Chapter 11

101K 5.2K 39
                                    

Unedited

Apa yang di rencanakan Brandon berjalan sesuai dengan rencananya. Akhirnya tidak lama lagi Sarah akan menjadi miliknya. Brandon tersenyum tipis begitu mengingat kejadian tadi di kantor Sarah.

Dia tahu bahwa Sarah akan menolaknya. Tapi Brandon tahu apa yang akan membuat Sarah menarik kembali keputusan yang sudah dibuatnya. Dia akan membuat Sarah menerimanya.

Begitu Brandon mengatakan bahwa dia akan mengambil hak asuh anak mereka, Sarah langsung mengamuk. Brandon melihat bahwa Sarah mulai sedikit khawatir akan apa yang di bisa dilakukan Brandon.

Strike one !!

Tapi Sarah masih menolak permintaannya itu. Dia berusaha keras mencari alasan dalam memenangkan kasus hak asuhnya itu. Dia yakin Brandon tidak akan menang melawannya. Tapi bukan Brandon namanya jika dia menyerah dengan begitu saja.

Brandon pun melepaskan serangan keduanya. Dan *boom, Sarah lebih goyah lagi dengan alasan kedua Brandon. Brandon beralasan bahwa dia akan memberitahukan kepada mejelis hakim kalau Sarah menolaknya untuk bertanggung jawab. Brandon ingin menikah dengan Sarah karena mengandung anaknya tetapi Sarah tidak mau.

Strike two !!

Pertahanan Sarah mulai runtuh. Tapi bukan Sarah namanya kalau Sarah menyerah begitu saja. Brandon tahu Sarah keras kepala, apalagi di tambah saat ini dia sedang hamil. Emosinya terkadang tidak stabil. Sarah berusaha mencari alasan agar Brandon mau menarik kembali ajakannya itu.

Sarah pikir bahwa Brandon tidak akan rela melepas status bujang-nya.  Bahwa Brandon akan memilih hidupnya yang bebas itu. Dia salah besar.

Akhirnya Brandon mengeluarkan serangan ketiganya. Dia tahu hati Sarah itu lembut. Tidak mungkin dia tidak luluh jika Brandon mengatakan alasan ketiganya. Dan ternyata Brandon benar, hati Sarah melembut. Dia menyetujui pernikahan mereka.

Brandon tersenyum menang dalam hati begitu Sarah menerimanya. Dia tahu pertahan Sarah akan runtuh begitu dia menyebut orang tuanya.

Strike three !!

Brandon melangkahkan kakinya ke studio tempat The Storm, biasa latihan. Dia mulai bersiul dengan kedua tangannya di masukan ke dalam kantung celana. Tanda suasana hatinya sedang senang.

"Barusan aja sebelum elo pergi, muka lo udah kayak di injek sama konteiner. Nah sekarang begitu elo balik, eeh malah kayak baru habis nonton vidio porno aja lo" ledek Angga berjalan menghampiri Brandon.

"Sialan lo, Ga. Vidio porno mah kalah"

"Elo kayaknya happy banget sampe pake siul-siulan segala. Ada apaan sih? kasi tau dong, Brand. Elo jadi sahabat pelit amat" Gerutu Angga, merangkul pundak Brandon, "Elo tadi kemana sih?" Angga masih penasaran, Brandon tidak pernah menjawabnya.

"Gue ketemu seseorang" Balas Brandon tersenyum tipis mengingat pertemuannya tadi dengan Sarah. Mereka berdua pun berjalan ke arah studio.

Sarah. Sarah. Soon, you'll be mine

"Siapa?"

Brandon tersenyum penuh arti menatap Angga, "Pengen tau?" tanya Brandon yang di balas anggukan semangat Angga.

Brandon mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Rahasia"

Angga mendorong wajah Brandon pelan karena merasa tertipu, "A*jing lo, Brand. Ngomong aja, pelit. Penasaran gue. Ayolah Brand. Kita temenan udah lama, sama gue aja elo pelit banget" Angga merengek, tidak tahan.

Brandon menoleh menatap Angga lalu berhenti berjalan. Angga reflex berhenti menghentikan langkah kakinya. Angga lalu menurunkan tangannya yang berada di pundak Brandon kemudian menatap Brandon dengan bingung.

The Playboy's Baby [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang