Memang Gua kenapa?

1K 119 23
                                    


"Apa?!"


















Taufan Pov

Sekarang aku dan Gempa sedang berlari menuju UKS setelah mendengar kabar bahwa Kak Hali pingsan. Cukup aneh untukku, karena hari ini memang Kak Hali terlihat aneh dari biasanya. Terlihat lesu dan pucat, mungkinkah karena terlalu lama jomblo? Rasanya nggak deh, kan aku juga.

Taufan pov off

Sesampainya di UKS, Gempa dengan ganas tanpa memperhatikan sekitarnya langsung mendobrak pintu tanpa belas kasihan. Itu pun membuat sebuah suara keras keluar dari pintu yang membentur tembok.

'BRAAKKK!'

"Njir!, kepala Fang copot!" Gembrakan keras pintu membuat Solar terkejut setengah mati dan melatah tidak jelas. Fang yang mendengar latahan Solar merujuk kepada dirinya berusaha agar terlihat tidak kaget dan sedikit mengelus dada.

"Punya temen psycopat, melatah aja buat orang ngeri" Batin Fang sambil melirik Solar yang masih terlihat syok.

"Kak Hali kenapa, hah?!"

"Kalian yang ngerjain ya?!"

"Jawab!"

Belum sempat Taufan mengeluarkan kata - kata, Gempa sudah mengeluarkan suaranya terlebih dahulu.

"Weh, santai dulu ngapa" Tutur Fang seakan tidak terima apa yang dengan apa yang Gempa ucapkan.

"Iya Gem, santai dikit dulu. Nanti cepet tua, terus mati, siapa yang masakin Aku lagi" Perkataan gila Taufan sukses membuat satu layangan tinju melayang pada kepalanya yang tertutup topi

"ADUH! Gem, sakit woi!" Gempa masih setia dengan wajah khawatirnya langsung menghampiri brangkar pasien dan tidak menghiraukan Taufan yang masih memegang kepalanya dan mengumpat.

"Ini sebenernya kenapa sih?" Bukan Taufan, Gempa, atau Fang yang berbicara, tetapi Solar. Solar memandang mereka dengan tatapan penasaran.

"Maksudmu, Sol?" Taufan yang bingung, balik bertanya

"Maksudku, apa selama ini Hali punya penyakit Jantung?" Lanjut Solar, sedikit melirik pada Hali yang masih setia menutup mata

Taufan dan Gempa saling bertukar pandangan "Nggak deh, Kak Hali nggak pernah punya riwayat penyakit Jantung. Dan kami tahu dari Ayah sendiri"

"Hemmm...Aneh" Pandangan Taufan dan Gempa tertuju pada Fang yang memasanga pose berpikir

"Apa sih yang kalian bilang? Benerin ngomongnya napa. Nanti aku ngamuk di sini, kalian nggak selamat!" Gempa yang sudah geram dengan keadaan, langsung melontarkan kalimat pedasnya.

"Huh, sebenarnya, Hali pingsan karena sebuah ledakan kecil dari campuran ramuan di lab" Ucapan Solar, sekali lagi membuat Taufan dan Gempa bingung kembali.

"Sol, kau terlalu membawa ini ke dalam konsep ilmiah. Ok, aku akan ceritakan semuanya" dengan keadaan yang serba bingung, Fang akhirnya mengalah untuk bercerita.







Flashback di Laboratorium

Fang pov on

"Hali, jangan termenung begitu. Bantu kami mencampurkan ini" Ucapku saat melihat Hali termenung di pojokan dengan membawa gelas takar yang berisi ramuan dengan kadar mini H2O.

Hali yang tersadar dari lamunannya langsung menghampiriku dan memberikan gelasnya pada Solar yang sedang asik mencampur ramuan. Memang dari kami bertiga, Solar lah yang sering bereksperimen, itu yang membuatnya lihai mencapurkan segalanya.

Pandanganku kembali tertuju pada Hali yang kembali pada lamunannya.

Fang Pov Off

"Hali! Tuangkan ramuan yang kau bawa. Cepat! Nanti ramuan ini meledak jika kekurangan cairan itu" Ucap Solar dengan sedikit was - was

Seketika, setelah Hali mendengar perkataan Solar, ia langsung berlari melewatiku dan menuangkan ramuan yang ia bawa pada ramuan campuran Solar. Tapi naas, saat itu juga tiba - tiba ramuan itu meluap dan meledak.

'DUARR!'

Seluruh siswa seketika terkejut dan langsung menghampiri meja kerja Hali, Fang, dan Solar.

Solar terus saja berdoa semoga tidak terjadi hal yang buruk dan ia tidak di bantai oleh guru karena sekali lagi membuat ledakan di lab.

Tidak ada kehancuran yang besar, hanya saja Gelas ramuan Solar pecah dan ranuan itu berantakan. Namun, bukan itu saja. Hali masih setia berdiri di tempat sambil mengucek matanya keras, itu karena sedikit percikan membuat matanya perih, belum lagi napasnya terasa tersekat saat mendengar ledakan yang lumayan besar itu. Beberapa kali ia mencoba untuk menenangkan diri, namun sudah terlambat....

Matanya masih sedikit perih karena ramuan tadi di tambah hari ini matanya sedikit bermasalah karna softland. Belum lagi tubuhnya seketika lemas, pandangannya menghitam, memori buruk masa lalunya kembali memutari otaknya.

Beberapa kali ia coba untuk tidak pingsan, tapi dengan tenaganya yang terkuras drastis membuatnya jatuh ke depan. Yang terakhir Hali lihat adalah seluruh teman dan guru pendamping menggerubunginya dan Fang yang sedang berusaha menyadarkannya, serta Solar yang sudah memegang pergelangan tangannya. Akhirnya semua menghitam dan meninggalkan bayangan hitam seorang laki - kali yang tersenyum sinis sambil membawa balon









Flashback off









"Begitulah ceritanya" Fang sedikit lega saat menceritakan semuanya.

Seketika semua hening, Taufan dan Gempa masih dalam bingung dan khawatir akan Hali, sedangkan Solar masih memikirkan sesuatu.

"Eghhhhh"

"Kak Hali/Hali!"

Keheningan pun berakhir ketika Hali membuka matanya perlahan. Masih buram, namun ia mencoba untuk duduk dan memahami situasi. Mau tidak mau, Gempa membantu sang kakak untuk duduk bersender di ranjang.

"Kak Hali, nggak papa kan? Ada yang sakit?"

"Hali? Loe baik kan? Maaf tadi gue yang salah"

"Kakak diem aja di sini ya, nggak usah ikut pelajaran dulu"

"Hali, loe kenapa sih?"

Berbagai pertanyaan langsung tertuju pada Hali, sedangkan Hali bingung dengan semuanya dan alasan mengapa ia berada di UKS.

"Memangnya gua kenapa sih?"




















"Eh?"






























TBC

HUA!!! AKHIRNYA UP, MAAF LAMA YA. SEKARANG SEMUA BOOKKU SLOW UP, ITU KARNA AKU LAGI SIBUK DAN NGGAK SEMPET BUKA WP. MAAF YA, BANYAK YANG PERLU AKU KERJAIN, APALAGI AKU MAU CARI SEKOLAH DAN PTS. JADI MOHOM MAKLUMI YA, CHAP SELANJUTNYA MUNGKIN AKAN LAMA UPNYA, AKU MENUNGGU WAKTU DAN MOOD UNTUK LANJUT.

BTW, THANKS YG UDAH MAU BERKUNJUNG. SELAMAT MEMBACA, DAN SEMOGA KALIAN SELALU SEHAT, ASTUNGKARA







SALAM AUTHOR :

~ADNYANA~







~My Globophobia~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang