Chapter 9

111K 5.6K 45
                                    

Unedited

Langit Jakarta terlihat mendung semendung hati Sarah. Sarah sedang berada berada kantornya, mempelajari berkas proyek terbaru perusahannya.

Kemarin merupakan hari yang melelahkan baginya. Kepalanya sampai pusing tujuh keliling karena Brandon. Dia tidak tahu bahwa Brandon adalah vokalis dari grup band, The Storm.

Pantas saja begitu Sarah mendengar suara dari vokalis The Storm, suarnya terdengar tidak asing. Ternyata Brandon.

Sarah meletakan berkas yang di pegangnya di meja, disusul dengan kacamata yang dipakainya. Dia kemudian merebahkan tubuhnya di kursi kerja dan menatap langit-langit.

Tadi, begitu Sarah sampai di kantornya, karyawan-karyawannya memandangingya dengan tatapan penasaran.

Dia tidak mau menikahi Brandon karena hanya dengan alasan bahwa mereka berdua akan memiliki seorang anak dari darah daging mereka sendiri. Apalagi kalau mereka berdua tidak saling mengenal.

Hubungan Sarah dan Dimas tidak seperti hubungan pasangan kekasih pada umumnya. Tapi Sarah merasa sudah nyaman dengan Dimas.

Hubungan mereka adalah hubungan platonik. Mereka berdua memiliki pandangan hidup yang sama dan juga memiliki banyak kesamaan. Dimas dan Sarah memutusakan untuk berpacaran karena mereka berdua saling mengerti antara satu sama lain.

Walaupun Sarah dan Dimas berstatus sebagai sepasang kekasih tetapi mereka berdua tahu dengan benar bahwa mereka berdua tidak saling mencintai. Sarah peduli pada Dimas, begitu pun dengan Dimas. Dimas menyayangi Sarah, begitu pun dengan Sarah. Tapi Sarah tahu bahwa dia tidak mencintai Dimas. Sama halnya dengan Dimas tidak mencintainya.

Masalah pekerjaan dan status hiduplah yang mempersatukan mereka. Semenjak Sarah sibuk dengan perusahannya, dia jarang berhubungan dengan pria. Dimas merupakan anak dari kolega teman Ayahnya. Mereka berdua bertemu pada saat sedang mengatasi proyek secara bersama-sama.

Dimaslah yang menawarkan Sarah untuk berpacaran dengannya. Kata Dimas, Sarah merupakan seorang wanita yang bisa dengan mudahnya mengerti Dimas dan begitu pun dengan Dinas. Menurut Dimas jika mereka mencoba untuk melakukannya, mungkin saja mereka berdua akan benar-benar jatuh cinta.

Sarah sebenarnya mau menolak tapi mendengar alasan Dimas dan mengingat status umurnya yang sudah berada di usia yang sewajarnya  menikah, akhirnya Sarah menyetujuinya.

Mengingat Dimas membuat hati Sarah terasa sakit. Dia sudah menghianati Dimas. Dia sangat menyesal melakukan hal seperti itu pada Dimas. Dia tahu bahwa Dimas tidak akan memaafkannya. Sarah hanya bisa berharap bahwa suatu saat nanti Dimas akan memaafkannya dan hubungan mereka bisa kembali seperti hubungan mereka yang dulu, teman.

Sarah menatap ponselnya dengan memberengut. Brandon baru saja mengirimkannya pesan menanyakan bagaimana kabar Sarah. Sarah tidak membalasnya, dia hanya menatap pesan Brandon itu lekat-lekat.

Mengetahui bahwa Brandon adalah vokalis The Storm sudah membuat Sarah mempertimbangkan ajakan Brandon menikah. Predikat Brandon di Indonesia juga lebih membuat Sarah berpikir dua kali menerima ajakannya itu.

Mendengar bagaimana kehidupan Brandon diluar sana sebelum Sarah bertemu dengan Brandon sudah membuat Sarah lebih yakin akan keputusannya itu. Dia berharap bahwa Brandon bisa menerima keputusannya dengan lapang dada.

Pernikahan tanpa cinta hanya akan membuat orang yang menjalani pernikahan tersebut merasa hidup seperti di neraka. Sarah tidak mau mengalami hal seperti itu.

Bisa-bisa belum setahun menikah gue udah di ceraiin.

************

Sudah dua jam semenjak Brandon mengirim pesan pada Sarah dan sampai sekarang Sarah masih belum membalasnya. Brandon juga sempat beberapa kali menelponnya tetapi tidak di angkat oleh Sarah.

The Playboy's Baby [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang