Lima

239 33 16
                                    

' Topeng ; ia selalu memakai ku sepanjang hari dan melepaskan ku ketika istirahat.

' Senyuman ; ia menggunakan ku saat sedang berjuang melawan rasa sakit di hatinya.

' Tawa ; aku memang manis, namun tersirat beribu juta kepedihan didalamnya.

' Doa ; aku tempat dimana ia menceritakan hari harinya, keluh dan kesahnya. Dan tempat dimana aku menyampaikan keinginannya pada tuhan.

' Tuhan ; engkau bisa membohongi semua makhluk (orang) yang kau sayangi dengan senyuman (manis) milikmu. Namun kebohongan (senyum) milikmu tidak ada gunanya di mataku dan malah menimbulkan dosa bagiku.
.
.
.
.
.
.

5. Seburuk itukah saya dimata ibu?
    Hai, ternyata pertemanan kita palsu.


Lelah sudah ia memendam rasa sakit sendirian, tawanya adalah tameng untuk rasa sakit dan kecewa, senyuman yang terus terukir manis di bibirnya hanyalah tipu daya semata.

Dia itu diciptakan sebagai perempuan,
Perempuan makhluk yang memiliki perasaan yang peka dan hati yang lembut serta lemah,
Makhluk yang diciptakan dengan penuh kasih sayang.

Kanaya tertawa saat difa dan vika saling berdebat tentang film kartun, saat ini kanaya sedang berada di apartemen miliknya. Apartemen ini dibelikan oleh paman dyo dari kelurga ibu, memang keluarga ibu masih memiliki hati ketimbang kelurga ayah kanaya.

Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul 16.30 wib yang berarti diluar masih sore, entah kenapa kanya merasa kegelisahan didalam hatinya.

Pertanda apa ini tuhan?

“Hahaha dif yang ini mirip sama Lo!”

“Sialan Lo! Hahaha tapi kalo diliat liat yang makan pisang itu mirip Lo Vik! ” Jari telunjuk Difa mengarah kedepan laptop yang sedang memutar film kartun. Suara tawa yang bersahut sahutan memenuhi kamar kanaya.

Kanaya yang perasaannya sudah tidak enak dari tadi lantas langsung menyambar kunci motor dan helm bogo tak lupa ia membawa hp yang sudah terpatri diatas nakas.
“Woi gue duluan ya!” Difa dan avika menoleh ke pintu kamar. Punggung kanaya sudah menghilang dibalik pintu.

“Mau kemana Lo Na?” Tanya Difa dengan suara yang sedikit kencang.

“Pulang! ada yang ngeganjel!” Sahut kanaya dengan teriakan. Difa dan Avika menganggukkan kepalanya paham namun tiga detik kemudian mereka membelalakan matanya.

“Dia tadi bilang pulang?!” Tanya Difa.

“Iya njir,” 

“Mampus! Buruan susul!” 

“Ayo!!” 

Difa dan Avika keluar dari Apartemen dengan tergesa gesa tidak lupa mereka menutup pintu apart milik kanaya, dan bergegas lari menuju loby.


°°°°°°°°°°



Dengan kecepatan tinggi ia mengendarai motor maticnya tanpa memperdulikan tangannya tang mulai bergemetaran, kenapa hatinya merasakan hal aneh? Ayolah cepat pulang agar ia tahu penyebab kegelisahannya.

Tintt

Tintt

Tintt

Suara klakson motor yang membangunkan satpam yang sedang asik tertidur, gerbang terbuka.
Motor maticnya memasuki pekarangan rumah mewah,   dahinya mengernyit heran kenapa ada mobil ayah? Tempat disamping mobil Dito ada mobil Pera bewarna hitam.

Sayatan BatinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang