Laki-laki yang merupakan sepupu dari Roxe itu, terus mencari keberadaannya sampai ia harus menabrak beberapa pelayan di istana. Suasana istana sedang berduka atas kematian kakaknya ini, Raja Leon adalah kakak kandung dari Victoria Kim dimana Raja Leon salah satu manusia di dalam istana itu. Victoria sudah kehabisan pikiran, ia tidak tahu harus mencari Roxe kemana lagi karena sudah pasrah dan lelah. Tidak bisakah dirinya tidak membentak saudara sepupunya itu? Victoria menyesal sudah membentak Roxe, karena tidak biasa Roxe panik hanya karena buku legenda istana itu. Jadi Victoria sengaja meninggikan nada suara agar Roxe mau mendengarkan perintah. Tapi semua sudah telat, Roxe menghilang dari istana dan kini Victoria tidak mengetahui dimana gadis itu berada.
Mata lelaki itu tertuju ke dalam perpustakaan. Tempat terjadi pertengkaran dengan sepupunya. Hembusan nafas Victoria terasa berat dan terdengar jelas di telinga. Aku tahu ini semua kesalahanku.
Langkah kaki Victoria mulai maju, berjalan masuk ke dalam perpustakaan istana. Luas. Perpustakaan istana sangat luas jika sudah tidak ada buku-buku di dalam sana. Ia berbohong. Semua buku tidak menghilang secara misterius, melainkan perintah dari sang Raja. Sengaja membuang semua buku tanpa sepengetahuan Roxelana dan juga Felicia. Aneh.
" Kak! " Panggil Felicia dari luar perpustakaan. Ia mencari keberadaan lelaki itu-ada yang ingin ia bicarakan. " Aku di dalam sini. " Victoria menyahut panggilan Felicia, sontak gadis itu menoleh ke pintu perpustakaan. Ia masuk ke dalam sambil berjalan perlahan menghampiri sang kakak. " Kau sedang apa? "
Victoria masih berdiri, ia terdiam dengan tatapan kosong. Adik perempuannya khawatir karena tidak ada jawaban. Ia mencari kursi di sana, hal yang bagus jika ia bicarakan sekarang di perpustakaan. Kedua alis Felicia terangkat ketika menemukan benda yang ia cari. Menarik lengan sang kakak agar mau duduk bersama. Felicia sangat antusias begitu lelaki ini sudah duduk di sampingnya, wajah ceria gadis itu tertampil.
" Ada apa? Mengapa kau terlihat bersemangat? " Tanya Victoria dengan wajah datar.
" Phoenix di dalam kandang Zmey, kakak harus melihatnya sekarang juga. " Jawaban Felicia menghasilkan balasan dari Victoria. Lelaki itu terkejut. " Apa kau sedang bercanda? " Felicia menggelengkan kepalanya, ia tahu kalau lelaki ini akan mudah merubah raut wajah menjadi antusias. Pandangan Victoria mengarah ke depan, tapi hanya sekilas. Ia mulai beranjak dari kursi lalu membuka pintu.
Diikuti adik perempuannya. Berlari sambil membuka jubah hitam, lalu memperlambat kecepatan agar ia bisa mengontrol langkah kakinya. Sedikit demi sedikit langkah Victoria diganti dengan lompatan tinggi.
Keluarlah sayap hitam lebat dari punggung Victoria. Ia terbang menuju kandang Zmey yang barusan Felicia katakan tadi di perpustakaan. Indah. Sayap angsa hitam miliknya sangat cantik ketika ia sengaja membuka jubah hitam itu. Victoria mengurangi kibasan sayap itu agar seimbang saat tubuh nya turun menapak tanah. Rambut lelaki itu terkibas angin, ia sambil menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatan apa kandang Zmey sudah terlihat atau belum. Mendaratkan kaki kanannya, kemudian kaki kirinya.
Pandangan pertama yang Victoria lihat adalah semburan api-seperti ada sesuatu di dalam kandang Zmey. Makhluk itu terbangun karena Victoria datang-menyambut lelaki itu dengan semburan api. Lelaki itu tersenyum tipis melihat si peliharaan menyambut kedatangan dirinya. Sudah berapa lama ia tidak melihat kandang peliharaan nya?
Zmey, termasuk makhluk mitologi. Legenda Zmey pasti belum pernah ada yang mengenal nya bukan? Seekor naga berkepala tiga, memiliki kemampuan menyemburkan api untuk melawan musuh. Ia akan terlihat tenang ketika Victoria datang menemui nya-bersama seekor Phoenix di sampingnya.
Victoria membuka kandang Zmey, sayap hitamnya melingkar di pinggang lelaki itu. Hal ini ia lakukan agar Zmey bisa mengetahui kalau itu adalah Victoria. Salah satu kepala naga itu mendekat ke arah Victoria-mencium bau khas tubuh lelaki itu lalu berakhir di wajahnya. Naga itu malah menyemburkan asap ke wajah Victoria dan membuat lelaki itu menutup mata. Sangat nakal. " Kau tidak berubah ternyata, masih sama seperti dulu. " Ia mengusap-usap matanya. Zmey justru memundurkan langkah perlahan kemudian menunduk. Victoria gemas melihat tingkah peliharaan nya itu, bisa mengakui kesalahannya sendiri. " Tidak apa-apa aku hanya bergurau. "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dragon Keepers
Fantasy[ HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] Seperti sebuah permainan. Victoria, memiliki sebuah alasan mengapa dirinya memilih seorang manusia untuk dijadikan anggota peperangan. Hal buruk yang menimpanya, membuat pikiran lelaki itu terus merencanakan kem...