30 (end)

762 63 30
                                    

Gadis berkacamata tengah berdiri di depan pintu kafe, langkah nya terhenti kala iris hitam mengangkap sosok yang selama ini dia rindukan. Tanpa sadar bulir air mata terjatuh perasaan rindu tak bisa di bendung, melangkah perlahan memasuki kafe.

"Nah tamu penting nya datang!" Inojin bersorak melihat Sarada yang berjalan ke arah meja mereka.

"Ah maaf aku terlambat," Ucap Sarada duduk di kursi menatap pemuda bersurai kuning, entah mengapa pemilik iris biru itu enggan untuk melihat ke arah Sarada.

Apa dia sudah melupakan dirinya?

Pertanyaan itu terus terngiang dalam kepala Sarada, perasaan kecewa memasuki hati nya.

"Gak mau peluk Bor, tuh si bidadari udah depan mata," bisik Iwabe sedangkan Boruto terdiam, dia memang rindu tapi ada satu alasan yang membuat nya tak bisa memeluk Sarada.

"Kalau lo gak mau yaudah, Sar peluk gue!" Inojin merentangkan tangan mendekati Sarada hendak memeluk.

Plak.

Sendok di tangan Boruto melayang ke kepala Inojin sehingga membuat sang korban jatuh pingsan, Iwabe tertawa puas kala melihat Inojin terbaring di lantai.

"Inojin kamu masih hidup kan?" Tanya Sarada menepuk pipi Inojin.

"Tinggal aja, Sar entar bangkit lagi dari dalam kubur!" Sumire berteriak menendang kaki Inojin tanpa belas kasih.

"Lu semua emang teman laknat, gue pingsan coba di tolongin ini malah nambah ngejek!" Teriak  Inojin bangkit dari kubur-maksud nya pingsan.

"Nah loh tuyul nya bangun!" seru Iwabe sambil minum es teh.

"Enak aja lo manggil gue tuyul! Sadar diri lo lebih mirip pocong!" Inojin tak mau kalah pun mulai adu mulut bersama Iwabe yang jadi kompor nya. Bukan kompor dapur ya.

"Lah jadi bahas hantu, udah lo bedua tuh sama aja sama sama burik!" Chocho menengahi perseteruan itu.

"Sini Sara!" Chocho menarik tangan Sarada agar duduk di samping nya, melirik Boruto yang masih enggan menatapnya.

"Gimana pernikahan nya?" Tanya Boruto saat teman teman yang lain pada sibuk kelahi.

"Eh pernikahan? Siapa yang nikah, kamu?" Sarada bertanya balik.

"Kamu kan? Kata Inojin," Boruto menopang dagu menatap Sarada dengan sendu, sedangkan gadis di depan nya berwajah bingung.

"Aku gak pernah bilang mau nikah," Ucap Sarada sedangkan Boruto terdiam mencerna semua adegan waktu Inojin menelpon Sumire.

"Kamu juga sudah tunangan ya," lirih Sarada.

"Itu...

"Maaf telat!" Tsuru datang duduk samping Boruto memeluk lengan nya dengan erat, Sarada terdiam.

"Tsuru kamu gak bilang mau kesini?"

"Maaf, Sar soalnya keburu tunangan gue mau cepat cepat katanya!" Ucap Tsuru, Sarada tak sebodoh itu sampai ia tak mengerti situasi sekarang, tunangan yang dimaksud adalah Boruto.

"Jadi benar," bisik Sarada menggenggam erat jari jarinya.

"Wah ada pasangan-

Sumire menyikut perut Inojin membuat sang empu meringis, wajah Sarada terlihat sedih namun berusaha tersenyum.

"Lo mau gue cincang?!" Tatapan tajam Sumire layangkan pada Inojin, memberi kode agar diam tak berbicara lebih jauh.

"Ampun Bubur Sum Sum! Akhh!" Inojin berteriak saat kaki nya diinjak dengan keras oleh Sumire ditambah sang gadis menggunakan hak tinggi.

"Hiks hiks lo jahat amat Sum, gue salah apa?" Tanya Inojin menangis mengelus kaki nya.

"Semua yang lo lakuin di mata gue lo selalu salah !!" Sumire berucap.

