Dira lari turun dari tangga dengan mengenakan seragam yang sudah rapih, tapi dasi belum dipakai dan rambut belum diikat. Elsiana, Ibu Dira tersenyum melihat Dira dari ruang makan. Dira lari menghampiri dan memeluknya.
"Good morning bunda El," sapa Dira
"Good morning juga sayang,"
"Bunda udah mandi kan?" tanya Dira
"Udah dong,"
"Ya udah seperti biasa," tangan Dira memberi dasi dan ikat rambut.
Bunda El pun memasangkan dasi dan mengikatkan rambut Dira dengan duduk di atas kursi roda. Sudah hampir tiga tahun Ibu Dira mengalami kecelakaan dengan Ayahnya. Ibu Dira selamat walaupun lumpuh, sayangnya Ayah Dira harus pupus karena pendarahan parah. Maka dari itu, Dira menjadi kunci kebahagiaan Ibunya ditambah Dira anak satu-satunya. Sepanjang hari Dira diikatkan rambut oleh Bunda El, dan sekarang bertambah memakaikan dasi karena sejak kemarin Dira sekolah di luar, tidak di rumah lagi. Bunda El sudah beres memakaikan dasi dan mengikatkan rambut Dira. Dira pun menghadapkan diri ke Bunda El.
"Bunda, kemarin kesepian gak?" tanya Dira.
"Enggak kok, kan udah ada mbak Siti,"
Dira menengok melihat mbak Siti yang juga sedang menikmati pemandangan Dira dan Bunda El.
"Makasih loh mbak, udah jagain Bunda," ucap Dira.
"Udah tugas mbak dong Non, pasti mbak lakuin apapun buat Bunda El,"
"Uh so sweet," Dira tersenyum.
Bunda El tertawa, "Udah cepet berangkat nanti kesiangan lagi."
"Siap Bunda," Dira mencium kening Bunda El.
Dira jalan keluar dari rumah. Saat Dira akan membuka pintu, Dira balik kanan lagi.
"Oh iya Bun, siang aku ada pemotretan. Bunda ikut ya, mbak Siti juga ikut."
"Iya, cepet berangkat sana." jawab Bunda El.
"Oke, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumusalam," jawab Bunda El dan mbak Siti bersamaan.
Dira keluar dari rumah, dia melihat mobil kesayangannya warna kuning seperti sedang tersenyum kepadanya.
"Tenang, nanti siang gue pake deh," ucap Dira ke mobil yang tidak bisa bicara.
Dira mulai berangkat menuju halte bus. walaupun Dira punya mobil yang bisa dia pakai ke sekolah, tapi Dira lebih suka berangkat dengan bus seperti yang ada di drakor biasanya, lagipula ini memang yang ingin Dira rasakan untuk menikmati masa remaja.
Dira sudah berdiri di halte bus sendirian. Dia sedang membaca pesan dari partner kerja samanya. tiba-tiba,
Tiiiiiid
Yoga mengklakson motornya yang berwarna hijau dan pastinya Ninja. Dira membuang muka, kembali melihat Hp lagi. Yoga juga langsung pergi, mungkin dia hanya mengetes Dira saja. Tidak lama kemudian bus datang, Dira pun naik bus tersebut.
Dira sudah sampai di sekolah dengan keadaan earphone menempel di telinga kanannya dan mata sibuk memilih musik apa yang akan dia putar. Dira sedang asik-asik mendengarkan musik, ada yang jahil melepaskan earphone Dira dan orangnya langsung melarikan diri.
"WOY!!!" teriak Dira.
Dira orangnya suka jika diajak lari-larian, tapi beda jika soal hati. Dira mengejar orang tersebut. Kelihatan dari tubuhnya seperti Yoga. Bagus juga, dia ingin pemanasan menghajar Yoga. Dira masih berlari mengejar Yoga sampai melewati taman, tapi Dira balik lagi ke taman. Dira melihat kebersamaan antara seorang laki-laki dan perempuan membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGAN
Novela JuvenilPanggil saja Dirga Dira Gavril Yoga Nuna berawal masuknya model cantik terkenal, Dira Anetha ke SMA Anjasmara. Sekolah SMA paling aesthetic sepanjang sejarah di Jakarta, yang pemiliknya ayah Samuel Gavril. sebenarnya, tujuan Dira pindah untuk menem...