Enam

180 29 6
                                    

"Bukan aku yang lemah
Tapi kalian yang terlalu keras."


5. SEMUANYA PENUH KEBOHONGAN.


  Kanaya melepaskan dekapan Joerdan, hati Kanaya sakit sangat sakit. Langkah kaki gontainya berjalan mendekati Difa dan Vika, tatapan mata yang menyorotkan kesedihan serta kecewa terpancar dimata sembab Kanaya.

Difa dan Vika mematung ketika Kanaya tiba didepan mereka.
Jantung keduanya seakan akan berhenti berdetak melihat keadaan Kanaya saat ini.

Kanaya menatap Difa dan Vika bergantian,
"Sejahat itu kalian ke gue?" Lirihnya.

"Na kita minta maaf," Difa dan Vika mendekati Kanaya.

Kanaya tertunduk dan menghapus cairan putih yang ingin turun. Kanaya menepis tangan Difa dan Vika saat akan memeluknya.
"Jangan sentuh gue, Najis!" Larang Kanaya dengan tatapan datar.

"Na maafin kita," Difa meneteskan air matanya saat melihat keadaan sahabatnya saat ini.

Kanaya mundur satu langkah dengan tangan yang terkepal hebat.

"Temen kamu itu minta maaf Kana!" Ujar Dino marah.

"Maafin temen kamu Kana! Jangan Egois!" Timpal Dina ikut membentak.

Risa melepaskan genggaman Arjuna dan berjalan mendekati Kanaya yang menatap sinis kearah Dino dan Dira.

"Bener yang dikatakan papa sama mama Kana," Ujar Risa lembut seraya membersihkan luka Kana dengan tissu.

Kanaya merasa jijik dengan sikap sok perhatian milik Risa, Kanaya tersentak karena Risa menekan kuat lukanya.
Ia menepis kasar tangan Risa dan meronta marah.
Risa melihat Dino dan Dira dari sudut matanya dan tersenyum miring.

"Akhh!!" Risa terlempar jatuh kebelakang dan mengenai dinding.
Arjuna yang melihat tunangannya didorong kasar langsung mendekati Kanaya dan menampar Kanaya dengan keras.

Kanaya tertoleh kekanan dengan kasar.
Darah yang mengering di sudut bibir mulai basah karena kembali mengeluarkan cairan merah.

Aranzka mengepalkan tangannya kuat.
Royez menatap Aran dan menenangkannya.
"Jangan gegabah." Peringat Royez.

"Kalo sampe Kana kenapa-napa lo dan keluarga lo abis ditangan gue!" Ancam Aranzka yang berhasil membuat Royez diam seribu bahasa.

Kanaya menatap Arjuna dengan lirih.
"Gak tau terima kasih Lo!" Ucap Arjuna marah. Sedangkan Risa sudah berdiri dengan Dino dan Dira disampingnya.

"Risa bantuin lo tapi malah lo dorong?!!"
"Hati lo dimana sih Kana!!"
"Ga ada rasa belas kasih di diri lo Kanaya!!" Maki Arjuna berturut turut.

Kanaya menatap ke sekeliling ruangan hanya ada keluarga sedangkan para tamu sudah pulang entah kapan.

"Anak kurang ajar kamu!!" Teriak Dino menggema.

"Kamu mendorong cucu saya Kana!" Timpal Fera yang tersulut emosi.

Kanaya tertawa pelan yang membuat Aranzka dan Joerdan kembali was-was.
"Kenapa?" Tanya Kanaya dengan tangan yang mengusap kasar darah didahinya.

"Jangan bersandiwara Kanaya!" Teriak Fera yang langsung mendapatkan decihan jijik Kanaya.

"LO YANG DRAMA ANJING!" Cerca Kanaya marah.

"Dia nenek kita Kana!" Teriak Risa marah.

"NO! Dia nenek lo bukan nenek gue!"

Dino mendekat kearah Kanaya dan meninju wajah putrinya dengan keras membuat Kanaya tersungkur kebelakang.

"Saya tidak pernah mengajarkan kamu kurang ajar Kana!"

Kanaya bangkit dan menatap tajam Dino.
"Gue belajar dari lo anj-!"

"Oom Dino bokap lo Kana!" Sentak Arjuna.

"DIEM LO! GUE GAK BUTUH OMONGAN SAMPAH LO JUNA!"

"LO-" Jari Kanaya mengarah ke Risa yang sedang dipeluk Dira.

"LO PEREBUT SAMA KAYA NYOKAP LO PEREBUT OM GUE JALANG! LO NGEREBUT SEMUA DARI GUE! AYAH DAN IBU GUE JUGA LO REBUT  DENGAN MUKA SOK POLOS LO ITU SIALAN!
LO REBUT ABANG DAN ADIK GUE, SEKARANG LO REBUT ARJUNA DARI GUE?!" Kanaya mengeluarkan unek unek yang selalu ia pendam yang berakhir dengan kekehannya sendiri.

Kanaya melirik botol win yang terpatri rapi dan mengambil satu botol win lalu memecahkannya kelantai.
Tatapan mata tajam itu menatap Dira.
"Kana juga pengen dipeluk mama," Lirihnya.

"LO SEMUA PENUH DENGAN KEBOHONGAN! AYAH! LIHAT KANA!" Titah Kanaya yang diikuti semua yang ada disana.

"Kana masih putri kecil ayah, Ibu... Kanaya pengen dipeluk ibu dari kecil.. Kana masih anak ayah sama ibu. Kana juga pengen kalo ulang tahun diucapin orang tua.
TAPI KENAPA KALIAN MALAH NYIKSA GUE! Gue udah nuruti semua yang kalian mau!" Ujar Kanaya marah.

"MULAI HARI INI KANAYA GANTARI PRAJAYA BUKAN LAGI ANAK SAYA!"

Degg

Jantung Kanaya berdetak dua kali lebih cepat. Matanya melirik kearah Joerdan dengan tatapan yang sangat susah diartikan.

"DEAL!" Balas Kanaya dengan senang hati.
Ia tersenyum palsu namun di detik berikutnya Kanaya jatuh dan tak sadarkan diri.

"Kanaya.." Gumam Dira sangat pelan.

"Kana!" Ucap Arjuna panik.

Melihat tidak ada yang berniat membantu Gadis yang terkulai tak sadarkan diri Aranzka datang dan membopong tubuh gadisnya yang ringkih penuh darah.

Sebelum ia benar benar keluar dari kediaman Prajaya, Aranzka mengucapkan satu kalimat yang berhasil membuat semuanya terdiam panik.

"Kanaya kenapa-napa perusahan anda dan keluarga anda juga ikut kenapa-napa." Ujar Aranzka dingin yang terkesan ancaman.

"Papa dia penerus keluar Czeatmajaya, Aranzka Boyze Czeatmajaya." Doni terdiam.

"Serius kamu?" Royez mengangguk mantap membuat Doni menelan salivanya dengan susah payah.

Sayatan BatinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang