XV

575 114 32
                                    

"Yuu~ji.."

"Ah!" Gojou dan Megumi terdiam beberapa saat, sambil menunggu yang tua membiasakan pengelihatannya dengan cahaya.

"Oh, kalian temannya Yuuji?"

Suara parau kembali mengucap dan membuka obrolan pertama. Megumi dan Gojou kini dapat melihat jelas wajah sang kakek. Meski nampaknya sedang sakit, namun senyum dibibirnya itu menyiratkan bahwa ia baik-baik saja.

"Ya. Maaf merepotkan anda saat sedang sakit begini. Namaku Fushiguro Megumi, dan ini dosen di kampus kami."

"Gojou Satoru." Gojou memperkenalkan dirinya sendiri. "Terimakasih atas kesediaan anda bertemu dengan kami."

"Tidak perlu sungkan, dan ambilah tempat duduk disana. Aku cuma ingin rebahan dikasur yang seperti ini." Jawabnya, "Bagaimana keadaan anak itu?"

"Yuuji? Dia baik-baik saja."

"Oh begitu ya? Syukurlah dia baik-baik saja." Wasuke menoleh dan mengangguk pada kedua tamunya. Sudah lama sekali sejak ia dapat tamu, terlebih yang berhubungan dengan cucunya.

"Tapi tidak terlalu baik-baik saja." sergah Gojou. Megumi langsung menoleh kaget sambil masih memposisikan kursi didekat kasur itu. Meski sebenarnya tidak tahu apa yang harus dikatakan pada si kakek, kata-kata Gojou barusan terlalu frontal ditelinga. "Dia mengalami beberapa kejadian aneh yang membuatnya syok. Meski dia bilang masih bisa menanganinya." Lanjut Gojou.

Megumi memilih untuk duduk dan diam saja, membiarkan Gojou yang memimpin percakapan sekaligus interogasi halus ini.

"Hmm, kurasa aku tahu maksud 'kejadian aneh' menurutmu itu." jawab sang kakek.

"Jika anda tahu maksudku, kuharap anda berkenan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Yuuji. Karena jujur saja, aku mengalami kebuntuan saat mencari tahu informasinya.. penuh teka-teki."

"Penuh teka-teki."

Kata-kata sang kakek diucapkan bersamaan dengan Gojou.

Seakan sudah saling menemukan benang percakapan. Antara Gojou dan Megumi yang ingin mengetahui sesuatu tentang Yuuji, dan Itadori Wasuke yang menyimpan kebenarannya.

"Kata-kata yang tepat bukanlah 'apa yang terjadi pada Yuuji' namun 'apa yang terjadi pada Sukuna'. Kalau kalian sampai jauh-jauh kesini mendatangiku, berarti kemungkinan besar kalian sudah mengenal Sukuna. Anak itu.. berapa umurnya sekarang?"

"Yuuji barusaja 20 tahun, bulan lalu."

"Oh, begitu ya? Aku tidak ingat tanggalnya sih. Tolong ucapkan selamatku padanya ya, pada Sukuna juga. Kapan dia lulus kuliah?"

Gojou melirik pada Megumi dengan ekspresi yang sarat akan intimidasi.

"Tahun depan?" jawaban Megumi terdengar seperti pertanyaan balik. "..semoga saja." lanjutnya.

"Hoho, sudah hampir selesai ya. Kalau begitu janji Sukuna juga akan segera ditepati."

"Itadori-san, kalau anda tidak berkenan.."

"Ya, aku tidak punya teman cerita lain jadi akan kuceritakan pada kalian. Tentang janji yang ia buat lewat dokter psikiater kenalanku. Ah! Sepertinya aku harus menjelaskannya dari awal. Meskipun aku tidak terlalu suka mengulang masa lalu. Tapi seorang pria itu, selalu ingin mati dengan keren." Wasuke menggerutu sendirinya.

"Sekali lagi maaf merepotkan anda."

"Tak apa. Tapi, dengarkan baik-baik karena ini akan menjadi cerita panjang dan mungkin membosankan." Wasuke menaikkan bagian atas kasurnya, kini ia dapat melihat wajah kedua orang yang sedang ia ajak bicara.

"Cerita ini, akan kumulai dari masa kecil Sukuna. Bocah itu adalah cucu dari putri semata wayangku –Yuuri– yang menikahi laki-laki bermarga Ryoumen. Aku tidak tahu kenapa anakku itu mau dengan si Ryoumen gila itu, padahal dia sangat kasar dan bodoh. Setelah menikah, aku juga baru tahu kalau dia juga seorang pemabuk. Masa kecil Sukuna dibuat sangat menderita karena ayahnya sendiri. Dia bahkan pernah dihukum gantung kelelawar –diikat satu badan dan digantung terbalik di pohon– karena masalah sepele.

Saat mereka sekeluarga mampir kerumahku. Aku bisa melihat luka-luka memar di badan Sukuna. Dan kepribadiannya yang agak galak membuatku tidak bisa mendekatinya kalau bukan tanpa bantuan Yuuri. Dia mudah tersinggung dan marah, tapi pada akhirnya ia luluh karena Yuuri. Mungkin sifat galak itu pengaruh dari ayahnya. Tapi karena dia cucuku, jadi aku tetap menyayanginya.

Saat Sukuna berada di rumahnya sendiri, kurasa dia hanya mendapat kesedihan. Satu-satunya alasan dia betah tinggal adalah untuk ibunya. Jika tidak ada Yuuri, mungkin dia sudah merengek minta tinggal dirumahku.

Tapi, Yuuri itu sangat sensitif. Karena ketidak warasan suaminya, dia jadi depresi dan sering berteriak. Kadang minta tolong, minta maaf, atau minta hal lain yang tidak masuk akal. Kalau bukan Sukuna, tidak ada lagi yang bisa menenangkannya.

Kasihan Sukuna. Dia sering dianiaya ayahnya, tapi ibunya malah menyuruh untuk memaafkannya."

"Trauma." Gojou berujar lirih untuk dirinya sendiri. Otaknya sudah mulai menyimpulkan alasan penyebab kelainan DID yang selalu dipertanyakan Yuuji.

"Kemudian malam hari saat hujan badai, Yuuri ditemukan meninggal oleh Ryoumen gila itu. Kata Ryoumen saat di kantor polisi, mereka mengalami kecelakaan mobil. Namun saat di autopsi, penyebab kematiannya adalah pukulan benda tumpul sebanyak 7 kali di kepala.

Akhirnya kasus itu dibawa ke pengadilan. Saat itu aku mendampingi Sukuna, seharian dia tidak mau bicara dan makan. Bahkan dia menggumam dengan suara aneh, berulang-ulang. Di ruang sidang, si bangsat Ryoumen itu masih sempat memelototi Sukuna dan mengoloknya. Dan yang terjadi setelah itu benar-benar mengerikan."

Lalu, secara perlahan Wasuke menunjuk Megumi.


To Be Continued.

Inikah yang kalian tunggu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inikah yang kalian tunggu?

Alter Ego [AU!Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang