Bag 1 : Peserta Badung

94 19 80
                                    

Kekasih Sang Waktu
Romance - Spiritual - Slice of Life
By Dera Haluer

"""""""""""""""""""

Jangan lupa follow sebelum membaca 🤗
Selamat membaca
##################


September 2015


Gadis itu tengah tersenyum asyik menatap bayangannya sendiri di depan cermin. Tersenyum. Sesekali bibir manisnya komat-kamit diiringi tarikan nafas dan berhembus.

Hatinya terus bertasbih. Perasaan semangat jua tengah menari-nari dalam dadanya. Pelupuk matanya sedikit basah. Ia benar-benar merasakan bahwa awal mimpinya kian akan menjadi nyata. Terlebih sejarah atau lembaran baru hidupnya akan segera ia awali kembali, di mulai hari bersejarah ini. Menjadi seorang mahasiswa. 

Ia sangat bersyukur sekali mendapat sebuah kesempatan dimana dirinya bisa bersekolah ke jenjang lebih tinggi alih-alih dirinya pun tak pernah membayangkan keluarga kecilnya sanggup membiayai. Walau begitu ia selalu percaya pada Allah yang maha penyayang hambanya, yang maha mendengar segala doa pun keluh kesah hambanya, yang maha pemberi rezeki, hingga ia bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Alhamdulillah, ia merasa Allah begitu sayang padanya.

Sebelumnya ia berpikir, bahwa jalan hidupnya akan berakhir sebagaimana teman-teman seumurannya yang lain, sebagaimana perempuan yang tinggal di sebuah kampung dengan kebiasaannya. Yang mana mayoritas perempuan tuntas atau tidak tuntasnya sekolah biasanya akan segera dinikahkan. Dimana ijazah sekolah perempuan tersebut akan berakhir di dapur suami. Ya walau masih ada sedikit kecil perempuan yang sudah lulus sekolah tidak langsung menikah, melainkan mereka segera merantau ke luar daerah atau luar negeri menggantungkan nasib. Tapi itu sedikit sekali. Namun, sedikit sekali juga yang beruntung seperti dirinya, yang telah diberi nikmat yang berlimpah-limpah. Allah yang maha besar menganugerahkan keluarga yang luar biasa, keluarga yang tidak pernah letih mencurahkan kasih sayang kepadanya. Keluarga yang sangat mengerti keinginan dirinya, mendukung dirinya yang ingin belajar di jenjang yang lebih tinggi.

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Itu yang selalu jadi prinsip hidupnya setelah mengutip ucapan dari Ustadz idolanya: Hanan Attaki. Ia selalu tanamkan prinsip itu dalam hatinya. Ketika ekonomi keluarga hanya cukup untuk kebutuhan pangan sehari-hari, belum membiayai kebutuhan dan keperluan sekolah adiknya. yang kini baru masuk sekolah menengah atas, lalu kebetuhan si kecil Faisal dengan beraneka ragamnya, dan keperluan lainnya yang kadang-kadang selalu mendesak. Entah bagaimana Allah tiba-tiba membaguskan hasil panen abah di kebun dan di sawah, kolam abah pun tiba-tiba ikannya tumbuh gemuk dan sehat. Alhasil banyak sekali kentungan yang abah dapat dari kerja kerasnya menguras keringat dari subuh hingga malam.

Lalu satu lagi hadiah istimewa dari Allah.

Hadiah itu adalah sebuah beasiswa untuk melanjutkan sekolah tinggi. Terlebih dalam beasiswa, dirinya akan mendapat fasilitas uang saku, dan uang transporasi pulang pergi ke kampus dari penyelanggara beasiswa selama 4 tahun.  

Semenjak mendapat hadiah luar biasa itu, dirinya tak pernah bosan untuk bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Dan syukur lagi ketika abah dan umi ikut bahagia dan bersyukur dengan hadiah istimewa tersebut.

Hadiah yang istimewa sebenarnya juga menyelamatkan dirinya. Menyelematkan dirinya dari ketidakmungkinan mencari alasan-alasan ketika menolak lamaran para pemuda di desanya.

Tak terhitung dalam satu bulan ini sudah berapa belas laki-laki muda hingga paruh baya yang ia tolak lamarannya. Tak sedikit juga yang ditolak itu malah berkomentar miring, ada yang berujar dasar perempuan sok mahal, dasar tukang pilihlah lah, hingga ada yang menyumpahi sing hese menang jodohna. Para tetangga juga ikutan berkomentar miring  hayang menang salaki konglomerat meren, atau kasepna kawas Aril. Ngimpi, seolah mereka paham dan ikut terlibat apa yang dirasakan.

Kekasih Sang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang