Kekasih Sang Waktu
Romance - Spiritual - Slice of Life
By Dera Haluer
"""""""""""""""""""
Jangan lupa follow sebelum membaca 🤗
Selamat membaca
##################
Mata itu, aku melihatnya
Mata yang teduh penuh keindahan
Empunya bintang yang berkedip di dalamnya
Sukmaku terpanggil liar memandangnya
Menggebu dada yang penuh kegembiraan
“Assalamualaikum… Maaf, Pak, saya kesiangan,” sapa Raka dengan wajah pura-pura tak berdosa.
Suasana dalam kelas, hening sejenak. Semua tatapan mahasiswa dalam kelas itu kompak menatap ke arah luar, begitupun dengan Dosen berkacamata yang tengah mengajar kontan menatap tajam Raka dengan tak suka.
"Em... Masih berkenankah bapak, untuk mengizinkan saya masuk mengikuti perkuliahan?”
Dosen yang tengah berdiri di depan ruangan kelas itu kontan melirik jam di lengannya. Ia kemudian menggelengkan kepalanya, tampak heran. Kenapa ada mahasiswa yang bisa-bisanya datang begitu terlambat.
“Wa’alaikumsalam. Sudah lewat tiga seperempat jam dari jam kuliah. Aturan mengenai batas toleransi mahasiswa/dosen yang kesiangan adalah lima belas menit. Mulut saya sudah berbuih sedari tadi, berbicara panjang lebar menerangakan belasan slide materi, sedang kuping dan mata mereka mungkin juga sudah mencernanya sedari tadi untuk diserap sebagai wawasan sekaligus pengetahuan.
Dan kamu sekarang meminta izin dari saya untuk mengikuti perkuliahan? apa yang bisa kamu dapat dan cerna dari perkuliahan jika kamu datang kesiangan?” tanya Dosen itu sembari memasang wajah yang tampak melotot seolah hendak menerobos kaca matanya.
“Maaf, pak. Saya salah. Mohon kali ini… beri saya kesempatan,”
“Baiklah. Karena ini pertemuan pertama. Saya akan pegang janji kamu. Dan hari ini saya akan beri kamu kesempatan, tapi dengan satu syarat, kamu harus bisa menjawab secara ringkas satu pertanyaan yang materinya sudah diterangkan saya hari ini. Bisa?”
Raka terdiam tak percaya. Ini hari pertamanya masuk kelas padahal, bagaimana mungkin?
“Kamu pasti bisa jika memang berniat ikut perkuliahan saya, bukan datang hanya untuk duduk agar tidak tercoret kehadirannya saja kan.”
“Baiklah, Pak. Terima kasih banyak atas kebaikan juga kesempatannya. Mudah-mudahan saya bisa menjawab pertanyaannya.”
“Bagus. Tenang saja, bukan saya yang akan memberi pertanyaan. Tapi biar mereka yang bertanya, siapa tahu mereka yang sedari tadi diam hening memasang kuping, sebenarnya tidak mengerti dengan materi yang disampaikan.
Rekan-rekan sekalian, barang kali masih ada yang belum mengerti dan belum jelas dengan materi yang saya sampaikan tadi. Silahkan untuk berinisiatif dan bertanya, jangan diam terus dipendam!”
Salah satu orang yang sedang duduk di jajaran depan paling kiri, perempuan yang tengah mengenakan pakaian serba pink itu tampak mengacungkan tangannya. “Pak, saya mau bertanya, atau mungkin ingin dijelaskan kembali mengenai, ‘apa itu Manajemen sebagai Ilmu dan Seni!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Sang Waktu
General FictionKekasih Sang Waktu mengisahkan sebuah percintaan segitiga anak manusia: Raka, Anisa, dan Erza Raka adalah lelaki pemalas, pintar, dan pandai bela diri yang berambisi untuk menjadi orang paling kaya. Raka suka menulis prosa hingga puisi, yang selalu...