"raka.. apa aku harus benar-benar ikut?..." Ucap cipta ragu, dia sudah memakai baju yang cukup bagus pemberian raka untuk pertemuan keluarganya.
"Tentu saja... Tidak usah khawatir -..." Ucap Raka lembut sembari menatap cipta, dia mengusap rambut halus 'istri'nya itu lalu mencium keningnya.
Raut kekhawatiran sungguh terlihat jelas dimata cipta meskipun Raka sudah mencoba menenangkannya.
Hari ini Raka mengajak cipta dan anak-anak untuk bertemu keluarga besarnya, kebetulan juga dirumah bapaknya itu ada acara syukuran yang mengundang seluruh kerabat dekat bapaknya, Raka ingin memperkenalkan 'istri'nya ini pada seluruh kerabatnya, agar mereka tahu bahwa dirinya sudah memiliki istri dan juga anak, karena memang waktu itu pernikahannya dengan cipta tidak mengundang siapapun sehingga tidak ada satupun kerabatnya yang tahu.
"aku ada disana bersamamu semuanya akan baik-baik saja, jangan takut, lebih baik sekarang kamu lihat anak-anak apa mereka sudah siap?" Ucap raka lagi, cipta hanya mengangguk menurut meskipun hatinya masih tidak tenang.
Cipta melihat adia dan adilla sedang dipakaikan baju oleh si mbok, sedangkan nata sedang berlari-lari diarea kamar itu, anak pertamanya itu sudah lancar berjalan dan Sekarang memang sangat aktif.
"Mbok makasih..." Ucap nata kearah simbok.
"Iya, nak cipta sama-sama...tapi den nata dari tadi susah sekali mau dipakaikan baju sama mbok... " Ucap si mbok putus asa, dia memang sudah cukup tua dan mungkin sudah tidak sanggup lagi jika mengejar nata yang sedari tadi masih asik lari-larian.
Cipta tersenyum maklum, dia mencoba memanggil nata.
"Nata sini, pakai dulu bajunya, sebentar lagi kita akan pergi sama ayah." Ucap cipta, nata masih saja tidak mendengar, membuat cipta terpaksa memangku anaknya paksa.
"Ndak mau 'ibuuu'... Nata Ndak mau ikuuutt..., Disana banyak olang jahat..." Ucap nata, balita berumur 3 tahun itu beringsut turun dari pangkuan cipta menjauh.
"Sayang... Kan ada ayah sama 'papa' nak..." Ucap cipta, dia menekan kata papa agar anaknya itu kembali menyebut dirinya papa, bukan ibu mau bagaimanapun cipta laki-laki dia merasa tidak pantas jika dipanggil ibu.
Raka suaminya itu selalu mengajarkan nata untuk memanggilnya ibu, begitupun kepada kedua bayinya yang masih berumur 10 bulan, cipta memang sudah melarang raka untuk melakukan itu, tapi suaminya itu sungguh keras kepala.
"Nata.. kemari papa mohon, kita harus cepat nanti ayah marah." Ucap cipta lagi, anaknya itu masih berlarian.
Entah berapa kali cipta membujuk nata, hingga akhirnya mereka bisa berangkat meskipun agak terlambat.
.
.
.
Sesampainya mereka dirumah besar ayah raka begitu banyak mata yang tertuju pada kehadiran cipta juga raka.Cipta mengeratkan gendongan nya pada anaknya adia, adilla digendongan raka sedangkan nata ia tuntun.
Cipta tidak tau harus berkata apalagi, ini juga merupakan kunjungan pertamanya kerumah ayah raka setelah 6 bulan dia menikah dengan raka.
Ayah raka memang merestui mereka, tapi cipta tahu ayah raka sungguh sangat membencinya.
"Pak,.." ucap Raka ketika melihat ayahanya, disampingnya ada seorang wanita cantik dan melihat raka begitu intens.
"Alisya..." Ucap Raka lagi kearah perempuan itu.
"Akhirnya kau datang juga raka." Ucap ayahnya sembari merangkul raka, ayah raka tidak menghiraukan cipta yang ada disebelahnya,bahkan meliriknya pun tidak.
"Raka apa kabar?" Ucap perempuan itu.
"Aku baik.." ucap Raka seadanya.
Sedangkan Cipta semakin menunduk tidak berani setelah melihat interaksi mereka, sebenarnya dia juga ingin menyapa ayah mertuanya dan tidak hanya diam saja seperti orang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
want you (mpreg the series) (ON GOING)
Short Storyini cerita sebelum nya udah dibikin two shoot nya di book aku judulnya "sekali tamat mpreg", tapi karena banyak banget yang pengen cerita ini dibikin panjang lagi, maka author yang baik ini mengabulkan permintaan para readers semua. Jadi cerita in...