49. End

1.8K 31 59
                                    

"Sara kenapa kau harus ikut? Ini ada masalah penting Sara..." ucap Arga yang tengah mengemudikan mobilnya dengan kesal.

"Kenapa kau terlihat kesal? Bukankah kau selalu senang? Jika aku ikut denganmu?" jawab Sara tidak kalah kesal dan malah rasa curiganya semakin menjadi.

Arga memilih diam dari pada berdebat dengan Sara yang nantinya akan menimbulkan salah paham dan bukan juga maksud Arga ingin berbohong lagi pada Sara, sebab jika lebih banyak yang tau bagaimana?

Ini rahasia Alana. Dan Arga harus menjaga rahasia calon kakak iparnya itu jika sampai terbongkar maka nama Alana akan tercoret lagi dan Arga tidak akan membiarkan itu sampai terjadi.

Sedangkan soal Sara? Jika sampai Sara keceplosan atau bagaimana pun itu akan sulit di atasi.

"Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan kakakku? Jawab saja! YANG JUJUR!" tanya Sara ngegas sambil berkacak pinggang.

"Ya kan kau sudah tau jika Alana adalah calon iparku..." jawab Arga polos karena itu memang kebenarannya.

"Bukan itu! PASTI KAU DAN KAK LANA SALING MENCINTAI KAN?!"

Arga menghentikan mobil nya di pinggir jalan karena kaget ditambah lagi dengan tatapan Arga yang marah.

"Kau pikir aku ini memiliki hubungan dengan Alana?!" tanya Arga marah.

"Iya... Kau tadi bilang kau sangat menderita tanpa kak Lana! Aku juga sering perhatikan akhir akhir ini, kau sangat dekat dengan kak Lana! Lihat saja... Bang Satya, Dia selalu mempermainkan hati kak Lana, Dia penculik tapi bang Satya tidak pernah berpaling dari kak Lana!" jelas Sara sama sama marah.

Arga terdiam, sambil menatap Sara kecewa.

"Aku lebih baik kau bersama kak Kiran dari pada bersama kak Lana!" tambah Sara tegas.

"Karena itu--"

Arga memukul setir mobil dengan kencang membuat Sara menatap Arga ketakutan. Arga yang jarang marah namun sekalinya marah malah sangat menyeramkan.

"Kau ini kenapa berpikiran seperti itu?" tanya Arga se-santai mungkin, "apa kau tau? Aku tidak punya adik perempuan... Dan ketika bersama Alana aku merasa mempunyai adik perempuan. Saat usiaku remaja, aku selalu berpikir ingin mempunyai seorang adik perempuan yang akan membuatku jengkel dan saat bertemu Alana... Seolah-olah, mimpiku menjadi kenyataan... Dan kau berpikir kalau aku selingkuh dengan Alana? Jika sampai Alana mendengar ini dia akan benar benar kecewa padamu,"

"Alana sudah di cap tukang selingkuh... Gara gara Satya dan dia pasti takut dan ketika cap itu hilang dan kau mengatakan itu... Bagaimana perasaan Alana?" tambah Arga lembut membuat Sara terdiam memikirkanya kembali.

"Aku tau tapi tadi di telepon kau--"

"Oke aku jelaskan... Jadi saat Satya memutuskan hubungannya dengan Alana, disitu aku paham... Satya merasa bersalah pada Ardi dan merasa jika dirinya itu penyebab hancurnya kebahagiaan Alana dan Ardi tetapi saat ini kebahagiaan Alana ada pada Satya dan Satya pun sebaliknya. Jadi kita memutuskan untuk menculik Satya__"

"Apa?!" Sara membelalak tak percaya, "jadi penculik di culik sama korbannya dong?" tambah Sara tak percaya, jadi balas dendam Alana terkabulkan.

Jadi dulu Alana pernah berkata jika dirinya akan membelas dendam dengan menculik Satya, dan sekarang? Benar benar kejadian. Padahal Sara kira dulu itu hanya candaan Alana.

"Iya... Jadi sekarang kita harus menyusul mereka agar ikut dengan kita."

Arga kembali memajukan mobilnya.

Sara menatap Arga dengan tatapan bersalah, bagaimanapun Sara ini sudah membuat Arga kecewa bahkan merasa di fitnah.

Alana memegang lengan Arga.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang