Chapter 4

708 98 9
                                    


-Seperti kehidupan, setelah kegelapan pasti terbit cahaya terang. Begitu juga nasib kita. Syaratnya kita terus bergerak ke arah yang lebih baik.-

.

.

.

.

Sayup-sayup sinar mentari pagi mulai menyinari kota Tokyo. Di saat yang sama para penduduk Tokyo juga terlihat mulai sibuk beraktivitas. Para pedagang dan pemilik cafe mulai sibuk membuka kedai tempati usaha mereka. Para pekerja kantoran maupun para pekerja sambilan juga mulai berlalu lalang menuju tempat kerja mereka.

.

Kring.. Kring..

" Ohayo Mina~" Ujar y/n ketika baru saja masuk ke dalam cafe tempat dirinya berkerja.

" Ohayo y/n-chan tumben sekali kamu datang jam segin- Wow matamu kenapa?" Sahut Nakamura mewakili rekan-rekannya yang terlihat sangat terkejut melihat wajah y/n Yang sangat berantakan.

Mata panda yang cukup hitam dan besar. Rambut yang sedikit berantakan hingga wajah yang terlihat lesu. Semua itu sangat berbeda jauh dari penampilan y/n yang biasanya.

" Hahaha. Tidak apa-apa aku hanya tidak bisa tidur tadi malam." Jawab y/n lalu menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan seragam cafe.

" Hee~ aku baru tau seorang Haruka y/n-san yang biasanya sangat ketat dengan jam tidurnya malah tidak bisa tidur. Hanya karena seorang pria." Ujar Nakamura Asal bicara.

" Eh? Kok kamu bisa tau?" Tanya y/n saat keluar dari ruang ganti. " Apa?" Sambil mengeluarkan beberapa makeup dari tasnya, Nakamura membalas pertanyaan y/n pura-pura tidak peduli.

" Bagaimana kamu tau kalau tadi malam aku tidak bisa tidur karena memikirkan seorang pria?" Selidik y/n curiga. " Aku tidak pernah memberi tahu mu tentang itu." Jelasnya lagi.

" Hah~ Haruka oh Haruka. Kau ini lupa atau tidak peduli sih. Aku ini kan sudah sangat berpengalaman tentang hal-hal seperti itu. Biar ku tebak. Tadi malam kamu pasti memikirkan salah satu di antara Gojo-san dan Nanami-san, kan?" Balas Nakamura sambil mengatur peralatan make-upnya di satu-satunya meja di ruangan itu.

" E-Eh?! Te-tentu saja tidak. Memangnya kenapa aku harus memikirkan salah satu dari dua orang itu?" y/n mengelak tidak ingin mengakui kenyataan bahwa dirinya memang memikirkan salah satu dari dua pria tersebut.

" Ara. Kalau bukan 'salah satu', Jadi kamu memikirkan mereka berdua? Cik cik cik.. y/n-chan kamu sudah besar ternyata." Goda Nakamura. " Bukan begi-"

"Iya. Iya aku paham. Kalau begitu segeralah ke sini. Akan ku bantu kau menyelesaikan masalah matamu itu dahulu. Baru kamu boleh mengelak semau mu." Potong Nakamura sambil memberi isyarat agar y/n duduk di kursi depannya.

" Huh~ aku kan tidak mengelak." Gumam y/n menggembungkan pipinya. Walau begitu y/n masih tetap menaati perinta Nakamura dan duduk dengan tenang di kursi yang di maksud.

.

.

.

Di lain tempat.

" WAAAA!!! SEMUANYA BANGUN! KITA TERLAMBAT!!" Teriakan yang memekakkan telinga bergelegar di salah satu ruangan di gedung tertinggi yang berada di pusat kota Tokyo. Bersamaan dengan hal itu terlihat pemuda berambut spiky pink yang tengah berlari kesana-kemari. Menyiapkan baju dan buku, tak lupa juga untuk bergegas mandi.

" Hah!! Terlambat? Jam berapa sekarang?" Balas seorang gadis berambut orange yang baru saja terbangun dari tidurnya. " WAA!! Sudah jam segini?! Itadori bodoh kenapa baru sekarang bangunin sih??" Ujar gadis tersebut melompat dari tempatnya tidur lalu mulai berebutan kamar mandi dengan pemuda yang ia panggil Itadori itu.

Amaimono (Nanami x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang