OBSESSION || 2.2

43K 2.3K 72
                                    

"Kau sudah membeli anjing yang aku suruh?" Tanya Shene pada Morry yang sudah ada di luar kamarnya.

Seperti biasa Shene tidak bisa menentukan kapan dirinya akan ada di rumah, ai apartemen pribadinya ataupun di apartemen yang sering di datangi oleh teman temennya.

"Sudah saya siapkan di bawah tuan." Morry membungkuk hormat kepada atasannya itu. Setelah Seth tidak aktif di perusahaan Morry beralih menjadi kaki tangan Shene.

"Bukannya kau tidak suka anjing?" Sahut Cia yang mendengar percakapan anatara Shene dan Morry.

Ia baru saja keluar dari kamarnya tepat sekali bersebrangan dengan kamar Shene. Gadis berusia 19 tahun itu tampak bersemangat dengan menenteng tas dan buku di tangannya.

"Anak kecil tahu apa." Ujar Shene, ia mengcak rambut Cia gemas.

"Aish, rambut baruku!" Teriak Cia sambil membenarkan rambutnya kembali dan pergu dari hadapan Shene sebelum rambutnya kembali menjadi sasaran kakaknya itu.

Ciana kemarin baru saja perawatan rambutnya dan dengan entengnya Shene menghancurkan rambutnya, memang kakaknya itu gila.

"Semalam kau tidur dimana?" Tanya Shene menyamakan langkahnya dengan Cia, ia mengapit leher Cia membuat Cia kelabakan memukul tangan Shene, ia pun melepaskan tangannya dari leher Cia.

"Bercinta dengan Gavin." Ujar Cia. Setelah mengatakan itu ia segera berlari ke bawah.

Setelah mencerna ucapan Cia, Shene baru tersadar dan berteriak gila.

"KAU GILA! CAIANA!"

Ciana menjukurkan lidahnya ketika Shene masih di atas dan dirinya sudah ada di bawah. Shene segera berlari mengejar adiknya itu yang lari ke arah ruang makan, untuk sarapan.

"Kesini kau! Akan ku bunuh bajingan itu di hadapan mu!" Teriak Shene.

"Apa hubungannya dengan mu?" Jawab Cia tak kalah berteriak.

"Ada apa ini? Telinga mom sakit kalian berteriak seperti di hutan saja," kata Charlotte lembut.

"Tanyakan pada anak kecil itu!" Teriak Shene.

"Ada apa?" Tanya Seth.

"Astaga aku cuman bercanda kakakku yang tampan, tapi tetap lebih tampan Gavin ku." Kata Ciana dengan gaya centilnya.

"Awas saja jika aku tahu kau benar benar melakukannya, akan aku bunuh bajingan itu."

"Aish, galak sekali." Ledek Cia.

"Demi kebaikan mu."sahut Seth.

Cia hanya mengendus pelan lalu mengambil bekal yang sudah di siapkan oleh Charlotte.

"Morry ayo! Antar aku ke kampus."


***

Mata Abi terus mengamati anaknya yang sedang bermain dengan beberapa anak seusianya di taman bermain, sesekali bibirnya tersenyum melihat wajah anaknya yang kadang kadang berekspresi berbeda.

Mungkin beberapa anak menggunakan bahasa yang tidak Anggello ketahui, Anggello bisa menggubakan bahasa Indonesia tapi tidak dengan bahasa bahasa gaul yang biasa di pakai sehari hari.

Tiba tiba wajah Abi berubah, matanya beralih mengamati seorang pria dewasa dengan stelan tuxedo biru membawa seekor anjing yang persis dengan anjing milik Anggello di Amerika.

Berbeda dengan Anggello yang tampak terkejut.

"Thomas?" Gumam Anggello mengamati Anjing itu yang sepertinya akan menghampirinya dan teman temannya, membuat teman temannya yang sedang bermain bola seketika berhenti.

"Anjing mu lucu sekali, paman," ujar seorang anak berambut kriting.

Beberapa anak itu kini mengelilingi anjing itu sesekali mereka menyentuh bulu anjing itu dengan gemas.

"Namanya Thomas." Pria itu mengelus kepala anjing lucu itu dengan gemas.

"Thomas?" Beo Anggello seraya mendongakan kepalanya menatap pria dewasa itu.

"Iya, namnya keren bukan?" Ujar pria dewasa itu sambil tersenyum ke arah Anggello.

"Anjing mu mirip sekali dengan anjing ku yang sudah mati, namnya juga sama," cicit Anggello.

"Ah benarkah?" Tanya pria dewasa itu. Ia berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Anggello seraya mengacak rambut Anggello dengan gemas.

"Iya mirip sekali, aku merindukan anjing ku." Wajah Anggello tampak sangat sedih.

"Farel, Kevin ayo pulang!" Teriakan seorang wanita paruh baya membuat dua anak anak melihat ke arah wanita itu.

"Itu ibuku, aku pulang dulu teman teman." Kata anak berambut pirang lalu berlari di ikuti oleh anak berambut kriting.

"Aku juga mau pulang, aku mau es krim," ujar anak yang lainnya menyisakan Anggello yang masih berjongkok memandangi anjing itu sambil mengelus kepalanya.

"Kau tidak pulang?" Tanya pria itu.

"Ibuku ada disana." Jawab Anggelo sambil menunjuk arah ibunya.

"Siapa namamu?"

"Anggelo Rusell. Siapa namamu paman?"

"Shene Mendell. Baiklah Anggello, ini untukmu."

Pria dewasa itu memberikan tali anjingnya kepada Anggelo. Mata pria itu menatap Abi yang sedang memperhatikannya, Shene, ya pria itu Shene, ia sengaja membuat skenario agar Anggello nyaman dengannya.

Karena jika ia menjemputnya itu akan membuat Anggelo bertanya tanya tentang siapa dirinya, dan apa hubungannya dengan Abi. Shene hanya menghindari apa yang di takutkan oleh Abi.

"Are you serious?"

"yes I'm serious, sebagai gantinya apa kau mau menemaniku makan siang? Aku sangat merindukan anakku dia seusiamu."

"Anakmu? Dimana dia?" Tanya Anggelo.

"Dia tinggal bersama ibunya," ujar Shene sambil mengelus rambut Anggello.

"Kau bercerai?" Tanya Anggelo.

Sebelum menjawab pertanyaan Anggello, Abi terlebih dahulu memanggil Anggelo membuat anak itu menoleh ke arah ibunya, begitu juga Shene. Anggello pun mengajak Shene untuk berkenalan dengan Ibunya.


To Be Continue







OBSESSION 2 [ SUDAH TERBIT ] (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang