Completion

195 25 2
                                    

Seperti hari-hari kemarin, cuaca hari ini cerah dan terik. Langit biru terbentang luas sejauh mata memandang, awan putih bersih bak gumpalan kapas yang empuk berarak pelan menemani sang mentari siang yang menyilaukan mata. Matahari yang berada tepat di pertengahan hari menghasilkan panas yang menyengat kulit dan hawa gerah yang menguar ke segala penjuru permukaan bumi yang diteranginya. Demikian, mayoritas orang pasti enggan melakukan aktifitas di luar rumah, memilih bekerja dalam ruang ber-AC atau bersantai di dalam rumah ditemani kipas angin.

Namun hal di atas nampak tak berlaku bagi satu anak manusia yang siang itu tetap nekat berjalan santai membelah lapangan basket sekolahnya. Nampak Haechan melenggang dengan kedua tangan yang berayun ke depan dan ke belakang seirama dengan langkah kakinya yang riang. Lagu dari salah satu girlgroup yang sedang naik daun keluar dengan fasih dari mulutnya, mengisi keheningan yang dilewatinya sepanjang perjalanan. Tak butuh waktu lama bagi Haechan menyeberangi lapangan basket dengan kakinya yang jenjang untuk mencapai bangunan kelas sebelas. Langkahnya baru benar-benar berlabuh ketika ia telah sampai ke tempat tujuannya, yaitu ruang kelasnya yang terletak di ujung.

"Eh, Jaem, Sha, belum pulang?" sapa Haechan ketika mendapati ruang kelas yang biasa dihuni oleh tiga puluh kepala kini menyisakan dua orang saja.

Jaemin dan Shuhua kompak menoleh ke sumber suara yang menyajikan mereka pemandangan Haechan―dengan sok kerennya―sedang berdiri dengan sebelah lengan yang bertumpu pada bingkai pintu. Bertolak belakang dengan Haechan yang sumringah, baik Shuhua maupun Jaemin nampak tak terkesan dengan kehadiran Haechan. Ya, memangnya apa spesialnya melihat teman sekelas yang enam hari dalam seminggu kalian temui? Rasanya hampir memuakkan saking bosannya.

"Basi-basi lo busuk banget." Shuhua mencibir pertanyaan Haechan. Semua anggota yang tergabung di bawah OSIS sama-sama tahu bahwa mereka wajib tetap bertahan di sekolah kala teman-teman mereka yang lain dan bahkan hampir seluruh murid mungkin sudah meninggalkan sekolah sejak setengah jam yang lalu.

Hari ini setelah pelajaran kedua, semua murid dipulangkan lebih cepat akibat guru dan staf di sekolah mereka akan mengadakan rapat. Lalu dengan m̶e̶n̶y̶e̶b̶a̶l̶k̶a̶n̶n̶y̶a kreatifnya, Soobin dan Jaemin sebagai pasangan OSIS terpilih berinisiatif memanfaatkan waktu luang yang ada untuk mengadakan rapat OSIS dadakan. Rapat perdana non formal yang perlu diadakan sebelum jadwal pelantikan dan Rapat Program Kerja yang telah ditetapkan minggu depan. Banyak yang perlu disiapkan, terutama landasan susunan organisasi dalam badan OSIS dan juga program kerja masing-masing bidang.

Tentu saja Soobin dan Jaemin menerima keluhan dari para anggota OSIS. Akan tetapi para pemrotes langsung dibuat bungkam saat Jaemin memberikan mereka pilihan, mau rapat sekarang atau datang rapat sore nanti. Jelas saja semua kompak memilih rapat sekarang ketimbang harus bolak-balik ke sekolah yang mengganggu aktifitas dan waktu istirahat mereka sore nanti. Dengan syarat yang diajukan oleh para anggota jika mereka diperbolehkan makan siang dulu sebelum rapat, yang kemudian disetujui oleh Jaemin dengan memberikan waktu empat puluh lima menit sebelum berkumpul di ruang rapat.

Oleh karena itu juga sekarang nampak Jaemin dan Shuhua yang masih bersantai di ruang kelas. Jaemin sedang sibuk mengetik di laptopnya untuk bahan rapat nanti dan Shuhua yang telah menghabiskan makan siangnya sejak lima menit yang lalu. Masih ada waktu lima belas menit sampai rapat nanti yang dimanfaatkan Shuhua dengan bersantai atau lebih tepatnya mengganggu konsentrasi Jaemin bekerja dengan ocehannya. Namun sayangnya beberapa detik yang lalu momen berduaan Shuhua dan Jaemin terpaksa diusik oleh kedatangan Haechan yang tak diundang.

"Lo ngapain dah, kalo mau masuk ya masuk aja gak usah kebanyakan gaya," semprot Jaemin lantaran muak lama-lama melihat Haechan bergaya di depan pintu.

Mendramatisir keadaan, Haechan memegang pangkal hidungnya dan menggeleng kecewa dengan buruknya sambutan yang diberikan oleh Shuhua dan Jaemin atas kedatangnya. Jaemin sudah kembali fokus pada pekerjaannya dengan melanjutkan pergerakan jemarinya di atas papan ketik. Begitu pula dengan Shuhua, mengamati pertambahan susunan kata per kata yang diketik oleh Jaemin terlihat lebih menarik ketimbang meladeni Haechan.

Niggle ❝Renjun Shuhua❞ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang