Prolog?

1.7K 159 41
                                    

" Hah~" Helaan nafas panjang dikeluarkan oleh Nanami.

Pagi ini, lagi-lagi ia yang harus memasak sarapan untuk dirinya dan adiknya. Padahal seharusnya hari ini adiknya lah yang seharusnya memasak sarapan untuk mereka berdua.

Aroma harum menyeruak masuk ke dalam penciuman Nanami. Hari ini ia memasak sebuah omelette untuk sang adik, sedangkan dirinya hanya akan sarapan roti kesukaannya.

" Ohayo, nii-san~"

Sebuah suara menginterupsi kegiatan yang di lakukan oleh lelaki berumur 27 tahun itu. Nanami lalu berbalik dan menemukan sesosok lelaki yang mirip dengan dirinya namun dengan penampilan yang lebih muda darinya.

" Hn. Kau terlambat Ray." Balas Nanami melanjutkan aktivitas memasaknya yang tadi tertunda.

" Eh? Terlambat? Bukannya sekarang masih jam 6?" Tanya Sang adik sambil melirik jam di dekatnya.

"Hah~ Kau lupa kalau hari ini seharusnya kau yang memasak untuk kita berdua?" Ujar Nanami sambil fokus mem-plating sarapan miliknya.

" Hehehe maaf. Aku lupa" balas Ray menggaruk belakang kepalanya.

" Nanti aku saja yang melanjutkannya. Kakak makan sarapan kakak saja." Lanjut Ray lalu mendorong Nanami menjauh dari area dapur.

.

.

" Ngomong-ngomong kak." Ucap Ray lalu melirik Nanami yang sedang sarapan dengan tenang.

" Apakah Kakak tidak merasa kesepian?" Lanjut Ray setelah memastikan bahwa sang kakak memang mendengarkan Ucapannya.

" Maksud mu?" Tanya Nanami setelah menelan potongan terakhir roti isi yang tadi dibuatnya.

" Apakah Kakak tidak punya seseorang yang spesial? Seseorang yang em.. anu.." Balas Ray gagap. Ia takut  menyinggung perasaan sang kakak.

" Seseorang yang spesial? Tentu saja ada." Jawab Nanami tenang sambil menyesap kopinya.

" Benarkah? Siapa?"

" Tentu saja dirimu. Memangnya siapa lagi. Kau itu kan adikku" Balas Nanami Kecewa dengan pertanyaan adiknya yang benar-benar tidak berbobot.

" Bukan itu maksudku, Kak!" Ujar Ray. Sungguh sikap tidak peka kakaknya ini benar-benar tidak bisa di tolong lagi.

" Memangnya maksud mu apa?" Tanya Nanami dengan wajah datarnya. Sambil sekali lagi menyesap kopinya.

" Maksudku apakah ada seseorang yang sedang kakak sukai?"

"Uhuk!"

Pertanyaan Ray berhasil membuat Nanami tersedak kopinya sendiri. Jujur saja, ia bahkan belum pernah memikirkan tentang hal seperti itu sebelumnya.

" Bukan urusanmu." Jawab Nanami cepat, lalu berdiri berharap Ray tidak menanyakan hal-hal yang aneh lagi.

" Eh? Kakak sudah mau pergi? Bukankah ini masih terlalu pagi?" Tanya Ray berpura-pura polos. Padahal di dalam otaknya, Ray sudah menyusun kata-kata mutiara untuk sang kakak tercintanya itu.

" Ya. Aku harus singgah di satu tempat dulu, sebelum pergi ke Kantor." Balas Nanami sambil mengenakan setelan jas berwarna krem miliknya.

" Apa mungkin, tempat Pacarmu?!" Tanya Ray dengan mata berseri-seri, namun tidak dihiraukan oleh Nanami.

"..."

Meskipun tidak direspon oleh sang kakak, Ray yakin Kata-kata mutiara untuk sang kakak tadi benar-benar mempan kali ini. Buktinya, Nanami kali ini pergi dengan tampang yang sangat datar, lebih datar dari biasanya.

.

.

Kring... Kring..

" Selamat datang~ meja untuk berapa orang?" Tanya Pelayan cafe dengan senyum manisnya.

Yup, saat ini Nanami sedang berada di sebuah cafe yang tidak jauh dari Kantor tempat ia berkerja. Ia kesini bukan karena masih lapar ataupun mencari pacar seperti yang dikatakan oleh Ray.

" Ah maaf. Tapi aku kesini untuk bertemu dengan seorang. Seharusnya dia sudah ada disini." Balas Nanami sopan.

" Ah! Itu dia. Hoi Nanamin~" Panggil seorang pria dengan rambut putih dan berpenampilan yang sangat menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Setelan jas hitam dan juga kemeja putih Ditambah dengan dasi berwarna biru Dongker serta celana kain berwarna hitam membuat pria itu menjadi perhatian banyak pengunjung. Apalagi saat pria itu mulai melepaskan kacamata hitam yang ia kenakan dan menampakkan mata berwarna biru yang benar-benar memikat hati para pengunjung wanita disana.

" Hah~" Entah sudah berapa kali Nanami menghela nafasnya hari ini. Semua ini karena dia harus berurusan dengan dua orang pengganggu dalam waktu yang berdekatan.

Padahal masih pagi, namun Nanami sudah merasa sangat lelah seperti telah mengerjakan banyak tugas di akhir bulan. Benar-benar melelahkan.

Nanami lalu mulai berjalan mendekati pria yang tadi memanggilnya itu. Tentu saja dirinya juga otomatis menjadi pusat perhatian karena di panggil oleh pria tersebut. Jujur, Nanami benar-benar benci menjadi pusat perhatian banyak orang. Hal itu benar-benar membuat dirinya merasa aneh.

"Jadi. Langsung ke intinya saja. Apa mau mu Gojo?" Ucap Nanami tanpa basa basi lagi. Ia benar-benar ingin pergi menjauh dari pria satu ini.

Berada di dekat seorang Gojo Satoru membuat Nanami merasa seperti panjang umurnya berkurang dengan drastis dan nyatanya benar seperti itu. Hal ini dapat dibuktikan dengan wajahnya yang terlihat lebih tua dibandingkan dengan pria yang ada di depannya. Padahal Umur Nanami lebih muda satu tahun di bandingkan dengan Gojo.

" Sudahlah... Jangan marah-marah terus. Ini masih Senin pagi loh. Seharusnya kau lebih ceria sedikit." Balas Gojo dengan senyum tanpa dosa yang pastinya membuat para wanita yang ada disana berteriak histeris karena senyum manisnya.

" Bisakah kau berhenti tebar pesona? Kita disini bukan untuk mencarikan mu jodoh." Nanami menatap tajam Gojo. Sangat tajam sampai-sampai orang-orang di dekat Meraka merasa akan ada pembunuhan tragis disini sehingga lebih memilih untuk menjauh dari kedua pria yang menjadi pusat perhatian itu.

" Ehehehe... Maaf. Kalau begitu aku akan pesankan kau sesuatu agar percakapan ini bisa menjadi lebih baik." Gojo lalu mulai mengenakan kembali kacamata hitamnya.

Nanami yang mulai merasa keadaan mulai sedikit tenang lalu mengambil buku menu di dekatnya dan memberikan sedikit isyarat kepada seorang pelayan agar dapat mencatat pesanannya.

" Satu kopi hitam dengan sedikit gula dan satu macchiato karamel. Itu saja." Ujar Nanami singkat. Sang pelayan lalu mulai mencatat pesanan Nanami lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan pesanannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hai hai... Author disini✋

Pengen tau siapa saja yang suka sama Nanami nih..

Yang suka Nanami angkat tangan 🙋

Oke untuk chapter ini y/n belum muncul yah.. yuk kita tebak, kira-kira y/n di cerita ini jadi apa?🤔

Apakah jadi teman satu kantor? Bartender? Pelayan? Tukang bunga? Tukang ojek? Tukang bubur naik haji? Hahaha gak-gak yang terakhir bercanda yah... //Tertampar online.

Jangan lupa vote and komen yah... Kalau ada yang kurang jangan sungkan untuk kasih tau author. ( Masih baru soal menulis seperti ini)

See you next chapter..

Amaimono (Nanami x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang