Tubuh Nanami ambruk diatas ranjang king size beralas putih. Sedikit mengacak-acak rambutnya dan beberapa kancing kameja birunya dibiarkan terbuka, ia mengingat-ingat kembali percakapannya dengan Gojo tadi siang.
.
Flashback.
"Kemungkinan yang kamu katakan tentang adanya penyusup di organisasi sepertinya benar." Gojo bergeming. dengan wajah datar terus memperhatikan penjelasan Nanami.
"Apakah kamu sudah mengetahui identitas penyusup?" Tanya Gojo datar.
"Ya. Aku menemukan beberapa bukti bahwa 'dia' sepertinya berasal dari organisasi musuh. Kita harus secepatnya menangkapnya dan menginterogasinya."
" Begitu yah." Gumam Gojo memainkan sebuah pena di dekatnya. " Untuk sementara kita akan biarkan 'dia' bergerak bebas dahulu."
Flashback End.
.
"Untuk bisa membasmi segerombolan tikus, kita harus membuat salah satunya mengajak teman-temannya masuk kedalam jebakan kita. Itulah dasar dari organisasi kita ini."
Kata-kata Gojo terus saja terngiang di kepala Nanami. "Kemungkinan akan muncul perang besar antar organisasi cukup besar. Jika semua rencana itu berjalan lancar, mungkin perang akan terjadi dalam 5 bulan lagi." Batin Nanami lalu menghela nafas. Sungguh hari yang melelahkan.
Tanpa sadar Nanami terus saja memikirkan tentang y/n, barista tempat dirinya dan Gojo berdiskusi tentang perkembangan organisasi. "Haruka y/n-san. Sepertinya dia barista baru, Nanti aku akan tanya yuu-san saja. Besok ada hal yang harus aku lakukan." Meski Batin Nanami berkata demikian, Namun pikirannya masih saja memikirkan tentang wanita tersebut. Lekuk tubuhnya, Profesionalitasnya saat melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, Gerak geriknya saat menuangkan kopi pesanan pelanggan, dan bahkan senyum khas yang selalu y/n berikan kepada para pengunjung.
Entah mengapa, dada Nanami terasa panas ketika mengingat bahwa senyum manis itu akan selalu di berikan kepada semua orang. Senyuman khas itu, Nanami ingin senyum khas itu di peruntukan untuk dirinya saja.
Dering ponsel membuyarkan lamunan Nanami. Sebuah pesan singkat dari Gojo Membuat wajah Nanami menjadi lesu.
Gojo Satoru
Online"Kita akan mengadakan rapat dengan 9 pilar malam ini. Tolong beritahu mereka agar segera datang ke markas."
"Ya. Akan ku lakukan. Kami mungkin akan datang sekitar 15 menit lagi. Kamu bisa menunggu, kan?"
"Ya. Tidak ada masalah."
Nanami lalu memeriksa jam weker dinakas samping tempat tidurnya. "Pukul 21.44 sepertinya kita tidak akan tidur sampai besok." Batin Nanami sambil menutup matanya.
" Nii-san apa kau sudah-"
" Uh... Wow~" Gumam Ray tidak dapat berkata-kata lagi. Pemandangan di depannya ini sungguh membuat mata terberkati. " Kak. Aku ini tidak gay. Tapi jika kakak seperti itu terus, sepertinya aku malah akan memakan kakak Sekarang." Ujar Ray Pelan.
Entah sejak kapan Ray sudah ada di kamar Nanami. Namun yang jelas, ia datang di waktu yang tepat. (mungkin?)
" Apa?"
" Ah. Tidak. Jangan terlalu dipikirkan." Elak Ray. "Ngomong-ngomong kak. Kenapa kakak belum tidur?" Tanya Ray mengalihkan topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaimono (Nanami x Reader)
Fanfiction" Nanamin, apakah aku boleh tau wanita tipe mu seperti apa?" -itadori "Entahlah, aku masih belum memikirkan hal itu." -Nanami "Heee~ pantas saja kau masih menjomblo hingga sekarang. Kasihan sekali dirimu itu~" -Gojo "Permisi, tapi Bisakah kau sadar...