Shene menghela napas, ia baru saja bicara dengan anaknya, rasanya dadanya berhenti berdetak, seperti jatuh cinta rasanya bahagia, gugup, dan bingung.
Bibir Shene berkedut rasanya ingin terus tersenyum.
Brak!
Mata Shene langsung melihat ke arah pintu apartemennya.
"Aku harap kau tidak mengatakan apaun pada Ello di telpon." Setelah mengatahui Shene menelponnya dan Anggello yang mengangkatnya, Abi langsung pergi ke apartemen Shene.
Ia menggelengkan kepalanya, "Aku tidak akan mengemis untuk menjadi ayah," kata Shene.
Ada rasa sakit ketika Shene mengatakannya tapi di sisi lain juga ia sangat bahagia itu artinya Shene tidak akan pernah mengambil Anggello dari sisinya.
"Terimakasih telah membuatnya tumbuh," gumam Shene yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Abi, ia duduk di samping Shene.
Shene mengangguk, "minggu depan pelelangan perushaan AR Company di adakan, datanglah."
"Kau bisa membicarakan ini lewat telepon," kata Abi.
"Lalu siapa yang menyuruh mu datang kesini?" Tanya Shene.
"Ello bilang kau ingin bertemu dengan mu."
"Tidak. Dia yang bertanya apa kau ingin bertemu mommy ku? Dan aku bilang ya." Shene terkekeh melihat wajah Abi yang tampak cemas.
Shene merubah posisinya ia merebhakan kepalanya di paha Abi, "Apa yang dia suka?" Tanya Shene.
Abi terdiam melihat wajah Shene, sudah lama Abi tidak melihat wajah tenang Shene seperti ini. Jujur saja Abi sangat merindukannya.
Tanpa Abi sadari dia tersenyum, "Ceritakan semuanya tentang dia," bisik Shene, ia menggenggam tangan Abi lalu menyimpannya di dadanya. Kemudian dia memejamkan matanya.
"Dia mirip seperti mu, kerasa kepala, sombong dan___tampan. Dia menyukai anjing katanya wajahnya sangat lucu," ujar Abi. Shene tersenyum matanya masih terpejam mendengarkan Abi.
"Di sekolahnya bahkan banyak wanita seusianya menyukainya, memberi dia coklat, peremen bahkan bunga, tapi tidak pernah ia tidak pernah menerimanya, katanya dia terlalu tampan untuk mereka miliki."
Lagi lagi Shene tersenyum membuat Abi ikut tersenyum, andai saja Anggello tahu jika dia memiliki ayah pasti dia akan senang.
"Dia punya Anjing namanya Thomas kemanapun Ello pergi Thomas harus ikut, tapi dia mati 2 bulan yang lalu, dia tidak bisa makan 2 hari 2 malam dan terus menangis."
"Kenapa dia mati?" Tanya Shene.
"Tertabrak saat mengambil bola yang Shene lempar, maka dari itu dia merasa bersalah."
"Apa jenis anjingnya?" Tanya Shene.
"Labrador Retriever." Shene mengangguk.
"Suatu hari saat Ello masih berusia 1 tahun dia pernah demam tinggi, saat itu aku belum memiliki cukup uang untuk membayar biaya rumah sakit. Bahkan untuk makan saja aku tidak mampu." Air mata Abi mengalir ketika membayangkan hari itu.
"Ello bahkan nyaris tidak tertolong karena aku tidak bisa membayar biaya rumah sakit." Abi terisak. Membuat Shene membuka matanya melihat Abi yang menangis.
Shene bangun dari pangkuan Abi, lalu memeluk tubuh Abi.
"Maaf," bisik Shene.
"Kau tahu saat itu aku akan menyerah, bahkan berat badan ku menurun drastis karena mengambil pekerjaan paruh waktu setiap hari. Aku nyaris bunuh diri karena uang hasil kerja keras ku tidak cukup untuk membiayai pengobatan Ello."
Shene mengeratkan pelukannya ia mengelus lembut punggung Abi. Abi butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya selama hidup tanpa siapa siapa.
"Saat itulah Bian datang, dia teman kuliah ku yang ingin berteman dengan ku, tapi aku selalu menjauhinya karena aku malu waktu itu aku sedang mengandung. Tapi dia selalu mendekatiku dan semenjak itulah aku rasa Bian orang yang baik dia membantu semua pengobatan Ello, dengan syarat aku harus menjadi kekasih pura puranya, karena dua seorang gay. Dan sejak itu aku dan Bian membesarkan Ello."
"Terimakasih," bisisk Shene.
Abi melepaskan pelukan Shene dari tubuhnya. "Untuk?"
"Terimakasih telah menjadi ibu yang baik untuk Ello."
Abi tertegun mendengar perkataan Shene yang sekaan tulus terdengar di telinga Abi. Shene mencium bibir Abi perlahan dan sangat oembut seakan Abi adalah sebuah barang yang mudah rapuh.
"Aku tahu aku tidak pantas menjadi ayah untuknya, tapi aku akan menjadi seseorang yang melindunginya dari jauh."
Ia kembali mencium bibir Abi dengan lembut, bahkan Abi tidak pernh menerima ciuman selembut ini dari Shene sebelumnya. Sekana dia bukanlah Shene yang Abi kenal karena Shene biasanya selalu kasar dan menuntut.
Shene menggendong tubuh Abi tanpa melepaskan tautan bibirnya, Abi bahkan terus membalas ciuman Shene yang semakin dalam, bahkan Abi merasakan gairah yang sempurna. Selama ini saat ia melakukan seks Abi selalu berasa ada yang kurang.
Namun saat ini Abi merasakan gairah yang memuncak. Shene menidurkan Abi di atas ranjangnya. "Aku menginginkanmu," bisik Shene.
"Aku juga," ujar Abi dengan suara parau. Shene tersenyum mempesona sepertinya ia berhasil membuat Abi neraskan apa yang dia rasakan.
Shene membuka bajunya dan membuangnya sembarangan. Ia kembali mencium Abi beralih mencium leher Abi. Shene melepaskan baju Abi dengan lembut lewat kepalanya.
Sialan Shene terus tersenyum membuat dada abi berdebar kencang, tak karuan. Shene beralih membuka bra milik Abi. Ia menjilati kulit putih Abi dengan lembut memberi tanda di gundukan kenyal Abi menciumnya bergantian.
Abi bergerak tak nyaman, tangannya meremas rambut Shene dan mengarahkan bibir Shene untuk menjilati putingnya. Shene melakukan aoa yng di inginkan Abi. Tubuh Abi menggelenjang karena ia menikmati permain Shene.
"Shene, auch___"
Shene beralih menciumi perut Abi membuat bercak merah disana, lalu tangannya membuka celana yang dinakan oleh Abi menyisakan CD berwarna merah terang sangat kontras dengan kulitnya yang putih.
Ia membuka celana yang ia kenakan dan menyisakan boxer miliknya.
"Katakan kau menginkan ku, Abi," bisik Shene di depan bibir Abi.
"Aku menginginkan mu, Shene." Shene menyeringai puas.
Dengan lembut ia kembali menelusuri tubuh Abi, tangan Shenw menelusup ke dalam balik CD Abi menelusup di sela sela bagian lembab Abi, sialan bahkan Abi sudah sangat basah sudah terbukti Abi menginkan sentuhan lebih.
"Aku ingin lebih."
Shene membuka CD Abi lalu mengeluarkan miliknya yang sudah menegang, dengan lembut dia memasukan juniornya ke dlam lipatan lembab milik Abi menhujatnya dengan lembut, tapi berhasil membuat Abi terus mendesah.
To Be Continue
Adegan nganu nganunya gw ngerasa ada yg kurang wkwk.
Pokonya gw minta vote 100+ dan komen kalo bisa 100+ juga😂
Yang cuman baca luangin vote dong satu detik wkwk.
Eh gw ga ngemis vote ya wkwk cuman mao aja gtu karena double up.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION 2 [ SUDAH TERBIT ] (TAMAT)
Любовные романы(Tersedia di Hinovel, KBM, Karyakarsa, Novel Life, Kubaca dan play book) Abigail Amar gadis gendut yang selalu di ejek oleh teman teman temannya. Ia sangat polos, bahkan ia senang ketika Shene menjadikannya taruhan. Karena Abigail mencintai Shene. B...