya, oke. Kamu dan dua orang teman kamu harus membuat tenda di depan tenda biru itu. Itu adalah hukuman kalian."

"Lah kok?"

"Ayo cepat!"

Ya gini. Kalau punya teman yang pemalu. Eh maksudnya malu-maluin. Bisa-bisanya di hari pertama kemah bikin teman se timnya dapat hukuman juga.

"Lo sih Ra!" kata Lily geram.

"Ya mana Gue tau kalau si Rizal beneran ngasih hukuman ke gue Ly."

"Udah. Mau gimana lagi. Ayo pindah," kataku melerai mereka.

Kami pun segera berpindah tempat dan memasang tenda di depan tenda biru. Aku lihat ada seseorang yang sedang sibuk di dalam tenda itu. Ya, biarin aja. Nanti lama-lama juga bakal kenal.

"Eh kayaknya ini tenda panitia deh?" ujarku bertanya pada Zahra dan Lily.

"Lo yakin?" Lily antusias.

"Ya iyalah, masak ya iya dong." Aku memutar bola mataku.

"Wow! OMG Diandra! Wkwkwk." Zahra dan Lily tertawa.

"Kok pada ketawa sih?"

"Lo sih Diandra, lucu banget wkwk."

Setelah tertawa tidak jelas kami pun segera membangun tenda dan memasak air. Serta membagi tugas untuk keberlangsungan hidup selama hibernasi, maksudnya kemah.

"Jadi gini, kita sekarang bagi tugas ya?"

"Yess!"

"Zahra, bagian ambil perlengkapan dan bahan makan ke panitia. Soalnya dia yang paling bar-bar diantara kita," kataku serius.

"Jangan ada bar-bar diantara kita," ujar Zahra.

"Hmm. Dasar kang bucin!" Lily menimpali.

"Diandra bagian masak aja. Masakan lo kan enak," kata Lily menunjukku untuk memasak.

"Lily bagian ambil air, sama nemenin Zahra ya?"

"Okedeh."

Kami bertiga pun berpencar menjalankan tugas maisng-masing. Zahra dan Lily pergi ke aula panitia untuk mengambil alat dan perlengkapan masak. Sedangkan aku sudah bersiap untuk memasak makanan untuk mereka.

"Yuk, semangat guys!"

***

"Dimana ya kayunya tadi?" aku mencari kayu yang masih tak kutemukan.

"Nih,"

"Makasih."

"Eh? Udah balik Ra, Ly?" aku menoleh.

Setelah menoleh ragaku kaku. Rupanya yang datang bukan Zahra dan Lily, melainkan Ketua OSIS.

"K-kak Al- Al-"

"Al?"

"Al-Aloevera! ... Ups!"

"Pfft...."

ALOEVERA - DILAVEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang