Sukuna duduk diam diatas rerumputan, memandang jauh lurus ke depan sana. Sesekali memandang bunga-bunga yang bergerak karena terpaan angin sepoi-sepoi.
Mengantar istrinya kembali kepada keluarga memang tidaklah buruk, karena dengan hal ini Sukuna dapat melihat sisi lain yang belum pernah di tunjukkan oleh (name).
Berbicara bebas sambil mengeluarkan senyuman lebar, hal ini yang utama. Sejak menjadi wanita Sukuna, perlahan sifat cerewet (name) mulai menghilang karena takut hal tersebut akan membuat Sukuna terganggu.
"Oh, apa Una-kun bosan?"
Sukuna menoleh, tetap diam tidak mengucapkan satu kata pun. (Name) kini ikut duduk di samping Sukuna, tanpa sadar dirinya malah mulai bercerita soal keluarganya.
Sukuna masih pada posisinya, diam mendengarkan dengan seksama. Memperhatikan secara jelas wajah (name) yang nampak berseri-seri.
"Lalu, adikku mengatakan jika Una-kun sangat besar. Katanya ingin di angkat oleh mu sekali saja. Hahaha, anak kecil kalau ngomong suka lucu ya?"
Barulah (name) sadari jika sedari tadi Sukuna hanya terdiam, menatapnya aneh tapi berhasil membuat tubuh itu bergerak salah tingkah.
Rona merah muda mewarnai kedua pipi (name). "Maaf, jangan menatapku seperti itu?"
"Seperti itu, bagaimana hmmm?" tanya Sukuna, sekaligus menggoda sang istri.
"Hentikan aku malu."
Tangan itu menarik tubuh (name) agar duduk lebih dekat lagi. Sempat (name) menolak, karena mereka sekarang sedang berada di tempat terbuka, siapa saja dapat melihat kelakuan mereka sebagai sepasang kekasih.
Benar saja. Sukuna malah mencium pipi kanan (name), bukan hanya sekali tapi sampai tiga kali.
Semakin membuat wanita itu salah tingkah. "Da...dari pada itu, ke kebun bunga sana yuk? itu, bunganya cantik-cantik loh!"
"Kemana pun untuk hari ini."
Hendak bangkit, Sukuna sudah lebih duluan bergerak untuk menggendong tubuh (name) ala bridal style. Terus saja membuat (name) salah tingkah.
Tenang saja Sukuna ini sangatlah kuat, seberat apapun badan istrinya, Sukuna tidak akan mempersalahkannya. Yang ia perlukan hanyalah seorang pendamping untuk menemani kekosongan hidupnya.
Hidup sebagai yang terkuat membuat para mahluk hidup takut padanya, begitu terasa sepi karena tidak ada satupun makhluk yang berani mendekatinya.
Dengan berbagai cara seperti penindasan sekalipun akan Sukuna lakukan demi kesenangannya.
"Turunkan aku...."
"Tidak."
(Name) menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah hebat pada dada bidang Sukuna, untung saja kondisi saat ini sedang sepi jadi (name) tidak perlu merasa begitu malu.
Perlahan tubuh itu Sukuna turunkan, gercep menutup bagian paha (name) yang hampir terekspos bebas karena terpaan angin membuat pakaian (name) mengembang.
Walau perhatian kecil, ini sangat langka. Terutama bagi Sukuna, siapa sangka raja angkuh yang di takuti banyak orang ini ternyata memiliki sifat manis tersembunyi?
Jika saja Sukuna menampilkan semua sisi baiknya, sudah sangat meyakinkan pandangan orang-orang terhadap Sukuna akan berubah.
Sungguh andal (name) memetik beberapa bunga, akan di jadikan sebuah hiasa kepala yaitu mahkota bunga.
Diam-diam Sukuna memperhatikan, kemudian ikut memetik beberapa bunga agar pekerjaan tambahan (name) ini dapat cepat selesai.
"Wah? terima kasih banyak," ucap (name).
Sukuna tersenyum tipis lalu memberikan bunga-bunga yang tadi ia petik kepada (name).
Setelah semuanya siap, mulailah (name) merangkai bunga-bunga tersebut. Sungguh teliti, hampir tidak berkedip. Dua-tiga bunga diraih tanpa memindahkan pandangan sama sekali.
Saking seriusnya, (name) sampai tidak menyadari jika Sukuna sudah ikut merangkai mahkota bunga persis seperti yang ia lakukan
"Selesai! eh?"
Dan barulah ia sadar. Kembali rona merah muda mewarnai pipi cantik itu.
"Una-kun, mau ku pakaikan ini?" tawar (name).
Sukuna menundukan kepalanya, tanda terima dan persetujuan mahkota bunga hasil bikinan tangan (name) dipakaikan ke atas kepalanya.
Sedikit diluar perkiraan (name). Dirinya menyangka Sukuna tidak akan mau dipakaikan mahkota bunga yang begitu cantik itu ke atas rambut pink indah itu.
Sedari awal juga (name) tidak menaruh harapan akan mendapatkan izin seperti itu.
Yakin mahkota bunga tersebut sudah benar-benar terpasang, Sukuna menormalkan posisi tubuhnya.
"Wah cocok! Una-kun jadi kelihatan manis."
Sukuna langsung memakaikan hasil mahkota bunga buatannya ke atas kepala (name).
Senyuman hangat keluar begitu saja, sama sekali tidak ada kebohongan dari ekspresi wajah yang di tampilkan Sukuna.
"Cantik."
Sukuna menggeleng, jempolnya bergerak cepat mengelus pipi kanan (name).
"Cantik sekali."
H A L C Y O N
(n.) Suatu waktu di masa lalu yang sangat bahagia dan damai.Bagian 3 - selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon • Ryomen Sukuna •
Fanfiction❛❛ Memang benar dia adalah raja dari segala kutukan yang ada, tetapi dia juga tetap memiliki perasaan meskipun jauh lebih angkuh dibandingkan dengan manusia. ❜❜ ➦ Mulai : 21-01-2021 ➥ Selesai : 21-01-2021 ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║█║▌│▌║▌ © Jujutsu No Kaisen...