"Salah terus gue dimata lo, besok pindah lah gue ke hidung lo," cibir Inojin.

"Sekalian aja pindah ke luar angkasa," Mitsuki muncul di antar mereka.

"Nah hantu nya beneran muncul," ucap Chocho memakan camilan.

......

"Jadi kamu beneran tunangan sama Tsuru?" Tanya Sarada melirik Boruto.

"Permintaan nyokap, gak bisa nolak maaf Sar," Boruto menunduk tak sanggup menatap kedua iris hitam itu.

"Gak apa kok, mungkin kita emang gak jodoh."

"Drama nya kok sad gini?" Sumire berbisik sambil mengintip di sela sela pintu tak ketinggalan Inojin pun ikut melakukan hal yang sama.

"Lo kan yang punya rencana!" Bisik Inojin.

"Mereka ngapain sih?" Sarada bertanya saat mendengar suar bisikan yang begitu keras.

"Abaikan aja orang gila semua!" Boruto melirik ke belakang.

"Sum lo di bilangin gila sama Boruto," Inojin berucap menatap Sumire.

"Lo juga kali, bahkan lebih parah!"

"Stt udah siap kan?" Sumire menatap kumpulan orang orang di belakang nya yang siap melaksanakan rencana ini.

"1..2...3."

Sarada dan Boruto menoleh saat pintu terbuka menunjukan sekumpulan orang orang, di tengah tengah sang ibunda memegang kue ulang tahun.

"Selamat ulang tahun Boruto!" Seru mereka.

"Lo lupa sama ulang tahun sendiri?" Inojin maju memecahkan balon tepat di depan wajah Boruto.

"Hah?"

Tsuru maju bersama Sumire mereka terlihat senang, "Yah maaf loh, Boruto, Sarada gue cuma bohongan jadi tunangan nya Boruto, jangan salahin gue ini dalang nya Sumire Tante Hinata sama Inojin gue cuma ikut ikutan," Tsuru menjelaskan panjang lebar.

"Jadi kabar Sarada nikah itu cuma bohongan?" Tanya Boruto menatap tajam Inojin yang lebih dulu bersembunyi di balik tubuh Hinata.

"I-iya, maaf deh gue kan pengen bantu--

"Gaji lo gue potong 50%," Boruto tersenyum sinis.

"Lah terus gue makan apa selama sebulan Boruto, lu jadi atasan jangan jahat banget!" Inojin menangis memeluk Himawari yang berada tepat di sampingnya.

"Bomat, gak peduli siapa suruh bohongin atasan!" Ucap Boruto.

"Mampus gue ikut bersyukur atas apa yang terjadi sama lo Inojin!" Iwabe tertawa puas.

"Hiks hidup gue napa gini banget sih, miris terlalu miris!" Ucap Inojin.

"Jadi kapan jadwal pernikahan nya nih, gue gak sabar pengen makan banyak!" Chocho menyela mengusap perut nya.

"Pernikahan?"

"Iya pernikahan lo sama Boruto lah!" Ucap Chocho.

"Eh!" Wajah Sarada memerah melirik Boruto yang juga bersemu mereka saling menatap sampai akhirnya Boruto memberanikan diri untuk berbicara langsung.

"Mau nikah kapan?" Tanya Boruto mengusap pipi Sarada.

"Perasaan lo belum lamar Sarada dah main tanya tanggal nikah aja," Sumire berucap melempar Boruto dengan kukit kacang.

"Bulan depan," Jawab Sarada menutup mata, enggan untuk melihat sekitar yang sudah pasti melirik ke arahnya.

"Hee gila gercep juga lo Sar," Mitsuki menyahut.

"Oke nikah bulan depan besok tunggu dirumah aku bakal datang!" Boruto berucap dengan lantang, Sarada hanha bisa menutup wajah sedangkan yang lain pada ketawa.

End
.......

Hallo minna san, gomenne audi gak up lama bangettt, dan gomen kalau akhir cerita sangat membangongkan atau gak jelas di karenakan audi tidak ada ide memaksa untuk up jadi gini hasil nya.

Lah malah curhat.

Salam author⊙﹏⊙

My love cupu  (borusara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang