Chapter 8

116K 5.8K 59
                                    

Unedited

Brandon mengantar Sarah sampai ke apartement Sarah. Di jalan pulang, mereka berdua sibuk memperhatikan mobil yang ada di sekitar mereka.
Takut ada wartawan yang mengikuti mereka dari belakang.

Hari yang Brandon kira akan berjalan dengan mulus semulus wajah Sarah ternyata malah berantakan. Ini semua akibat para wartawan sialan itu. Brandon tidak tahu dari mana para wartawan itu sampai mengetahui pertemuan dia dan Sarah.

"Elo nggak mau masuk dulu?" tanya Sarah memandangi Brandon masih di dalam mobil Brandon.

Brandon menoleh, "Gue nggak bisa. Ada urusan penting yang mesti gue urus dulu" Dia ingin sekali mengatakan iya, tapi ada hal penting yang harus diurusnya terlebih dulu.

Sarah mengangguk mengerti. Sarah pun melepaskan seat belt yang dipakainya kemudian keluar dari mobil Brandon.

Brandon memastikan Sarah masuk ke dalam apartementnya sebelum dia tancap gas pergi dari apartement Sarah.

Ponsel Brandon dari tadi tidak berhenti berbunyi. Tanpa melihat, dia sudah tahu siapa yang menelpon-nya.

Agensi-nya pasti sangat sibuk sekarang. Sibuk mengurus berita soal Brandon dan Sarah tadi.

Tujuan pertama yang dituju Brandon adalah kantor agensinya. Saat memasuki kantor agensinya, Brandon bisa melihat dari dalam mobil para wartawan yang saat ini sedang berada di depan pintu kantor agensinya.

Dia tahu jelas alasan mereka berkumpul di depan agensinya. Untuk apalagi kalau bukan untuk mendapatkan berita atau gosip tentang dirinya.

Para wartawan tersebut belum menyadari kehadiran Brandon. Brandon pun memilih memarkirkan mobilnya di basement.

"Shit. Shit. Shit" umpat Brandon kesal memukul-mukul stir mobilnya.

Brandon bersyukur Sarah tadi memakai baju yang cukup besar sehingga perutnya tidak terlalu terlihat seperti wanita hamil lima bulan. Dia kemudian mengambil Iphonenya dari saku belakang celananya.

Dia tadi berencana untuk masuk ke kantor agensinya lewat pintu yang ada di basement. Tapi para wartawan tersebut ternyata cukup pintar. Mereka sampai menunggunya di basement.

Brandon mulai mencari nomor orang yang sangat ingin di hubunginya saat ini. Orang yang bisa menolongnya pada situasi seperti ini. Begitu mendapat nomor telepon orang tersebut, dengan cepat Brandon menelpon-nya.

Orang yang di hubungi Brandon mengangkat telponnya pada deringan ketiga.

"Lo dimana?" tanya Brandon tanpa basa-basi. Situasi Brandon sekarang sangat terjepit. Dan itu membuatnya was-was.

Kalau ini tidak ada kaitannya dengan Sarah, Brandon sama sekali tidak akan perduli dengan berita yang akan di buat para wartawan dan infoteiment.

Tapi ini Sarah. Bukan wanita lain.

"Gue di studio. Elo ngapain nelpon gue? tumben" ucap Angga dari seberang telepon terdengar kebingungan. Brandon jarang sekali menelpon teman-teman bandnya itu.

Brandon biasanya kalau minta tolong pada bandmate-nya cuma lewat sms dan whatsapp saja. Jadi sudah sewajarnya Angga merasa bingung dengan telepon dari Brandon yang begitu tiba-tiba.

"Gue butuh bantuan lo sekarang" Brandon mendengar Angga sedang mengatakan sesuatu pada seseorang di seberang telepon.

"Elo dimana sekarang?"

"Agensi. Gue di basement. Nanti gue whatsapp elo buat lebih jelasnya. Elo cepat datang kemari" jelas Brandon sambil memperhatikan gerak-gerik para wartawan yang ada di basement.

The Playboy's Baby [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang