Widya yg asik memasak melihat keraha alex dan arka, ia tersenyum tipis. Ia tau jika mereka berdua tengah berbicara serius, bahkan ia juga tau jika mereka sedang berdua. Maka tak ada yg namanya anak dan ayah, mereka akan lebih seperti partner kerja.
"sayang? Ini mau selesai, kamu panggil arka sama alex ya."
"iya ma."
Sasya berjalan menuju ruang tv, ia mengerutkan keningnya.
"kenapa mereka bisik bisik?" gumam sasya.
"arka, kak makanannya udah siap."
"buna? Alka lapel, gendong~~~"
"sini sini, arka laper? Yaudah yuk makan."
"suapin"
"iya sayang, nanti buna suapin."
Sasya pergi ke meja makan dengan arka yg digendongannya, sesekali mereka tertawa bersama.
"cih, manja."
Alex hanya memandang datar kearah mereka, ia tau jika arka akan berubah drastis juka bersama dengan orang lain.
"jangan cemburu"bisik widya.
"apasih ma."
"dih, cemburu kok sama anak sendiri. Gk baik tau lex"
"ma? Blom minum obat ya?"
Seketika widya menoyor kepala anaknya, mulutnya itu loh lebih pedas dari pada cabecaben.
"blom pernah ya di cekokin sama boncabe?"
"ehe...."
Arka hanya bisa menyengir kuda, ia tak bisa lagi melawan mamanya.
"papa pulang"
"buset! Sejak kapan disini lex? Inget rumah ternyata."
Arka memandang datar kearah rendy, ia tau jika papanya itu akan seperti ini.
"loh? Sama mantu juga, wihhh kapan nih jadiannya?"
Sasya hanya tersenyum kikuk, ia tak menyangka jika sosok rendy yg sering muncul di majalah bisnis dengan wajah yg berwibawa akan berbanding terbalik dengan sifatnya saat dirumah.
"pa! Mantumu masib shock gara gara kamu, tuh liat sampe gk kedip matanya."tegur widya.
"mangkanya jangan punya kepribadian ganda."sindir alex.
"ma, mulut anakmu ini loh pedes banget."
"tenang, bentar lagi bakal mama cekokin sama boncabe."
Arka sebal dengan sasya, pasalnya srdari tadi mulutnya sudah ia buka lebar tapi sasya tak kunjung memasukkan makanan kedalam nulutnya.
"buna, Aaaaa"
Sasya akhirnya kembali kekehidupannya, ia tak menyangka jika sedari tadi melamun.
"sayang, maafin papa ya. Pasti kaget, punya papa sifatnya gini."ucap widya.
"eh? Enggak kok ma, sasya gk kaget."
"sok, dasar"sahut alex.
Sasya memandang sengit kearah alex, sedangkan yg dipandang hanya menghendikkan bahu acuhnya.
"sya, alexnya jangan didengerin ya. Emangmulutnya tuh kek cabecabean depan komplek, pedes. "ucap widya dengan memandang sengit alex.
Jika suasana nenjadi seperti ini, nyali alex menciut sudah. Oh ayolah! Alex itu bukannya takut, tapi ia hanya menghormati ibunya saja.
"kenapa lex? Kalah omongan sama mama ya? "goda rendy.
"apaasih pa, alex tuh cuman menghormati mama aja. "
"menghormati? Yakin kamu? Biasanya aja debat gk pernah mau ngalah, halah ngaku aja kalah dari mama"
"nggak pa. "
"halah, bisa aja ngelesnya kek bajai"
"hm, serah. "
Sasya hanya tertawa canggung, ia sedikit takut dengan keluarga yg satu ini. Gimana tidak takut jika anak yg sudah besar dan sang mama beradu argumen, sedangkan sang ayah menjadi tim hore. Seperti, entahlah sasya sudah kehabisa kata kata mrnghadapi keluarga ini.
Tak terasa hari sudah semakin sore, sebenarnya sasya sudah ingin berpamitan sedari tadi. Tapi aoalah daya jika arka selalu ingin didekatnya, dan tak ingin dirinya pulang. Apalagi jika arka menangis sesenggukan, sasya tak tega jika harus melihatnya.
Widya yg melihat sasya gelisah pun akhirnya mengerti, ia mulai menghampiri sasya.
"mau pulang ya? "
"iya ma, udah gelap juga ternyata. "
"yaudah, tapi pulang di anter alex ya. "
"gk usah ma, ngerepotin kak alex nanti. "
"repot apanya, tuh liat dia cuman duduk sambil main game. "
"tapi, arka gimana ma? "
"biar mama ajak ke halaman belakang, nanti kamu sama alex langsung pulang aja"
Setiap anak pasti akan selalu diperlakukan seprrti ini bukan? Mengalihkan perhatiannya supaya tidak menangis saat ditinggak seseorang, meskipun ujung ujungnya akan menabgis juga. Benar bukan?
"gk nangis ma? "
"nangis sih, tapi kasihan kamunga nanti. "
"yaudah ma, maaf ngerepotin ya. "
"sama mertua kok ngerepotin, ya nggak dong sayang. "
"iya saya tau, kalian mempunyai masalah yg sulit dihadapi. Tapi ingatlah, tuhan memberi masalah kepada kita karna tuhan tau kita bisa menyelesaikannya. Tuhan tau kemampuan kita, belum tentu orang lain bisa meghadapi bahkan menyelesaikan masalah yg kita hadapi sekarang. Jadi, jangan ngeluh, tetap semangat, dan tersenyum. "
Haihaiii.....
Kaum rebahan mana nih suaranya?! Mana? Gk denger guaa...
Gua gk budeg ye, gua tau kalean pada jolidnya....
Sapa yg mau curhat? Gada? Oh oke, iya tau masalah kalean berat. Seberat dosa kalean kan? Hewhew... Canda mamen
Jangan lupa VOTE! COMMENT! Tengyu yg udah mampireu....
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband is idol
Teen Fictionsasya tidak pernah tau, bahkan tidak pernah berfikir jika anak yg ia sayangi dan cintai ini adalah anak dari seorang aktor ternama. salahkan dirinya yg tak mengetahui perkembangan dunia drama maupun film, ia hanya fokus dengan kehidupan pribadinya...