"Aku juga berhak tahu dad" ujar Shene, lelaki tampan itu menghela napas, ia memijat pelipisnya, pekerjaannya sangat banyak, di tambah Jean terus merengek ingin menjadi model di DH Screet. Bahkan sekarang dirinya harus berdebat dengan daddy-nya.
"Sejak kapan kau ingin tahu masalah perusahaan grandpa?" ujar Seth, ia menaikan sebelah alisnya. Memang dari awal Seth yang masih memegang DH Company. Dan Shene memegang perusahaan Mendell Group. Shene memang tidak mau memegang perushaan besar itu, ia takut terjadi apa apa dengan perusahaan turun menurun milik opah-nya itu, jadi untuk sementara, Shene
hanya memegang satu perusahaan.Seth membuka kacamata min miliknya, menyimpan kacamatanya itu di atas meja, lalu menutup dokumen yang sedang ia kerjakan.
"Bukannya kau tidak suka jika Jean menjadi
model? Lalu kenapa sekarang merengek seperti anak kecil?" Tanya Seth.Shene mengangguk, ia duduk di sofa ruang kerja Seth, di satu sisi ia bersyukur bukan Jean yang menjadi cover di majalah dewasa itu. tapi di sisi lain Shene malah risih karena Jean selalu merengek tentang masalah itu.
"Aku tidak enak dengan aunty Alya, dad." Yah sebenernya Shene tidak enak dengan keluarga besar Jean. Bagaimana pun mereka adalah calon keluarganya juga.
"Ayah yang bertanggung jawab, besok malam adalah acara penyambutan Miss. Rusell, jadi kau harus datang."
Shene mengangguk, "Dad kenapa tidak dad yang memilih? Jean sudah lama bekerja menjadi model di DH Screet, tapi kenapa dad memilih wanita lain untuk menjadi model peluncuran brand terbaru baju kurang bahan itu!"
"Kau tahu sendirikan, Cia juga ikut andil, dia yang tergila gila pada Miss. Rusell itu, dia juga yang merekomendasi agar Morry membuat kontrak dengannya," ujar Seth.
Jean dan Cia mereka sama sama keras kepala, Shene benar benar tidak menyukai profesi mereka berdua. Tapi ayah dan ibunya sering menenangkan dirinya agar menerima profesi Jean dan Cia.
Tapi bagaimana pun, Shene harus menghornmati ibunya yang pernah bekerja menjadi seorang model, ia tidak harus memandang rendah pekerjaan itu, tapi yang membuat Shene tidak suka adalah bagaimana tubuh wanitanya dan adiknya harus di pajang di majalah, yah meskipun adiknya hanya model dres dres biasa, karna adiknya juga sebenernya sedang kuliah di jurusan fashion yang akan merangkak menjadi disainer, berbeda dengan Jean yang menjadi model model baju minim.
"Sudah ayo makan, ibumu pasti sudah marah, karena menunggu kita terlalu lama," ujar Seth, ia menepuk pundak anaknya itu lalu keluar dari ruang kerjanya, di ikuti oleh Shene.
Dan benar saja, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu, tengah mengomel karena suami dan anak pertamanya, membuat dirinya dan anak bungsunya menunggu.
"Aku sudah lapar dad, kenapa lama sekali?" Ujar Cia seraya memanyunkan bibirnya.
Shene tersenyum mengelus lembut puncuk kepala anak bungsunya, "Pekerjaan daddy banyak sekali, sayang."
"Daddy kan tahu, mommy tidak pernah membiarkan ku makan jika kalian belum makan, benar benar menyiksa diriku," dengus Cia.
"Aku sudah bilang sayang, biarkan Cia makan, terlebih dahulu," kata Seth sambil menatap istrinya.
"Kau kan kepala keluarga Shene, kita harus menghormati mu," ujar Charlotte.
"Sudahlah ayo makan, aku juga sudah lapar," ujar Shene lalu mengambil nasi yang sudah di hidangkan.
To Be Continue
Maap ya beda dari sebelumnya.
Jangan lupa follow Instagram aku
@imdinanvts_
MAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION 2 [ SUDAH TERBIT ] (TAMAT)
Romansa(Tersedia di Hinovel, KBM, Karyakarsa, Novel Life, Kubaca dan play book) Abigail Amar gadis gendut yang selalu di ejek oleh teman teman temannya. Ia sangat polos, bahkan ia senang ketika Shene menjadikannya taruhan. Karena Abigail mencintai Shene. B...