"Dari sini aku tahu, bahwa sebenarnya aku belum tahu apapun tentangmu."
- Diandra Dyls Alesha"Euy!" sapa Zahra yang sedari tadi memantau aku yang sedang melamun.
"Eyyo! Cewek ambis check!" Lily menimpali.
Aku hanya tersenyum melihat mereka. Iya, memang mereka sahabatku. Tapi aku belum bisa menceritakan segala hal pada mereka.
"Kenapa sih?" Lily angkat bicara.
"Sini cerita sama bunda, biar bunda ajak baku hantam cowok yang berani sakitin princess bunda." Zahra mulai melawak.
"I'm okay," balasku singkat.
"Hmmm." Lily dan Zahra kompak.
"Kenapa? lagi cover lagu ya?" Aku melempar candaan agar situasi tidak menegang.
Tidak ada hujan maupun badai, Vero dan Gino datang. Bukan Zahra namanya kalau tidak berlarian kalang kabut seperti orang gila. Aku dan Lily hanya menatap anggun, melihat langkah demi langkah yang mereka ambil sebelum sampai di tenda kami.
"Welcome!" teriak Zahra dari dalam tenda.
Tak lama setelah teriakan menggelegar Zahra, Vero dan Gino pun sampai di depan tenda.
"Yuk-yuk keluar!" ajak Lily.
Aku, Lily dan Zahra pun keluar.
"Ada apa ya kak?" Lily bertanya tanpa basa-basi kepada VeroGino.
"Nggak ada apa-apa. Ini si Al mau nyamperin doi dia," ujar Gino tertawa.
"Hm?" Vero atau Al hanya menatap dingin candaan Gino.
"Nggak lucu ya?" Gino menghentikan tawanya.
Aku hanya menatap Al-ku sesekali. Ku lihat keadaannya tak sama seperti kemarin, hari ini emosinya benar-benar sangat kuat.
"Lily?" Vero menyebutkan nama gadis itu dengan tenang.
Jleb. Aku hanya bisa tersenyum mendengar nama Lily yang dipanggil, padahal aku ketua grupnya. Lily sangat bahagia, ia segera mengacungkan jarinya.
"Ikut gue!"
Vero pergi, tanpa sepatah kata lagi.
Gino yang melihat tingkah aneh Vero juga masih menyimpan tanda tanya di benaknya. Saat Zahra pergi menemani Lily, Gino langsung menghampiriku.
"Eh kak Gino?" ujarku yang kaget melihatnya.
"Kenapa Vero?"
"Eh, maksudnya kak?"
"Udah, gue udah tau semuanya. Tentang lo sama Vero, gue juga udah tau kali."
"Ehm ...."
"Jadi, kenapa si Vero?"
"Jadi ceritanya .... "
"Oh gitu."
"Al tiba-tiba langsung berdiam seribu bahasa. Kenapa kak?"
"Ya, itu kan privasinya dia. Gue ga bisa ngasih tau lo tanpa izin dari dia."
"Privasi?"
"Iya. Gue cabut dulu."
"Terus Lily tadi di suruh apa?"
"Ntahlah, mungkin diajak ketemu sama Rendy?"
"Ohh gitu ya. Eh tapi Al sama Rendy bukannya ga pernah akur?"
"Pernah, dulu."
Gino pun pergi meninggalkan aku di tenda, dengan beragam spoiler yang dia berikan ke aku.
°°°
"Ngapain kak kita ke sini?" Lily memulai pembicaraan dengan Vero."Tuh, lo dipanggil Rendy."
"Disuruh ngapain kak?"
"Tanya aja, gue males ketemu dia."
"Uhm ... Kak?"
"Hm?"
"Antar, Lily takut." Lily menyatukan jari telunjuknya.
Terpaksa Vero pun mengantar Lily ke tempat geng Falcon.
"Bro, ada si Vero sama Lily." ujar Aldo, salah satu anggota geng Falcon.
"Siapa?" tanya Rendy dingin.
"VERO JIR!" Gio geram.
"Kuy lah baku hantam!"
"Dasar pengecut!" Rendy mengolok-olok Gio dan Aldo yang memanas ketika melihat Vero.
"Hah?" Sahut Gio dan Aldo.
"Lo mau baku hantam di depan cewek? Atas dasar apa? Masa lalu? Ciut mental lo semua!" Rendy melontarkan unek-uneknya tanpa basa-basi.
Seluruh geng Falcon hanya terdiam, otak mereka mencerna baik-baik kalimat Rendy.
Tak lama setelah itu Vero dan Lily sampai di lokasi. Sedangkan Zahra memilih untuk mencari Gino yang menghilang dari pandangannya.
"Welcome, Alvero Baskara!" sahut Gio dan kawan-kawan.
Vero yang melihat aksi Falcon semakin mengerutkan keningnya.
"Wih sahabat lama gue nih!" Rendy menimpali.
"Gue balik ya?" tanya Vero pada Lily. Telinganya sudah panas mendengar sapaan Rendy dkk.
"Please tungguin," ujar Lily memegang tangan Vero.
Rendy yang melihat adegan mesra Vero dan Lily pun sontak menyembunyikan raut muka gregetnya.
"Pacar baru Bro?" tanya Rendy pada Vero.
"Kalau iya kenapa?" sahut Lily yang sudah tidak tahan melihat Vero di olok-olok geng Falcon.
Vero yang melihat reaksi Lily juga kaget. Toh, tidak ada hubungan spesial diantara keduanya.
"Lepas, Ly."
Lily pura-pura tidak mendengar.
"Lepas."
"Lily! Gue bilang lepas!"
"Eh, sorry kak. Lily takut."
Vero pun pergi tanpa sepatah dua kata lagi, meninggalkan Lily sendirian berhadapan dengan Rendy. Kalau bukan permintaan kepala sekolah, ia tidak mau menemui kapten basket, si Rendy.
Masa lalu ada untuk dikenang. Bukan untuk dijadikan balas dendam. Kesalahpahaman di masa silam sudah termakan dalam gelapnya malam. Tak perlu diungkit lagi pada pagi hari saat hilangnya malam.
✧༝┉┉┉┉┉˚*❋ ❋ ❋*˚┉┉┉┉┉༝✧
Hai Aloeveryez! Gimana nih part ... ? UwU nggak nih?
Satu kata untuk Rendy?
Satu kata untuk Vero?
Satu kata untuk Lily?
Vote sama komen dulu yaa, biar aku makin semangat updatenya! ^-^
O iya guys, buat pejuang spoiler jangan lupa follow Instagram @/_betterflyy ya, karena aku bagi-bagi Spoiler gratis di sana wkwk.
Sampai jumpa di next chapter! bye-bye!
Drop perasaan baper, galau, greget kalian di komentar ya!