Untuk orang-orang baik yang tidak pernah menyerah dengan hidup.
•
•
•Nanti saat sesak itu kembali, cobalah baca ini.
Akan selalu ada luka yang menganga dengan lebarnya. Akan selalu ada patah yang hampir sulit untuk ditumbuhkan, juga akan selalu ada jatuh yang payah untuk dibangkitkan.
Akan selalu ada pilihan untuk menyerah, akan selalu ada jalan untuk berputus asa dan akan terbentang luas kesempatan untuk hilang dari semesta.Bukan, bukan untuk itu kamu dibiarkan hidup oleh Tuhan. Bukan untuk ada dan tiada tanpa membawa apa-apa.
Kamu hidup karena Kasih sayang Tuhanmu, kamu ada karena kebaikan dari Tuhanmu dan kamu menjadi dirimu hari ini itupun juga karena cinta dari Tuhanmu.Sesakmu akan berganti lapang asal kamu ikhlas dan rela dengan takdir yang Tuhan timpakan. Perih dan lukamu akan disembuhkan asal kamu masih membiarkan tabah bersemi di lubuk hatimu terdalam. Semua akan baik-baik saja, asal kamu selalu percaya bahwa segala kebaikan akan kembali pada tuannya.
Hidup memang senang bercanda, meski kamu memilih jalan untuk selalu serius. Hidup memang senang berduka, meski kamu membenci luka. Hidup memang selalu begitu, tidak selamanya akan sejalan dengan angan juga inginmu.
Tatkala segalanya datang menghantam, tatkala kamu dibungkam diam dengan segala takdir yang tak mengenakkan, maka saat itu kamu hanya perlu percaya satu hal. Bahwa akan selalu ada tangan Tuhan yang menggenggammu dengan kuat. Maka, sekali lagi saja jika kamu kembali terjatuh katakan dan yakinkan pada dirimu bahwa kamu hanya perlu bertahan lagi dan lagi.
Biarkan sesak itu bertamu di dadamu, kamu hanya perlu tenang beberapa waktu.
Biarkan sesal itu menghampiri jiwamu, untuk kemudian berdiri lagi menggapai angan yang baru.
Segalanya mungkin telah usai, namun bukan berarti hidupmu juga harus selesai. Tidak akan ada kata berhenti sebelum Tuhan menutup nafasmu. Maka, selagi menunggu waktu itu datang dilain hari, habiskan hari ini untuk menjadi dirimu sendiri yang berarti.Tidak akan ada hilang yang Tuhan biarkan tanpa pengganti. Juga tidak akan ada rasa sakit yang Tuhan biarkan subur tanpa ada penawarnya.
Kita ini memang payah, tapi tak selamanya kepayahan akan selalu menjadi diri kita. Maka, tegakkan kepalamu jika badai memaksanya untuk menundukkan kepala. Kamu harus egois untuk memilih bertahan pada semua terpaan yang datang. Karena apa? Karena Tuhan (selalu) sayang.•
•
•Terima kasih, sudah memilih singgah meski mungkin tak akan menetap. Setidaknya berilah sedikit saja jejak agar diri yang patah ini akan selalu memiliki alasan untuk tumbuh. Tidak ingin banyak, tak apa. Asal ada sedikit, sudah cukup.
Sekali lagi, terima kasih.
Terima kasih sudah menjadi dirimu dan sudah memilih jalan yang baik untuk hidupmu.Salam Sayang dariku,
-Giovano A Brillian

KAMU SEDANG MEMBACA
(APAKAH) KITA MANUSIA?
Thơ caAku bukan pencerita, tapi di sini aku ingin bercerita. Aku bukan penulis, tapi lewat diksi aku ingin menulis. Boleh, kan? Ini bukan ceritaku, tapi ini cerita semesta. Tentang banyaknya cerita yang tersangkut pada hari-hari yang tidak menyenangkan...