#3 Jadi Sahabat Cowok

7 4 6
                                    

Di sepanjang jalan Gavril menuju meja makan, Gavril mengelus lalu mencium mukanya dari tangan terus menerus. Dira melihat dari meja makan tidak bisa berhenti menertawakan Gavril. Gavril pun akhirnya duduk di depan Dira, tapi masih saja mengelus-elus wajahnya. Dira memang seorang jomblo yang gak tahu diri, bisa-bisanya tangan Dira mengelus-elus pipi Gavril tanpa permisi. Gavril seperti dikutuk menjadi patung yang sedang diukir senimannya.

"Maafin gue ya," ucap Dira seperti teh manis yang hangat.

Gavril hanya mampu mengangguk untuk menjawab. Tangan Dira sudah lepas dari pipi Gavril. Sekarang Dira tengah merapihkan tasnya. Dira tersenyum melihat Gavril yang masih diam.

"Hey, maafin gue lah. tenang gue gak akan bocor," Dira tersenyum lagi dan lagi.

Gavril pun kembali menjadi manusia sepenuhnya.

"Iya, gak apa-apa kok," jawab Gavril gugup.

"Maafin kalau gue buat lu gugup."

"E-Enggak kok."

Dira tertawa mendengar jawaban Gavril yang jelas-jelas terdengar gugup. 

"Eh, tapi ada syaratnya," Dira memang selalu aneh tiba-tiba.

Gavril menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sembari bicara, "Syarat apa lagi?"

Dira ikut-ikutan tarik napas dalam-dalam lalu bicara, "Lu harus jadi sahabat cowok gue selamanya!, lu harus jagain gue jangan sampai lecet, apalagi hati gue gak boleh sakit. TITIK GAK PAKE KOMA, BYE!" Dira langsung kabur sebelum diprotes Gavril. 

Gavril mengangguk b0eberapa kali tanpa henti karena pasrah. "Oke Fine, Bye." Dia pun ikut pergi meninggalkan kantin sendirian dengan membawa beban pikiran.

Baru saja Gavril keluar satu langkah dari ambang pintu kantin.

"HEY BRO!" sapa Alex.

Gavril menghela napas. Alex melihat Gavril dengan tatapan aneh. Baru saja dia berniat baik untuk bertanya, Gavril membuat Alex melihatnya, Gavril jadi tambah aneh.

"Tapi, kalau gitu. Dipikir-pikir gue bisa terus sama dia dong!. UYEEEEEEE! YESSSSSS! AHOOOOOOOY." Teriak Gavril tidak karuan.

Alex kaget Gavril jadi seperti orang gila. seolah tidak ada Alex disampingnya. Gavril jalan dengan teriakan tidak jelas sembari teriak-teriak tidak jelas.

"YEEEEEEEE! UHUUUUUUUUY!"

Alex menggelengkan kepala, "Jangan sampai gue ikut-ikutan gila." Alex langsung mengejar Gavril yang sudah lumayan jauh darinya.

...

Gavril dan Alex duduk di kursi paling belakang kelas. Alex memerhatikan Gavril yang melamun dari samping. karena kebetulan kursi di kelas XII IPA satu orang satu meja. Alex melihat Gavril senyum-senyum sendiri tidak jelas. Apa mungkin Gavril kemasukan?.

"GAVRILLLL!!!" teriakan Alex mengagetkan satu kelas, termasuk Gavril

"Lu ngeganggu gue aja!" 

"Ngeganggu apaan?, lu dari tadi senyum-senyum gak jelas. Gue takut lu kamasukan!"

"Iya, emang gue kamasukan."

"WOY KE PAK SAMUEL, GAVRIL KEMASUKAN!"

Gavril memukul ALex langsung dengan keras, "Lu percaya aja!, Gue becanda!"

"Abisnya gue kan sayang sama lu."

"Jangan berlebihan lu!"

"Kagak woy!, abisnya cepet punya cewek sana!. gue capek ngurusin lu, mana tadi abis kebocoran, terus ketahuan lagi."

DIRGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang