Jam menujukan puku 07.55 para siswa dan siswi sudah siap dengan alat tulis di sisi meja, kelas terlihat sunyi mereka semua menunggu kedatangan sang guru.
Tuk, tuk, tuk.
Bunyi hak sepatu yang beradu dengan lantai terdengar di lorong sepi, entah mengapa jantung mereka mengikuti setiap bunyi, tangan berkeringat dingin.
"Hallo, semua!" Sapa Inojin sembari masuk kedalam kelas dengan santai mengabaikan ekspresi kesal dari teman sekelasnya.
"Punya temen kelas kek Inojin enaknya di apain?" Tanya Iwabe berdiri sembari melirik teman temannya.
"Congkel matanya, kaki nya di potong, jantung nya di copot biar gak hidup!" Pekik Chocho.
"Kalian ngira gue Bu Tsunade? Hahaha kena tipu mau aja lo pada," Inojin tertawa dengan keras tak sadar di belakang seorang sedang memperhatikan dirinya.
"Sst Jin belakang lo," bisik Denki menunjuk Bu Tsunade yang tengah menahan marah, Inojin menoleh ia tersenyum pada sosok guru di depannya.
"Eh ibu, gimana bu kabar nya?" Tanya Inijin basa basi.
"Gak usah banyak omong cepat kembali ketempat duduk," ucap Bu Tsunade duduk di kursi guru mengeluarkan lembar soal dan menyuruh Shikadai untuk membagikan soal.
"Waktu nya 1jam, jangan terburu buru berdoa sebelum memulai dan satu lagi jangan ada yang mencontek," ucap Bu Tsunade sembari terus melirik ke setiap ujing kelas.
"Baik buuu."
Ujian dimulai namun Inojin tengah menatap Shikadai yang tenang menjawab setiap soal hanya butuh waktu sepulu menit semua soal telah selesai di jawab.
"Dai, minta jawaban," Ucap Inojin memelas pada Shikadai.
"Ogah, entar lo yang pintar bukan gue," tolak Shikadai nyelekit di hati Inojin.
"Elah pelit benar lu, minta jawaban dari no 1 sampai 40 aja kok gak lebih dan gak kurang," mohon Inojin.
"Namanya lo nyalin jawaban gue semuanya, enak aja gue mikir keras keras lo tinggal noleh terus nulis," perotes Shikadai membuat Inojin putus asa.
"Boruto, minta jawaban sumpah tadi malam gue gak belajar," bisik Inojin menoleh ke belakang dimana tempat Boruto duduk.
"Makanya belajar, tuh otak gak bakal pintar kalau lo cuma pandangin buku tapi gak di pahami," sindir Boruto membuat Inojin mengelus dada sabar, demi jawaban ia rela harus di ceramahin dulu.
"Nih, ingat belajar jangan keluyuran," lanjut Boruto sembari menyerahkan lembar jawaban nya pada Inojin, otak Boruto itu setara dengan Shikadai jadi gak heran kalau ia menduduki peringat ke dua setelah Shikadai.
"Makasih babang Boruto," jawab Inojin membuat Boruto geli sendiri mendengar nya.
Di pojok kanan kelas, Sarada menjawab apa yang ia ingat dengan susah payah, memainkan pulpen di tangan atau mengetuk ujung pulpen pada kepalanya.
"Sar, lu santai aja dong jawab soalnya kayak mau ujian mati aja lo sambil gigit pulpen," celetuk Chocho membuat Sarada menoleh ke samping.
"Maaf," ucap Sarada.
Sumire menatap soal dengan tajam seakan akan mengajak soal tersebut untuk berkelahi, ia sudah belajar namun setalah membaca soal nya tak ada satu pun yang ia ingat tentang jawabannya.
🕖🕢🕗
Ulangan hari pertama telah selesai, Sarada mengelah nafas lega, sedangkan Sumire menahan nafas takut dapat nilai rendah emang sih di sekolah lain ia selalu peringkat terakhir, namun Sumire bertekad untuk dapat peringkat pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My love cupu (borusara)
FanfictionLanjutan dari My love cupu (borusara) Sarada gadis cupu yang di pertemukan dengan Boruto cowok dingin, kasar dan badboy gara gara terikat dengan perjanjian yang di buat oleh Boruto, Sarada harus menuruti semua perintah Boruto. akan kah Boruto jatuh...