Part 12

403 38 8
                                    

Happy reading Phi/Nong





Sudah aku katakan, jika memang takdir ku berada di dunia gelap. Maka akan aku lakukan. Seperti apa yang aku katakan tempo hari yang lalu.

Aku pun mulai jarang tinggal di rumah P'Bai karena aku sibuk. Sibuk melampiaskan kesedihan ku dan juga sibuk untuk melupakan dirinya.

Sekarang aku berada di Bar yang sama dan disini aku juga mencari orang yang mau bermain dengan ku selama semalaman.

Mencari pria hidung belang dan bercinta dengan dirinya serta untuk memuaskan pelampiasan ku.

Yah aku memang menjadikan mereka pelampiasan ku. Aku tak perduli tentang hal itu. Dan aku juga tak perduli siapa yang akan bersama ku.

Selama ini begitu banyak pria yg bermain bersama ku. Dari yang masih anak SMA sampai yang sudah punya istri dan keluarga.

Terserah mereka mau membayar ku berapa. Tujuan ku dari awal bukan untuk uang jadi sesuka hati mereka saja akan aku terima.

Aku jarang pulang kerumah karena ada beberapa pria yg mempersilahkan ku untuk menginap sehari di hotel yg sudah mereka pesankan untuk ku. Aku terima saja.

Ada kalanya aku pulang dan itu pun tak ada P'Bai disana. Dia pun sama sekali tak pernah bertanya kabar ku lagi pula untuk apa aku memberitahukan keberadaan ku padanya.

Saat ini akan berada di sebuah hotel yang berbeda di Bang Rak. Yah seperti biasa pria-pria akan mendatangi ku saat aku dibar dan aku menyetujui keinginan mereka. Lagipula itu sama-sama menguntungkan bagi aku dan mereka.

Pria kali ini bernama Sean, dia berasal dari Inggris namun tinggal di Thailand untuk urusan pekerjaannya. Hanya itu yang ku tau.

Dia sudah keluar dari kamar mandi dan tak berlangsung lama kami pun memulai aktivitas kami. Berkeringat dibawah kuasanya. Tapi entah kenapa tubuh ku menerima semua ini tapi hati ku tidak.

Sering seperti ini, saat aku melakukannya dengan pria lain, hati ku seperti memaksa untuk menyudahi aktivitas ku dengan mereka karena hati ku berucap ini salah.

Apa yang aku lakukan salah. Tapi tetap saja nafsu ku mengalahkan hati ku. Bahkan akal ku pun sudah mati suri dibuatnya.

Pagi sudah tiba dan aku tak melihat Sean didekat ku. Aku kira dia sudah pergi namun. Seseorang keluar dari balik pintu depan dan itu Sean. Sepertinya dia sedang membawa makanan. Atau semacamnya.

"Win makanlah"

"Iya terima kasih"

Sebenarnya Sean sudah 9 bulan berada di Thailand jadi untuk dia berbicara aksara Thailand dia bisa. Itu yang dia bilang.

"Sean, aku kira kau sudah pergi"

"Yang benar saja, tidak mungkin aku melakukan itu"

"Yah kebanyakan dari orang yang bersamaan ku pasti pergi...... Termasuk seseorang yang sudah lama aku cintai pun pergi dari ku"

"Kau tadi bilang apa?"

Aku pun kelepasan bicara tapi syukurlah dia tak memperhatikan aku bicara.

"Ahh... Itu maksud ku kau membeli makanan apa?"

"Oh.... Aku hanya membeli nasi goreng. Dan juga pizza keju. Kau mau"

"Tentu saja aku mau. Aku adalah tipikal orang yang tak mungkin menolak makanan apalagi kalau itu gratis hehe"

"Baiklah aku mandi dulu. Sebelum kau pergi aku ingin mengajak mu jalan jalan. Bisa kan?"

Worst Moment of My Life [BrightWin] End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang