IX

682 128 12
                                    

Laju jalan mereka melambat bersamaan dengan suara mesin yang memelan. Mobil Tesla Model X berhenti disamping jalan sebuah sekolah daerah pinggiran. Bagi Gojou ini adalah tempat baru, namun bagi Megumi tempat ini penuh kenangan.

"Aku tidak tahu disini ada sekolah."

"Ya, aku tahu. Tempatnya memang sangat terpelosok, meskipun masih di daerah Tokyo."

Mereka berdua turun bersama dari mobil. Gojou menurunkan sedikit kacamatanya, untuk mengagumi pemandangan asri didepannya, kemudian menggunakannya kembali. Megumi geleng kepala tidak paham, baginya kacamata hitam yang tidak digunakan di tempat yang benar, tidak akan menyiratkan arti keren yang ada malah arti aneh.

Mereka berjalan bersama menuju gerbang sekolah. Disana gerbang itu dijaga oleh satpam kenalan Megumi, setelah menyempatkan mengobrol sebentar, mereka dipersilahkan menuju ruangan staff yang juga sekaligus ruang kepala sekolah.

"Sepertinya Yuuji sangat terkenal ya." Ujar Gojou menurut pembicaraan Megumi dengan satpam tadi.

"Yuuji itu bagus di bidang olahraga. Meskipun dia hanya fokus pada klub basket, tapi dia juga bisa diajak bermain olahraga lain. Anak klub baseball, rugby, dan futsal sering mengajaknya bermain bersama."

"Bagaimana denganmu?"

"Aku hanya ikut saja kemana dia pergi."

Gojou mendekatkan wajahnya pada Megumi, "Hmm.. begitukah?" ia memasang sebuah senyum kecil yang diartikan oleh Megumi sebagai senyuman mengejek.

"Terkadang ikut main juga, karena Yuuji memaksaku."

"Hee, padahal dia anak baru disekolahmu, tapi dia jadi lebih terkenal darimu."

"Aku juga tidak perduli popularitas sih. Justru menurutku itu menjadi daya tarik Yuuji. Semua orang excited melihatnya. Apalagi dia juga gampang bergaul."

Gojou mengangguk paham.

Mereka berdua sudah berada di depan ruangan staff. Megumi sekali lagi menjelaskan urusannya kemari, yaitu untuk bertemu dengan kepala sekolah. Ia sebenarnya tidak tahu apa yang akan dilakukan setelah bertemu kepala sekolah, ia hanya menuruti permintaan Gojou.

Salah seorang asisten guru mengantarkan mereka menuju ruangan pintu kayu besar. Megumi ingat sekali ruangan ini. Ditempat inilah pertama kalinya ia dihukum oleh kepala sekolah, dan tempat pertama kali ia tahu nama Yuuji.

"Fushiguro Megumi?! Lama tidak bertemu!"

Pria perawakan tinggi besar dengan janggut hitam, mendatangi Megumi dan memeluknya. Kacamata hitam yang digunakannya saat ini tidak pernah berubah sejak dulu. Itulah mengapa Megumi selalu aneh melihat orang dengan kacamata hitam. Orang inilah yang membuatnya mempunyai pemikiran itu pertama kali.

"Oh, kau sedang bersama ayahmu?" tanya si kepala sekolah sambil menunjuk Gojou.

"Bukan!" segera ditampik Megumi –tentu saja–.

"Ah iya juga ya. Dia tidak terlihat seperti Toji."

Megumi yang sempat membalas pelukan itu dengan awkward kembali menenangkan diri. "Yaga-sensei, perkenalkan orang ini dosen dikampusku, Gojou Satoru." Perkenalan dua orang pengguna kacamata hitam juga terjadi dengan awkward, menurut pengelihatan Megumi.

Setelahnya, para tamu dipersilahkan duduk. Gojou mulai dengan menjelaskan maksud kedatangannya kemari. Intinya, ia ingin melihat berkas izin masuk sekolah milik Yuuji, untuk sedikit mengetahui tentang asal usulnya.

Megumi tidak yakin apa berkas penting seperti itu bisa diakses semua orang, terutama yang tidak memiliki sangkut paut dengan sekolah dan murid yang bersangkutan. Namun, dihari sebelumnya Gojou bilang ia sudah menyiapkan alasan yang tepat agar bisa mendapat akses berkas itu.

"Hmm.. boleh saja."

Jawaban spontan Yaga-sesnei itu tak pernah dibayangkan Megumi dan Gojou sebelumnya.

"Apa kita boleh melihatnya saat ini?" Megumi memastikan.

"Ya, kenapa tidak boleh? Lagipula aku sudah mengenal Megumi sangat baik, kau juga berteman dengan Yuuji 'kan? Yasudah aku akan menyuruh staff mengambilnya untuk kalian." Kepsek Yaga menggunakan telefon servernya dan menyuruh seseorang di seberang sana.

Megumi dan Gojou saling pandang, bingung dan senang ada diwajah mereka berdua di saat yang bersamaan. Sepertinya alasan yang disiapkan Gojou tidak perlu digunakan.

"Karena kalian sedang ada disini, dan kita sedang membahas Yuuji..- aku ingin mengakui sesuatu."

"Apa itu?"

"Berkas milik Yuuji yang akan kalian lihat setelah ini, adalah barang palsu."

"Huh?!"

"Palsu?"

"Ya..- bahkan semuanya palsu."

Wajah bingung+senang Gojou dan Megumi seketika berubah sepenuhnya bingung. Mereka berdua tahu akan ada yang aneh, tapi tidak memperkirakan bakal se-aneh ini. Yuuji yang sampai 2 minggu lalu mereka anggap baik-baik saja, ternyata sudah menyembunyikan sesuatu sejak 5 tahun lalu. Dan Megumi sama sekali tidak merasakan dan mengetahui apapun.

"Apa yang dipalsukan?" pertanyaan Gojou menyadarkan Megumi dari lamunan syok nya.

"Ijazah SMP, dan semua berkas dari SMA sebelumnya. Aku baru mengetahui pemalsuan itu saat menyiapkan surat kelulusan untuk angkatan kalian."

"Lalu kenapa tidak kau laporkan?!"

Kepsek Yaga mengambil salah satu boneka tangan dimejanya dan menghela nafas panjang. Boneka berbentuk bola basket oranye dengan mata dan bibir, benda yang sama seperti gantungan kunci apartemen Megumi dan Yuuji dulu. Karena memang gantungan kunci itu diberikan oleh sang kepala sekolah.

"Yuuji itu.. sudah memberikan banyak sekali penghargaan atletik pada sekolah. Kompetisi basket se-Tokyo, liga Inter High, ia juga pernah mendapat predikat MVP player di kompetisi terakhirnya sebelum lulus. Akademisnya tidak terlalu buruk, dia juga anak yang baik dan tidak pernah mengacau. Hanya karena kesalahan pada 'cara masuk'nya bukan berarti ia tidak bisa di apresiasi, bukan?"

Jika dipikir lagi, apa yang dikatakan Kepsek Yaga itu ada benarnya. Yuuji termasuk salah satu murid yang dibanggakan se-angkatannya, bersanding dengan Megumi yang pintar dalam bidang akademis, dan Nobara yang ahli di bidang seni. Lagipula Kepsek Yaga juga bukan seseorang yang tega untuk menghancurkan masa depan anak didiknya.

"Mungkin ini memang kesalahan dari staff sekolah, tapi seharusnya aku juga memeriksanya kembali. Tapi pada akhirnya aku tetap menjaga rahasia pemalsuan, hingga hari ini. Megumi kau datang di saat yang tepat. Akhirnya aku bisa tidur nyenyak sambil membayangkan kalian bertiga sukses dimasa depan."

Megumi sejenak merasakan kehangatan menyelimuti dadanya. Ingatannya berputar menunjukkan momen makan malam sebelum hari kelulusan bersama 2 sahabatnya dan Yaga-sensei. Malam sesudah Yaga-sensei mengetahui kepalsuan Yuuji, tapi beliau tetap bersikap sebagai guru sekaligus orang tua bagi mereka bertiga. Sedekat itulah mereka bertiga dengan sang kepala sekolah.


To Be Continued.

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alter Ego [AU!Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang