Ingatan

1K 129 33
                                    


Satu bulan berlalu sejak kepergian Amato dan Mara ke Singapura. Hali, Taufan, dan Gempa melaksanakan hari mereka seperti biasa dengan bersekolah dan rutinitas yang lainnya. Tapi tanpa mereka sadari, Hali tampak sering melamun dan selalu murung di manapun dia berada.

Pagi ini pukul 05.30, Gempa memasak di dapur kesayangannya dan ibunda tercinta. Dapat di lihat, Gempa sangat lihai memotong semua bahan yang ada. Seluruh bahan telah ia masukan ke dalam wajan, desis suara minyak berpadu dengan seluruh bahan tercampur sedikit memberikan dampak wangi yang melengkapi suasana pagi.

"Wahai kakak - kakak gantengku sekalian, Gempa yang ramah ini sebentar lagi selesai memasak, tolong kalian cepat turun sebelum masakan selesai! Kalau nggak mau turun juga, nggak akan dapet makan, mampus! " Teriak Gempa dengan suara cempreng dan cetar membahana sampai - sampai, tetangga di samping rumah menutup telinga karena suara merdu layaknya kunti di pagi hari.

Suara kaki seketika terdengar dari lantai dua, menampakkan seorang remaja bernerta biru safir dengan topinya yang mirip seperti otaknya, ia masih menggunakan pakaian santai berwarna biru tua dengan celana kolor, layaknya seorang pemulung.

Dengan cepat ia berlari turun dan sampai di meja makan dengan semangat 45, Gempa yang melihat gelagat kakak keduanya ini hanya menggelengkan kepalanya pelan. Gempa mulai merasa aneh, biasanya Kakak sulungnya akan turun lebih dulu dari Taufan, tapi kenapa hari ini hanya Taufan yang turun, pertanyaan mulai bermunculan di pikiran Gempa, ia berinisiatif untuk mengecek dan membangunkan kakaknya.

Sebelum Gempa sempat naik ke atas, Hali sudah lebih dulu berjalan menuruni tangga, Gempa sedikit lega tapi tetap saja ia bingung dengan keadaan kakak sulungnya yang terbilang tidak cukup baik.

Kantong matanya menghitam, wajahnya pucat pasi, mukanya datar di tambah dengan bibirnya yang sedikit kering karena tidak sering minum air putih. Gempa tahu kakaknya sering bergadang untuk menenangkan diri ataupun untuk mengerjakan tugas dengan di temani oleh secangkir kopi pahit. Namun, kali ini keadaannya seperti mencerminkan sebuah kecemasan terhadap sesuatu.

Gempa yang merasa aneh, tanpa di sadari sang kakak, ia langsung menempelkan punggung tangannya ke dahi Hali. Gempa tidak merasakan panas sedikitpun, tapi ia merasakan kulit kakaknya yang berkeringat dengan suhu yang dingin "Kak Hali nggak papa kan? Kalau sakit istirahat saja, nggak usah sekolah"

"Aku nggak papa, kamu nggak usah cemas" Hali menepis pelan tangan Gempa yang tadinya menyentuh dahinya. Hali takut Gempa akan menyadari sesuatu tentang dirinya.

Tanpa menunggu Gempa meluncurkan kalimat lagi, Hali langsung berjalan menuju meja makan dan duduk di samping Taufan yang sibuk dengan ponselnya sesekali tertawa tidak jelas, karena sedikit penasaran Hali melirik sekilas chat Taufan. Di sana tertera chattingan tidak jelas yang di buat oleh sang adik pertamanya dengan teman sekelasnya yang terbilang sangat laknat, Blaze itulah namanya. Pemuda dengan netra berapi - api seperti api sama seperti namanya. Hali hanya berharap agar sampai sekolah nanti tidak bertemu dengan orang itu, atau keadaannya mungkin akan lebih buruk, karena Blaze dan Taufan akan membuat prank untuk dirinya yang berakhir masuk BK atau hukuman membersihkan kamar kecil. Hukuman itu sendiri biasa berasal dari Ketos dan asisten setianya yaitu Gempa Earth dan Ice Snow.

Cukup beberapa menit memikirkan apa yang akan terjadi di sekolah nanti, Hali tidak menyadari bahwa dia lupa menggunakan Softlend, ia merasakan matanya sedikit buram dan perih. Karena masakan Gempa juga belum selesai, Hali ingin beranjak sebentar untuk ke atas.

DUARRR!!

Langkah Hali terhenti ketika mendengar sebuah ledakan dari arah dapur. Seketika badannya gemetaran, pupil matanya mengecil dan sedikit bergetar, pusing melanda pikirannya, ingatan lama yang berusaha ia lupakan tiba - tiba muncul dan membuat dirinya merasa dunia yang ia lihat ini akan segera berakhir.

"Astaga, apa yang terjadi Gem. Kenapa ada ledakan?" Taufan yang dari tadi sedang asyik dengan chattingannya juga sama terkejutnya dan langsung menuju ke dapur.

Dapat di lihat Gempa sedang memasak telur goreng, karena minyak yang terlalu panas, akhirnya bagian tengah telur meledakkan bagian tengahnya, suaranya memang tidak terlalu besar, tapi berkesan dan minyak yang bercipratan juga berbahaya saat terkena kulit.

Hali yang masih mematung, akhirnya tersadar dari pikiran jenuhnya dan berlari menuju lantai atas. Taufan dan Gempa yang melihat itu saling menukar pandangan karena bingung, tapi mereka tidak memperdulikannya dan lanjut dengan menyelesaikan masalah ledakan tadi.

Skip setelah makan dan siap ke sekolah

Seperti biasa mereka bertiga berangkat menggunakan mobil yang di kemudikan oleh Hali. Di perjalanan tidak ada percakapan sama sekali. Taufan masih sibuk dengan chatnya dengan patner setianya, dan Gempa sibuk membaca buku pelajaran sejarahnya.

Beberapa menit kemudian, mereka bertiga akhirnya sampai di sekolah.

SMA Negeri 2 Galaxy

Itulah nama sekolah kebanggaan di kota mereka, cukup besar dan fasilitasnya juga di boleh di bilang lengkap dan modern. Mereka bertiga berjalan di koridor dengan ekspresi yang berbeda - beda. Mulai dari Hali yang berekpresi datar dan murung dengan wajah yang sedikit pucat, Taufan dengan senyum lebar sambil menoleh sana sini untuk mencari seseorang, dan Gempa yang setia dengan senyum manis sambil membalas sapaan dari orang - orang.

Di lorong yang cukup besar, akhirnya mereka bertiga berpisah satu sama lain. Hali yang langsung menuju ke kelasnya, Taufan yang menuju ke Kantin untuk mencari teman nongkrongnya, dan Gempa yang langsung menuju ruang OSIS.

Hali sendiri berjalan dengan sedikit langkah gontai, berusaha membuang jauh - jauh ingatan yang kembali karena sebuah ledakan yang berasal dari sebuah telur goreng, tanpa ia sadari, seseorang menyapanya dari jauh dengan senyuman sulit di artikan









"Morning Gledek!"




















HUHU...AKHIRNYA AKU UP, MAAF MAKIN GAJE DAN KONFLIKNYA NGGAK JELAS. SEBENARNYA BOOK INI HANYA MEMBERIKAN KONFLIK YANG RINGAN DAN BERFOKUS PADA SEBUAH PHOBIA DAN MASA LALU HALI, JADI JANGAN KECEWA YA. AKU JUGA HARAP, CHAP DEPAN AKAN ADA SEBUAH DEBAT ATAU MASALAH...OK SEKALI LAGI MAAF ATAS KEGARINGAN CERITA INI DAN TERIMA KASIH JUGA YANG SUDAH MAU MAMPIR, JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK YA. BYE

SALAM ANAK BERDIKARI!


Salam Author :

~Adnyana~

~My Globophobia~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang