► Tanda-tanda

3.3K 635 22
                                    

Ini aneh, sudah sekitar empat jam Sukuna tidak mendengar suara dari istrinya (name).

Curiga akan sesuatu, Sukuna langsung beranjak pergi dari duduknya diatas sofa ruang tengah. Pertema ke ruang tamu, sudah pasti kondisinya sepi, kemudian Sukuna pergi ke dapur, suasanya juga sangat sepi, firasat terakhir berbisik bahwa Sukuna harusnya langsung ke kamar tidur mereka saja.

Di sanalah Sukuna melihat (name) sedang terbaring diatas tempat tidur sambil menggunakan selimut sampai batas leher.

"Sayang?" ucap Sukuna sambil menutup pintu kamar.

(Name) berbalik, terlihat tubuh itu sangat lemas. "Una-kun, sudah mau tidur?"

Sukuna naik perlahan ke atas kasur, tangannya bergerak menepuk-nepuk pelan selimut yang membungkus tubuh (name). "Kau kenapa? ada masalah? kenapa kau lemas begini?"

"Tak apa, hanya lelah sepertinya."

Jawaban (name) tidak meyakinkan Sukuna jika dirinya benar-benar hanya lelah.

"Katakan, ada yang salah? sakit?"

"Seperti kemarin-kemarin, detak jantungku kadang cepat dan terkadang lambat."

Sukuna akhirnya mendapatkan jawaban pasti. Ikutlah tubuh itu berbaring di atas kasur, berbalik menghadap arah (name).

Santai, tangan-tangan itu memeluk tubuh (name). Suhu tubuh yang lebih hangat dari biasanya sempat membuat Sukuna khawatir, tapi karena (name) terus berkata ia baik-baik saja, jadilah Sukuna meyakinkan dirinya sendiri.

Perlahan rasa kantuk mulai menyerang, terlihat mata itu mulai memberat dan mulai tertutup rapat.

"Tidurlah, jangan paksakan diri. Aku tidak ingin kau sakit," ucap Sukuna lemah lembut.

Lagi. Perlakuan khusus yang membuat (name) bahagia.

"Una-kun juga tidur."

"Iya, duluan lah. Setelah kau tidur aku akan ikut tidur."

"Beneran kan?"

"Iya."

(Name) menarik sebuah senyum sebelum benar-benar masuk ke dalam dunia mimpi. "Selamat malam, Una-kun."

Bukan berarti Sukuna bohong jika ia akan ikut tidur saat (name) sudah lebih duluan tertidur, Sukuna hanya ingin memandang wajah lelap istrinya saat tertidur. Sama seperti waktu itu.

Sukuna percaya. (Name) sudah seperti seorang keturunan dewi, cantiknya memang seperti manusia pada umumnya, tapi aura tenang yang terpancar dari (name) sudah seperti adalah anugrah khusus yang diturunkan langsung dari Surga.

Sampai Sukuna saja dibuat terdiam, sudah benar-benar menyerupai seorang dewi yang turun dari surga dan tersesat di dunia ini.

Sukuna tersenyum, mendaratkan sebuah kecupan di kening (name) dan mengucapkan selamat malam.

"Semoga kau baik-baik saja, besok aku ingin kau masih tetap hidup dan menemaniku."

Satu kecupan lagi di dahi.

"Selamat malam, mimpi indah."









H A L C Y O N
(n.) Suatu waktu di masa lalu yang sangat bahagia dan damai.

Bagian 5 - selesai.

Halcyon • Ryomen Sukuna •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang