Tolong beri tahu apa salah dan dosa besar yang pernah Shuhua lakukan selama ia hidup enam belas tahun belakangan hingga ia harus menerima kenyataan pahit ini. Shuhua merasa dirinya adalah anak baik-baik; hidup sebagai anak yang berbakti kepada orangtua, murid yang tidak pernah berbuat onar selama mulai duduk di bangku sekolah dan ia pun memiliki sikap yang patuh dan manis untuk remaja seusianya yang kerap bandel luar biasa seperti anak setan.
Lalu apa kesalahan yang pernah Shuhua lakukan hingga ia harus mendapatkan balasan seperti ini? Ataukah mungkin Shuhua harus menyalahkan dirinya di kehidupan sebelumnya. Bisa saja di kehidupan sebelumnya ia adalah anak yang nakal dengan tingkah seiras iblis sehingga ia baru mendapatkan ganjarannya di kehidupannya yang sekarang. Demi Tuhan, Shuhua rasanya ingin berteriak menuntut jawaban atas pertanyaannya yang ia sendiri pun tahu bahwa tidak akan ada yang bisa menjawabnya.
"Heh, Sha, buka mata dan otak lo yang sempit itu! Dunia gak bakal berakhir hari ini juga hanya karena lo satu kelompok sama dia," cerocos Yeji yang terganggu mendengar helaan berat yang dikeluarkan oleh sahabatnya itu. Ditambah Shuhua yang bertingkah seakan hidupnya penuh dengan masalah yang tidak lagi dapat ditopang oleh tubuhnya yang termasuk pendek untuk remaja dalam masa pertumbuhan seperti mereka.
Padahal awalnya Yeji mengira-ngira apa masalah berat yang mungkin dihadapi oleh seorang Shuhua yang hidupnya kelewat datar itu? Jika diibaratkan seperti martabak, hidup Shuhua itu martabak level biasa yang tidak ada spesial-spesialnya apalagi istimewa. Malahan martabak biasa jauh lebih gurih ketimbang hidup Shuhua yang lempeng. Kehidupan remaja mereka bukan seperti drama-drama di TV yang penuh ketegangan masalah dan romansa indah, melainkan layaknya anak sekolah menengah atas pada umumnya yang sehari-harinya belajar, mengerjakan tugas, dan lebih banyak bermain serta mejeng sana dan sini.
"Malah gue pengennya dunia bener-bener berhenti sekarang biar gue gak jadi sekelompok sama dia," keluh Shuhua sedikit dengan nada tinggi menyela kesibukan Yeji yang sedang menghujati kehidupan Shuhua dalam pikirannya.
"Sinting! Kalau mau dunia kiamat lo mati aja sendiri sana. Gue mau bertaubat dulu. Dosa gue masih melimpah, gue belum mau mati tanpa usaha ngelobi masuk surga." Yeji melipat tangannya ke depan dada dan menyandarkan sebelah bahunya pada dinding di samping mading―lokasi mereka berkonversasi sekarang. Ia menatap Shuhua remeh seperti ingin melontarkan dengan gamblang bahwa Shuhua hanya mendramatisir nasibnya sendiri, padahal nyatanya tidak ada yang perlu dilebih-lebihkan.
"Pftt, ngelobi?" Shuhua mendengus dengan kekehan mencela. "Percuma aja, pake jurus koneksi orang dalam pun malaikat gak bakal mau nerima manusia titisan iblis kayak lo nyium bau surga. Sadar woy kayak yang punya amal kebaikan aja."
Yeji memutar matanya dan kembali menghakimi Shuhua dalam diam. Tidak ada untungnya membalas ejekan Shuhua barusan. Dia masih waras untuk tidak meladeni omongan Shuhua yang suka berbicara tanpa dipikir dulu. Bicara asal bunyi, berpikirnya belakangan, menyesal kalau dampak buruknya sudah diterima, begitulah Shuhua. Yeji tidak habis pikir, memangnya Shuhua pikir surga neraka itu punya nenek moyangnya, sampai bisa memilih dengan memakai koneksi orang dalam. Tanpa Yeji sadar diri bahwa dirinya sama saja seperti Shuhua yang hanya memakai kapasitas otaknya dengan tingkat minimum. Ia seakan lupa bahwa tadinya ia juga sempat berbicara ingin melobi untuk masuk surga.
"Anak OSIS goblok emang, nyusun kelompok aja gak becus banget!" Shuhua melayangkan telapak tangannya ke arah mading di depannya yang mengundang jengitan ngeri dari Yeji. Pasalnya mading itu berlapis kaca dan Shuhua dengan segala tingkah bar-barnya yang tanpa memakai otak, baru saja hampir memecahkan kaca mading di sana. Jangan lupakan juga umpatan Shuhua barusan yang ditujukannya pada OSIS yang artinya adalah bagian dari kakak kelas mereka. Kalau sampai ada yang mendengar bisa mampus digantung di pohon beringin mereka berdua. Terlebih lagi Yeji tidak pernah siap menjadi bulan-bulanan anak OSIS yang mayoritas kadar ke-sok-senioritasannya sudah melebihi dosis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niggle ❝Renjun Shuhua❞ ☑
Fiksi PenggemarWe were lovers, what do you think we are now? ©bananaorenji, 2021.