Sarada pov
Detik berganti jam, jam berganti hari, hari berganti Minggu, minggu berhanti bulan dan bulan berganti tahun. Tak terasa setahun telah berlalu di mana hari kelulusan tiba.
Aku benar benar bahagia, mereka semua lulus dengan nilai terbaik senyuman mereka tak pernah pudar bahagia.
"Sar, ayo berfoto sebelum acaranya di mulai," Chocho menarik ku mendekati sekumpulan orang orang yang tengah berfoto ria.
"Ah, Inojin bisa mundur dikit gue mau seluruh badan harus terfoto," ucapan Sumire dapat ku dengar ia berfoto dengan gaya aneh dan Inojin yang menjadi juru kamera.
"Heh! Lo tuh ya gak tau terima kasih, udah untung gue mau fotoin lo yang modelnya kek nenek lampir," balas Inojin sembari mengarahkan kamera nya pada Sumire.
"Nye nye nye nye, terserah apa kata lo cepat fotoin," Ucap Sumire dengan nada memerintah.
"Sar, sini!" Chocho memanggilku bermaksud untuk segera berfoto bersama teman teman.
"Ah, iya aku ke sana!" Berlari menuju kerumunan dan ikut berfoto.
"Tes, 123, hallo para fans ku apa KABAR SEMUA? SEHAT?" Di panggung terlihat Iwabe dengan mic di tangan, ia berteriak.
"SEHAT!" Sorak seluruh murid.
"Oke, kali ini gue orang terganteng di sekolah bakal bikin pesta sesudah acara kelulusan kalian harap tiba tepat waktu~" Iwabe berbicara dengan nada menggoda, namun entah mengapa itu membuat ku ingin muntah.
"Lihat gaya nya yang sok itu," cibir Chocho menatap Iwabe dari bawah panggung, aku hanya tertawa.
🎀🎀🎀
Acara kelulusan telah di laksanakan sekarang status ku bukan lagi seorang murid dari sekolah ini, ah bahagia bisa lulus bersama teman teman.
"Boruto!"
Berlari menghampiri Boruto yang tengah terduduk di pinggir lapangan, ia nampak murung aku duduk di samping nya. Bahkan ia tak menoleh sedikit pun apa yang terjadi.
"Boruto? Kau tidak ap-
Boruto memeluk ku dengan erat ia menjatuhkan kepalanya di pundak, tangannya mencengkram erat seragam belakang ku. Hangat dan basah itu yang kurasakan di pundak ku, apa Boruto menangis? Tapi kenapa dia menangis.
"Boruto-
"Ku mohon sebentar saja," lirih Boruto membuat ku bungkam memilih mengelus surai kuning nya dengan lembut bermaksud menangkan.
"Ada apa? Bukan kah kau seorang ketua geng? Kenapa menangis?" Tanya ku berusaha meredakan isakan nya yang tidak kujung berhenti, dari pada ketua geng yang terkenal akan kekejaman ia lebih terlihat seperti bayi.
Boruto tak membalas ia malah semakin erat meremas seragam bagian belakang ku hingga rasa kain seragam ini akan robek kapan saja saat ia menarik nya.
Untung saja para siswa lebih memilih mengikuti acara yang di adakan oleh Iwabe, aku bersyukur tidak ada yang memperdulikan aku dan Boruto.
Isak kan nya mulai berhenti namun aku dapat melihat urat leher Boruto, seakan akan bisa keluar saat itu juga tanpa babibu aku mendorong tubuh nya menatap wajah Boruto yang amat kacau.
"B-Boruto kau kenapa?" Menangkup kedua pipinya yang basah akan air mata, tatapan kedua matanya berbeda dari biasanya.
"Sarada, jangan pernah pergi ya," lirihan yang menyayat hati ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My love cupu (borusara)
FanfictionLanjutan dari My love cupu (borusara) Sarada gadis cupu yang di pertemukan dengan Boruto cowok dingin, kasar dan badboy gara gara terikat dengan perjanjian yang di buat oleh Boruto, Sarada harus menuruti semua perintah Boruto. akan kah Boruto jatuh...