04| Having Lunch

334 58 7
                                    

"Makasih, Sha."

Shuhua hanya mengangguk untuk menanggapi ucapan terima kasih Renjun yang kemudian berbalik pergi dari hadapannya. Seperti biasanya ketika berhadapan dengan Shuhua, tidak ada basa-basi ataupun senyuman lebar dari seorang Renjun yang terkenal seantero sekolah dengan kebiasaannya yang termasuk bacot dan senang mengobrol. Jangan kira dengan pertemuan kelompok dua hari yang lalu bisa membuahkan perubahan yang signifikan pada hubungan mereka. Satu-satunya hal yang berbeda, Renjun dan Shuhua kembali sudi lebih sering saling bertegur sapa, walau hanya dilakukan ketika ada keperluan yang mendesak untuk saling berkomunikasi dua arah. Seperti adegan singkat antara Shuhua dan Renjun yang baru saja terjadi. Renjun harus mengambil ID card-nya dari Shuhua karena seluruh ID card anggota kelompok mereka berada di tangan Shuhua yang bertugas mengerjakan bagian finishing-nya.

"Apa?" sembur Shuhua ketika kembali ke posisi duduknya semula dan mendapati tatapan usil dan menyelidik dari Jaemin yang sejak tadi mengamatinya. Sebelum Renjun datang menghampiri, Shuhua dan Jaemin tadinya sedang mengobrol seru sembari menunggu datangnya teman-teman peserta LDKS yang lainnya. Bukannya sok rajin, namun di hari pertama LDKS ini Shuhua harus datang lebih cepat dari waktu yang ditentukan karena ia membawa tanggung jawab ID card milik teman-temannya. Kebiasaannya yang gemar mengulur-ulur waktu membuatnya berjaga-jaga datang lebih awal daripada kebablasan datang mepet atau malah terlambat. Untungnya ada Jaemin yang mau saja termakan rayuan Shuhua agar ikut datang satu jam lebih awal untuk menemaninya.

"Gue gak tau lo sekelompok bareng Renjun. Udah dua minggu lebih kok gak cerita apa-apa ke gue?" tuntut Jaemin yang sejujurnya sempat kaget mendengar Renjun memanggil Shuhua di awal tadi. Ia mengira Renjun sempat salah memanggil orang, sampai-sampai justru Jaemin yang panik sendiri. Akan tetapi Setelah berhasil mencerna interaksi tidak lazim antara Renjun dan Shuhua di depan matanya, Jaemin bisa memahami dengan sendirinya bahwa Renjun dan Shuhua ternyata teman sekelompok LDKS.

"Males. Mesti lo ceng-cengin," tukas Shuhua dengan tangan melipat ke depan dada, tanda-tanda ia akan merajuk. Ia sudah mempunyai perasaan tidak enak pada niat jelek Jaemin yang terbaca dari tatapan matanya. Jika sudah begini bisa dipastikan Jaemin tidak akan melepaskan Shuhua begitu saja. Shuhua harus mulai banyak-banyak bersabar mendengarkan Jaemin menggodanya tentang Renjun sampai LDKS berakhir.

Berbeda dengan Lia dan Yeji yang sudah dianggap oleh Shuhua sebagai sahabat sehidup sematinya, Jaemin memiliki porsi yang berbeda daripada hitungan sahabat. Menurut Shuhua, jika benar di dunia ini ia bisa menemukan seseorang yang dinamakan soulmate, pastilah Jaemin orangnya. Jaemin adalah orang yang selalu bisa mengerti dirinya tanpa perlu ia menjelaskan, sosok yang mau menolongnya untuk memperbaiki keadaan dan membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik, serta orang yang selalu ada di sisinya ketika ia berada di titik rendah. Jaemin boleh saja terlihat sebagai orang yang paling heboh tertawa dan membercandainya ketika ia terjatuh dan membuat kesalahan, tetapi Jaemin juga akan menjadi orang pertama yang sigap membantunya untuk bangkit kembali dan menolongnya keluar dari masalah.

"Mampus. Bisa banget lo dapat sekelompok sama Renjun. Lumayan juga koneksi lo, nyogok anak OSIS siapa?" Jaemin menaik-turunkan alisnya dengan pertanyaan bernada jail yang sukses menyulut sumbu pendek Shuhua untuk terbakar.

"Mulut lo mau gue steples?" geram Shuhua yang sudah mengambil ancang-ancang untuk menghajar Jaemin dengan kepalan tangannya yang mungil. Sepertinya selama satu tahun lebih mengenal Jaemin tidak juga menyadarkan Shuhua pada porsi tubuhnya yang bagaikan kurcaci ketika berdampingan dengan Jaemin yang jauh lebih tinggi.

"Ampun, Bos." Jaemin terkekeh dengan tangan terangkat ke depan berpura-pura takut atas ancaman Shuhua yang ingin terlihat garang namun jadinya malah menggemaskan. Mana mungkin Jaemin bisa menganggap serius amarah Shuhua jika ekspresi yang ditampakannya seperti anak anjing yang meminta untuk diculik dan dimasukan ke dalam karung.

Niggle ❝Renjun Shuhua❞ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang