III

1 2 0
                                    

Bel masuk berbunyi semua anak kembali masuk kekelas masing masing. Begitupun juga Lean. Lean kembali lagi ketempat duduknya tadi dan dia sudah melihat ada orang disana. Lean pun tidak peduli dan duduk kembali kekursinya.

"Hallo bapak! tidak berniat untuk perkenalan kepada saya" ucap Alice. Alice sudah habis kesabaran Lean seperti tidak menganggap ada orang disampingnya.

Hmm" gumam Lean.

"What!! Lo! Bener bener ya!" Alice ingin sekali mencakar anak ini. Akan tetapi Alice urungkan niatnya. Ia melanjutkan tugasnya karena tugas dia ada yang belum selesai.

Bel pulang sudah berbunyi. Semua berlarian keluar kelas. Alice hanya menatap malas. Dia sangat kesal harus kembali lagi kerumahnya.

"gue pen ilang dari bumi" gumam Alice.

Alice pun segera keluar dari kelas tidak berniat menyapa siapapun. Karena moodnya sedang tidak bagus. Alice berjalan menuju halte menunggu angkutan umum yang lewat. Setelah angkutan umum itu sampai dia segera naik dan menuju jalan pulang.

"Assalamu'alaikum" ucap Alice ketika sampai dalam rumah.

"Wahh!! Udah pulang ya anak ayah" ucap Ibunya dengan nada sinis.

"Iya bu. Alice kekamar dulu". ucap Alice dan langsung berlari menuju kamarnya. Dia tidak tahan akan ucapan Ibunya nanti. Oleh karena itu ia segera pergi dari hadapan ibunya.

"Kurang ajar jadi anak!! Ibumu belum selesai bicara!" Teriak Ibunya dengan kesal.

Alice hanya berdiam diri dikamar tidak ada niat sedikitpun keluar dari kamarnya. Tidak lama kemudian ada yang mengetok pintu kamarnya.

Tok

Tok

Tok

Alice pun beranjak dan membuka kan pintu. Alice melihat ayahnya tersenyum diambang pintu.

"Iya ada apa yah?" tanya Alice dengan lembut.

"Ayah ingin bicara sebentar. Boleh nak?" izin sang Ayah.

"Iya yah. Ayok masuk!" Alice mempersilahkan Ayahnya masuk.

"Ada apa yah?" tanya Alice.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Ayah Alice.

"Baik baik saja yah"

"Ayah harap kamu bisa menjadi orang sukses ya. Semua didunia ini pasti berputar. Mungkin Ibumu sedang ada diatas. Akan tetapi Ayah yakin dimasa depan nanti Kamu yang akan menggantikan posisi Ibumu" ucap Ayah Alice menasehatinya.

"Alice sebenernya capek sama pertengkaran Ayah dan Ibu" ujar Alice dengan jujurnya.

"Ayah tau. Lihat Ayah! Ayah bertahan hanya karena Alice! Bagi Ayah Alice segalanya. Jadi kamu jangan nyerah akan ada masanya semua" Nasehat Ayahnya. Alice pun mengangguk.

"Alice janji!" ucap Alice sambil memperlihatkan jari kelingkingnya. Ayahnya pun menautkan jarinya kepada putri kesayangannya ini.

"Ayah sayang sama kamu Alice"

"Alice juga"
























Alhamdulillah semoga kalian suka ya sama ceritanya!💜


ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang