XXII

495 99 27
                                    

"Hai Sukuna." Gojou menyapanya ramah.

"Tumben sekali kau mencariku," Jawabnya lalu menoleh pada Megumi, "Oh ada kau juga. Lama tidak bertemu ya."

Singkat saja, Megumi merasa seperti orang yang sangat diperhatikan Sukuna. Ia hanya menjawab dengan deheman.

"Aku ingin membahas sesuatu denganmu."

"Denganku? Bukan Yuuji?"

"Ya, denganmu. Dengan pemilik asli tubuh ini."

Sukuna mencoba mencerna ucapan Gojou. Otaknya yang sudah lama tidak digunakan dengan cukup baik karena ia tidak memegang alih cahaya, mulai mengalami kekurangan mengolah informasi. Tapi tenang saja, ia tidak se-bodoh itu untuk tidak memahami ucapan Gojou.

Ia mulai tersenyum dan tertawa miris, "Bagaimana kau tahu?"

"Yuuji bilang kalian punya kakek."

"Lalu kau menyelidiki kakekku? Gila!" ia beranjak dari duduknya. Memberikan tepuk tangan 'ejekan' pada Gojou. Kemudian kakinya berjalan melewati Megumi, menuju meja dengan boneka yang tergeletak pasrah. Dia mengambil boneka itu dan melihat sesuatu yang tersembunyi di baliknya, "Kau sudah mengintai kami dengan kamera dan masih belum puas?! Yuuji bahkan belum tahu tentang kamera yang disini tapi kau sudah mengambilnya. Ah sudahlah, selama kau belum mengambil kamera yang di 'atas' itu, kurasa dia bisa mengetahuinya sendiri."

'Sukuna ini cerdik juga rupanya.' batin Megumi.

"Maaf-maaf saja. Aku juga tidak pernah tahu kalau ternyata informasi yang kudapat akan sebesar dan semengejutkan ini." Gojou menuju meja belajar, membuka dan menyalakan laptop Yuuji tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Kau pasang juga disana?"

"Akan segera kuhapus dari sini." Gojou menjawab tanpa menengok sedikitpun.

Atmosfir ruangan yang semula santai dan menyenangkan dengan pembahasan 'tidur bersama' mulai berubah ke arah mencekam dan saling was-was.

"Apa saja yang sudah kalian ketahui?" ia berbisik dari belakang pada Megumi, tepat di telinga kirinya.

Bulu kuduk di tengkuk Megumi seketika meremang, ia berusaha menjawab, "Masa kecilmu, orang tuamu, persidangan itu..-"

"Apa kakek juga bercerita tentang aku yang hampir membunuhnya?"

"...Ya." Megumi menjawab dengan pasti. "Alasan kau pindah ke Tokyo juga Kakek Wasuke ceritakan."

Sukuna menjauh. Ia tatap wajah Megumi lekat-lekat, menunggu wajah datar itu untuk menunjukkan ekspresi lain. Namun Megumi tetaplah menjadi dirinya yang tenang dan bisa menguasai diri.

Sukuna menghela napas kasar, lalu kembali duduk dikasur dengan pose kesukannya. "Jadi, apa yang sebenarnya kau inginkan? Setelah mengetahui kebenaran itu apa kau akan memerasku? Mengancamku? Mengadukanku pada Yuuji?"

"Tidak!" Gojou menoleh dengan cepat, "Untuk apa aku melakukan itu? Justru dengan mengetahui hal ini aku makin bisa memastikan satu hal. Dan.. oi oi, apa yang barusan kudengar itu? 'mengadu pada Yuuji'? Sudah kuduga kau bahkan tak mengatakan dan menunjukkan semua padanya."

"Itu urusan kami."

"Hei hei, kau tidak boleh seperti itu. Sebagai seseorang yang saling berbagi 'tubuh' bukankah kalian harus akur? Kau bahkan masih menutupi sesuatu padanya. Kau membentuk Yuuji agar bisa 'bertahan' 'kan? Maka buatlah dia benar-benar mengerti masalahmu dan mencarikan jalan hidup yang sesuai untukmu!"

"OI! Kalau terlalu banyak bicara aku bisa menumbukmu seperti yang kulakukan pada kameramu loh." Sukuna mulai berdiri dan menarik lengan bajunya keatas, "Atau kau mau tangan kosong saja?"

Alter Ego [AU!Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang