Rabu, 4 Maret 2020
"Jaehyun?" Panggil seseorang yang berdiri di samping daun pintu ruang kelas yang terbuka.
"Hm?" Empunya nama memutar leher agar menghadap asal suara.
"Beneran Jaehyun kan ya?" Yang ditanya mengangguk pelan dengan raut wajah bingung. "Sorry dadakan, bisa ikut gue bentar ngga? Mau ngomongin hal penting" Tambahnya. Bibir Jaehyun tetap mengatup, namun kakinya ikut bergerak saat perempuan di depannya mulai berjalan menelusuri lorong.
Keduanya berhenti di salah satu sofa panjang yang ada di lobi lantai empat.
"Ekhem, sebelumnya kenalin, gue Sinbi dari hukum. Kita seangkatan. By the way chat gue ngga pernah lo bales jadi gue samperin kesini, gue tau lo ada kelas ini dari Doyoung" Sinbi sedikit menarik kedua ujung bibirnya, berusaha terlihat ramah walaupun berakhir dengan kecanggungan yang kental terasa. Tangan kanannya terulur, dengan rasa harap agar Jaehyun melakukan hal yang sama.
"Ada perlu apa?"
"Gue lihat lo ngga suka basa-basi, yaudah gue to the point aja deh. Lo mau ngga nyalon jadi presma? Partneran sama gue" Sinbi menarik tangannya yang sedari tadi menggantung diacuhkan oleh lawan bicara. Matanya menatap lurus sepasang mata yang lain. Jaehyun tak bergeming, hanya kening yang berkerut membuat Sinbi melakukan hal serupa. Apasih? Batin Sinbi.
"Ngga salah nih?"
"Letak salahnya dimana coba gue tanya?"
"Lo kenal gue?" Sinbi mengangguk yakin. Kening Jaehyun berkerut semakin dalam. "Kenal dari mana?"
"Dari Pak Agus, Dekan gue. Pak Agus tau dari Dekan lo, kata beliau lo anaknya suka ikut lomba, berprestasi, terkenal lah pokoknya seems like more than that yang menurut gue juga kayaknya bagus aja kalo gue partneran sama lo. Jadi yaudah gue iyain"
"Ck" Decakan Jaehyun mengundang tanda tanya memenuhi isi kepala Sinbi.
Jaehyun berdiri hendak berjalan menjauh, jika saja salah satu pergelangan tangannya tidak ditahan oleh Sinbi yang masih bertahan dengan raut wajah kebingungan.
"Kenapa? Ngga mau? Kenapa ngga mau? Kasih alasan yang jelas dulu, baru gue terima" Sinbi ikut berdiri bersamaan dengan suaranya yang meninggi.
"Menurut lo alasan lo ngajak gua partneran bisa gua terima?" Mampus. Sinbi mengumpat dalam hati. Lo goblok banget Sinbi.
"Ngga bisa jawab kan lo? Kenapa? Baru nyadar kalo lo goblok? Yakin yang begini mau nyalon ke BEM univ?" Jaehyun menghempaskan tautan tangan mereka. Sinbi menganga, merasa terkejut dengan perlakuan lelaki tinggi di depannya, terlebih dengan perkataannya barusan.
Jaehyun Kembali melangkah menjauh, meninggalkan Sinbi dan kedua tangannya yang sudah mengepal kuat.
***
"ANJING LO JAEHYUN PERCUMA LO GANTENG TAPI KELAKUAN SAMA MULUT LO KAYA DAJJAL!"
"Hah apa tuh?!" Eunseo yang sedang asik berkutat dengan laptopnya di atas kasur terlonjak kaget. Ia bergegas keluar kamar, menuju ruang tengah dan melihat pelaku yang membuat gaduh di rumah yang mereka tempati.
"Sinbi lo kenapa anjir pulang bukannya salam malah marah-marah?!" Kedua bola mata Eunseo membulat, melihat tingkah teman karibnya yang tak biasa.
Kedua sepatu Sinbi sudah tergeletak di sembarang tempat, totebagnya terlihat jauh lebih mengenaskan dengan semua isinya berhambur keluar berserakan di lantai. Sang empunya barang sudah duduk bersandar di sofa ruang tamu, dengan pergelangan tangan kanan yang ia gunakan untuk menutup wajahnya. Napasnya terlihat tak teratur, dapat terlihat jelas oleh Eunseo bahwa sosok di depannya kini sedang kusut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story [Sinb x Jaehyun]
Romansa"A very short story of their love story" ⚠️A little bit harsh words [ Obrolan non baku ]