#4 Pulang Sekolah

8 3 2
                                    

Jam Pelajaran sudah berakhir tepat jam dua siang, Pak Rizky sudah keluar dari kelas. Semua murid langsung keluar dari kelas untuk pulang. Ana sudah siap menggendong tasnya, berbeda dengan Dira.

"Dir," Ana mengagetkan Dira yang masih diam tidak jelas. Ana melihat mata Dira yang seperti sedang melihat sesuatu. Ana mencoba menelusuri apa yang Dira lihat. Ternyata Dira sedang melihat Dirga tanpa berkedip. Ana menghembuskan napas, Ana mendekatkan mulutnya dengan telinga Dira

"Woy Dir!"

"Ah elah!" Dira kaget.

"Lu lagi lihatin apaan?, ayo pulang!" ajak Ana.

Dira masih melihat Dirga, Nuna pun membawa Dirga pulang dengan genggaman tangannya. Dira menghela napas, dia pun sadar dan langsung pergi meninggalkan Ana.

"WOY!, ini anak kenapa? ASW" Ana berjalan keluar dari kelas sendirian. Saat sudah di luar kelas, Ana belokan diri untuk menuju kelas Alex, namanya juga pacaran.

Dira berjalan tepat di belakang Dirga dan Nuna. Dira menginginkan Dirga tahu keberadaannya di belakangnya. Tapi, Dira mengikuti sampai lapangan sekolah pun Dirga tidak menengok ke belakang. Kaki Dira berhenti jalan, Dira menarik napas lalu menghembuskan lagi. Bukan Dira kalau tidak mengikuti apa kata hatinya.

"DIRGA!" panggil Dira.

Langkah Dirga dan Nuna otomatis berhenti mendengar panggilan Dira. Akhirnya Dirga balik kanan, begitu juga Nuna. Tapi, Dirga tidak bicara apa-apa. Dira berjalan mendekati Dirga dan Nuna.

"Dirga, gue mau ngomong sama lu," ucap Dira.

Tidak ada jawaban suara ataupun gerakan dari Dirga. Yang ada Dirga melirik Nuna, sepertinya dia memberi kode jawaban.

"Maaf, tapi Dirga harus pulang sekarang juga," Nuna yang menjawab.

"Gue mintanya ke Dirga, kenapa lu yang jawab," protes Dira.

"Ya ini, yang Dirga kasih tahu ke gue," jelas Nuna.

Dira tertawa mendengarnya, "Dir, lu lupa sama gue?," tanya Dira.

"Siapa lo?" tanya balik Dirga datar.

Dira tidak percaya mendengar jawaban Dirga.

"Gue Dira!. Yang lu selametin waktu,"

"Stop!" tahan Dirga.

Dirga langsung balik kanan lagi, lalu dia menarik Nuna untuk pergi bersamanya. Dira orang yang tidak mudah putus asa, Dira mengerjar Dirga sampai dia berdiri di depan menghalalkan Dirga dan Nuna jalan, mereka pun kembali berhenti.

"Gue cuman mau ngomong sama lu Dir," ucap Dira tegas

"Besok," jawab Dirga singkat dan padat. Mana Dirga langsung mengajak Nuna pergi meninggalkan Dira.

"Oke, gue tunggu besok!" teriak Dira dengan nada bahagia, walaupun sedikit sakit mendengar jawaban Dirga singkat.

Baru saja Dira akan melanjutkan jalan. Yoga, Eza dan Alan berdiri di hadapannya, membuatnya berhenti. Dira membuang muka.

"Lu siapanya Dirga?" tanya Yoga.

Dira tertawa mendengarnya, "Lu juga siapanya Dirga sampai berani mukulinnya?" tanya Dira balik.

Yoga tertawa kencang, Dira yang membalikkan pertanyaan.

"Bukan urusan lu!" Dira pergi begitu saja dari Yoga, Eza dan Alan. Dira baru berjalan dua langkah, Yoga menahan tangan Dira dengan genggaman keras. Dira berusaha melepaskannya, tapi sepertinya Yoga lebih kuat energinya.

"LEPASIN GUE!" bentak Dira.

Yoga tertawa melihat raut muka Dira seperti ketakutan. Tiba-tiba, ada tangan yang langsung melepaskan tangan Dira dari Yoga, ternyata Gavril. Dira kaget melihat Gavril datang.

DIRGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang