Ayangg-11

256 28 16
                                    

Happy Reading♡
.
.
.
.


"Lo ngapain disini?" tanya Daffa ketus kepada cowok itu.

Cowok itu menatap Daffa datar. "Nih cewek aneh ngapain disini?" Tunjuk cowok itu kepada Letta.

Daffa menoleh kearah Letta dan mendengus pelan saat mendapati Letta diam terpaku.

"Emang kenapa? Dia pacar gue." Daffa merangkul bahu Letta mesra, dan meremasnya pelan. Mencoba menyadarkan cewek itu dari keterdiamannya.

Letta tersentak, ia gelagapan dan menatap Daffa tak mengerti. "Kenalin, ini sepupu gue, Arthur. Arthur, ini pacar gue, Letta."

Arthur mengulurkan tangannya sembari tersenyum penuh arti. "Hallo cewek aneh, kita ketemu lagi."

Letta mengangkat tangannya, ingin membalas uluran tangan Arthur. Namun, tangan Daffa lebih dulu meraih tangan Arthur dan menjabatnya. "Ga usah modus lo anjing."

Daffa menatap Letta kesal. "Lo ketemu cecunguk ini dimana?"

Letta mengedik-ngedipkan matanya. "Di taman."

Arthur tertawa geli. Ia ikut bergabung dengan mereka di sofa. Baru saja Arthur mendaratkan bokongnya di Sofa, protesan Daffa sudah ia dapat.

"Lo duduknya ga usah disitu monyet!"  Daffa berdiri, dan duduk di tengah-tengah Letta dan Arthur.

Lala yang berada di pangkuan Daffa, menatap ketiga remaja itu heran.

"Santai aja kali!" ketus Arthur. Cowok itu nampak kesal dengan kelakuan Daffa yang jauh dari kata ramah.

Sedangkan Letta, ia sesekali melirik Daffa dan Arthur yang sepertinya tidak dalam hubungan yang baik.

"Lo ngapain kesini?" tanya Daffa. Tangan cowok itu sibuk menepuk-nepuk bokong Lala pelan, mencoba menidurkan bayi menggemaskan itu.

Arthur melirik Daffa sekilas. "Gue mau tinggal disini." Daffa langsung melotot dan mengeluarkan protesannya. "Nggak!"

"Dih, lo siapa? Gue udah bilang sama Om Denis kok."

Daffa mengumpat dalam hati. Ayahnya benar-benar menyebalkan.

"Lo kenapa sih?! Demen banget gangguin gue," geram Daffa. Lala yang sudah hampir tertidur, kembali membuka matanya karena kaget. Alhasil bayi itu menangis keras.

"Jangan teriak bego. Lala kaget noh," tegur Letta. Ia mengambil alih Lala dari gendongan Daffa. Lala yang memang sudah sangat mengantuk tidak perotes, dan menikmati tepukan Letta di bokongnya.

Letta memutuskan meninggalkan kedua cowok itu ke kamar Lala.

Daffa menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. "Jangan bilang, lo mau pindah ke sekolah gue."

Arthur tersenyum Smirk. "Sayang banget, tapi dugaan lo benar."

Daffa langsung menerjang Arthur dan menindihnya di atas sofa. "Pergi gak lo?!"

"Minggir goblok! Lo berat." Tangan Arthur berusaha keras mendorong Daffa menjauh. Ia kesulilat bernafas.

Daffa menjambak rambut Arthur ganas. "Gak bakal gue biarin lo tinggal disini. Ini rumah gue!"

Ayangg (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang